Sunday, November 19, 2017

Nabi Shaleh

Nabi Shaleh hidup sekitar 2150-2080 SM adalah salah seorang nabi dan rasul dalam agama Islam yang diutus kepada Kaum Tsamūd. Ia diangkat menjadi nabi pada tahun 2100 SM. kaum Tsamud tinggal di wilayah yang bernama Al-Hijr. Wilayah Al-Hijr terletak di pesisir laut Merah. Wilayah Al-Hijr merupakan wilayah yang memiliki sumber air yang banyak.

Tsamud adalah suku dari bangsa Arab dan kaum Yahudi. Kaum ini tinggal di dataran bernama "Al Hijr" terletak antara Hijaz dan Syam yang dahulunya dikuasai oleh suku Aad yang telah binasa karena pengingkaran terhadap dakwah Hud.

Kemakmuran dan kemewahan hidup serta kekayaan alam yang dahulu dimiliki dan dinikmati oleh suku Aad telah diwarisi oleh kaum Tsamud. Tanah-tanah yang subur yang memberikan hasil berlimpah ruah, binatang-binatang perahan dan ternak yang berkembang biak, kebun-kebun bunga yag indah, bangunan rumah-rumah yang didirikan di atas tanah yang rata dan dipahatnya dari gunung.

Semuanya itu menjadikan mereka hidup tenteram, sejahtera, dan bahagia, merasa aman dari segala gangguan alam dan mengaku bahawa kemewahan hidup mereka akan kekal bagi mereka dan anak keturunan mereka.

Kaum Tsamud tidak mengenal Tuhan. Tuhan mereka adalah berhala-berhala yang mereka sembah dan puja, kepadanya mereka berkorban, tempat mereka meminta perlindungan dari segala bala dan musibah dan mengharapkan kebaikan serta kebahagiaan.

Lalu diutus Nabi Saleh dari suku mereka sendiri, dari keluarga yang terpandang dan dihormati oleh kaumnya, terkenal tangkas, cerdik, pandai, rendah hati dan ramah-tamah dalam pergaulan. Dikenalkan mereka oleh Nabi Saleh kepada Tuhan yang sepatutnya mereka sembah, Tuhan Allah Yang Maha Esa.

Terperanjatlah kaum Saleh mendengar seruan dan dakwahnya yang bagi mereka merupakan hal yang baru yang tidak diduga akan datang dari saudara atau anak mereka sendiri.

Sekelompok kecil dari kaum Tsamud yang kebanyakannya terdiri dari orang-orang yang berkedudukan sosial lemah menerima dakwah Nabi Saleh dan beriman kepadanya sedangkan sebahagian yang terbesar terutamanya mereka yang tergolong orang-orang kaya dan berkedudukan tetap berkeras kepala dan menyombongkan diri menolak ajakan Nabi Saleh dan mengingkari kenabiannya.

Berdoalah Nabi Saleh memohon kepada Allah agar memberinya suatu mukjizat untuk membuktikan kebenaran risalahnya. Ia memohon dari Allah dengan kekuasaan-Nya menciptakan seekor unta betina dikeluarkannya dari perut sebuah batu karang besar yang terdapat di sisi sebuah bukit yang mereka tunjuk.

Maka sejurus kemudian dengan izin Allah Yang Maha Kuasa lagi Maha Pencipta terbelahlah batu karang yang ditunjuk itu dan keluar dari perutnya seekor unta betina.

Persekongkolan diadakan oleh orang-orang dari kaum Tsamud untuk mengatur rancangan pembunuhan unta Nabi Saleh.

Dengan bantuan tujuh orang lelaki bersembunyilah kumpulan itu di suatu tempat dimana biasanya dilalui oleh unta dalam perjalanannya ke perigi tempat ia minum dan begitu unta-unta yang tidak berdosa itu lalu segeralah dipanah betisnya yang disusul dengan menikamkan pedangnya di perutnya.

" Wahai Saleh! Untamu telah mati dibunuh, cobalah datangkan akan apa yang engkau katakan dulu akan ancamannya bila unta itu diganggu, jika engkau betul-betul termasuk orang-orang yang terlalu benar dalam kata-katanya."

Nabi Saleh menjawab, "Aku telah peringatkan kamu, bahwa Allah akan menurunkan azab-Nya atas kamu jika kamu mengganggu unta itu. Maka dengan terbunuhnya unta itu maka tunggulah engkau akan tibanya masa azab yang Allah telah janjikan dan telah aku sampaikan kepada kamu. Kamu telah menentang Allah dan terimalah kelak akibat tentanganmu kepada-Nya. Janji Allah tidak akan meleset. Kamu boleh bersuka-ria dan bersenang-senang selama tiga hari ini kemudian terimalah ganjaranmu yang setimpal pada hari keempat. Demikianlah kehendak Allah dan takdir-Nya yang tidak dapat ditunda atau dihalang."


Nabi Saleh memberitahu kaumnya bahwa azab Allah yang akan menimpa di atas mereka akan didahului dengan tanda-tanda, yaitu pada hari pertama bila mereka terbangun dari tidur, wajah mereka menjadi kuning dan akan berubah menjadi merah pada hari kedua dan hitam pada hari ketiga dan pada hari keempat turunlah azab Allah yang pedih.

Pada hari jumat, wajah kaum Tsamud yang ingkar berubah menjadi merah. Mereka menganggap bahwa hari pertama dan hari kedua merupakan kematian bagi mereka. Oleh karena itu, pada hari ketiga mereka bersukaria. Mereka menganggap hari kematian mereka telah berlalu, padahal pada hari itu azab bagi mereka akan datang.

Pada hari itu, wajah mereka telah berubah menjadi hitam. Kaum Tsamud masih menunggu azab yang dijanjikan. Tiba-tiba terdengar suara menggelegar yang sangat menakutkan dari langit. Suara itu disertai dengan gempa bumi yang kuat.


Demikian cepatnya mereka dihancurkan oleh Guntur itu. Mereka hancur lebur oleh Guntur itu dan tanpa bekas. Seakan-akan mereka tidak pernah ada. Tidak seorang pun yang selamat dari azab Allah kecuali yang beriman kepada-Nya.

Satu hari sebelum hari turunnya azab yang telah ditentukan itu, dengan izin Allah berangkatlah Nabi Saleh bersama para mukminin pengikutnya menuju Ramlah, sebuah tempat di Palestina, meninggalkan Hijir dan penghuninya, kaum Tsamud habis binasa, ditimpa halilintar yang dahsyat beriringan dengan gempa bumi yang mengerikan.


Sumber :
https://id.wikipedia.org/wiki/Shaleh
http://dunia-nabi.blogspot.co.id/2014/10/kisah-nabi-saleh-dan-kaum-tsamud.html

Thursday, October 26, 2017

Nabi Luth

Lūth hidup sekitar tahun 1950-1870 SM dan diangkat menjadi nabi pada tahun 1900 SM.  Luth merupakan nabi yang diutus untuk negeri Sadum dan Gomorrah dan ditugaskan berdakwah kepada Kaum yang hidup di negeri Sadum, Syam, Palestina.

Nabi Luth adalah anak keponakan dari Nabi Ibrahim. Ayahnya yang bernama Haran (Abara'an) bin Tareh adalah saudara kandung dari Ibrahim, ayahnya kembar dengan pamannya yang bernama Nahor. Silsilah lengkapnya adalah Luth bin Haran bin Azara bin Nahur bin Suruj bin Ra'u bin Falij bin 'Abir bin Syalih bin Arfahsad bin Syam bin Nuh.

Nabi Luth beriman kepada pamannya, yaitu Nabi Ibrahim, dan mendampinginya dalam perjalanan. Ketika mereka berada di Mesir mereka mempunyai usaha bersama dalam bidang peternakan yang sangat berhasil. Binatang ternaknya berkembang biak dengan pesat sehingga dalam waktu yang singkat jumlah binatang yang sudah berlipat ganda itu tidak dapat ditampung dalam tempat tersebut.

Akhirnya usaha bersama Ibrahim-Luth dipecah dan binatang ternak serta harta milik perusahaan mereka dibagi dan berpisahlah Luth dengan Ibrahim. Luth pindah ke Yordania dan bermukim di sebuah tempat bernama Sadum (Sodom).

Masyarakat Sadum atau Sodom adalah masyarakat yang rendah moralnya dan rusak akhlaknya. Masyarakat Sadum tidak mempunyai pegangan agama atau nilai kemanusiaan yang beradab. Maksiat dan kemungkaran merajalela dalam pergaulan hidup mereka. Pencurian dan perampasan harta merupakan kejadian sehari-hari di mana yang kuat menjadi penguasa sedangkan yang lemah menjadi korban penindasan dan perlakuan sewenang-wenang.

Maksiat yang paling menonjol yang menjadi ciri khas hidup mereka adalah perbuatan homoseksual atau liwath di kalangan lelakinya dan lesbian di kalangan wanitanya. Kedua jenis kemungkaran ini begitu merajalela di dalam masyarakat sehingga hal tersebut merupakan suatu kebudayaan bagi kaum Sadum.

Musafir yang masuk ke Sadum tidak akan selamat dari gangguan mereka. Jika ia membawa barang-barang yang berharga maka dirampaslah barang-barangnya, jika ia melawan atau menolak menyerahkan hartanya maka nyawanya tidak akan selamat.

Akan tetapi jika pendatang itu seorang lelaki yang bermuka tampan dan berparas elok maka ia akan menjadi rebutan di antara kalangan laki-laki dari mereka dan akan menjadi korban perbuatan keji lelakinya dan sebaliknya jika si pendatang itu seorang perempuan muda maka ia akan menjadi mangsa bagi pihak wanitanya pula.

Nabi Luth mengajak mereka beriman dan beribadah kepada Allah meninggalkan kebiasaan mungkar, menjauhkan diri dari perbuatan maksiat dan kejahatan, menghindari bujukan iblis dan setan. Ia memberi peringatan kepada mereka bahwa Allah-lah yang telah menciptakan mereka dan alam sekitar mereka.

Nabi Luth berseru kepada mereka agar meninggalkan adat kebiasaan keji mereka yaitu melakukan perbuatan homoseksual dan lesbian. Luth menyatakan perbuatan itu bertentangan dengan fitrah dan hati nurani manusia serta menyalahi hikmah yang terkandung di dalam penciptaan manusia yang diciptakan menjadi dua jenis yaitu lelaki dan wanita.

Juga kepada mereka di beri nasihat supaya menghormati hak milik masing-masing dengan meninggalkan perbuatan perampasan, perampokan serta pencurian yang selalu mereka lakukan di antara sesama mereka dan terutama kepada musafir yang datang ke Sadum.

Diajaknya kaumnya untuk melakukan amal saleh dan meninggalkan perbuatan maksiat dan mungkar. Akan tetapi keruntuhan moral dan kerusakan akhlak telah mendarah daging di dalam pergaulan sosial mereka dan pengaruh hawa nafsu serta bujukan setan sudah begitu kuat dan menguasai tindak-tanduk mereka, maka dakwah dan ajakan Nabi Luth yang dilaksanakan dengan kesabaran dan ketekunan tidak mendapat tempat di dalam hati dan pikiran mereka dan berlalu begitu saja, masuk telinga kanan keluar telinga kiri.

Telinga-telinga mereka sudah menjadi tuli terhadap ajaran-ajaran Nabi Luth sedang hati dan pikiran mereka sudah tersumbat rapat dengan ajaran-ajaran setan dan iblis.
Kaum Luth merasa kesal mendengar dakwah dan nasihat-nasihat Nabi Luth yang tidak putus-putusnya itu dan minta agar ia menghentikan aksi dakwahnya atau menghadapi pengusiran dirinya dari Sadum bersama keluarga dan pengikutnya.

Dari Nabi Luth pun sudah tidak ada harapan lagi kalau masyarakat Sadum dapat terangkat dari lembah kesesatan dan keruntuhan moral mereka dan bahwa meneruskan dakwah kepada mereka yang sudah buta-tuli hati dan pikiran itu hanya sia-sia belaka.

Satu-satunya cara, menurut pikiran Nabi Luth untuk mencegah penyakit akhlak yang sudah parah itu agar tidak menular kepada negeri tetangganya, ialah dengan melenyapkan mereka dari atas bumi sebagai balasan terhadap kecongkakan mereka, juga agar menjadi pelajaran umat-umat sesudahnya. Dia memohon kepada Allah agar masyarakat Sadum diberi pelajaran berupa azab di dunia sebelum azab yang menanti mereka di akhirat kelak.

Permohonan Nabi Luth dan doanya diperkenankan dan dikabulkan oleh Allah. Dikirimkanlah kepadanya tiga orang malaikat yang menyamar sebagai manusia biasa. Mereka adalah malaikat yang bertemu Nabi Ibrahim dengan membawa berita gembira atas kelahiran Nabi Ishaq, dan memberitahukan kepada mereka bahwa mereka adalah utusan Allah dengan tugas menurunkan azab kepada kaum Luth, penduduk kota Sadum.

Dalam pertemuan tersebut Nabi Ibrahim memohon agar penurunan azab kepada kaum Sodom ditunda, kalau-kalau mereka kembali sadar, kemudian mendengarkan dan mengikuti ajakan Luth serta bertobat dari segala maksiat dan perbuatan mungkar.

Juga dalam pertemuan itu Nabi Ibrahim mohon agar anak saudaranya, Luth diselamatkan dari azab yang akan diturunkan kepada kaum Sodom, permintaan itu oleh para malaikat tersebut diterima dan dijamin bahwa Luth dan keluarganya tidak akan terkena azab.

Para malaikat tersebut sampai di Sodom dengan menyamar sebagai lelaki muda yang berparas tampan dan badan yang berotot, serta tegap tubuhnya. Dalam perjalanan, ketika mereka hendak memasuki kota, mereka berselisih dengan seorang gadis yang cantik yang sedang mengambil air dari sebuah perigi.

Lelaki muda (malaikat) bertanya kepada si gadis kalau-kalau mereka diterima di rumah sebagai tamu. Si gadis tidak berani memberi keputusan sebelum ia berunding terlebih dahulu dengan keluarganya. Maka ditinggalkanlah para lelaki muda itu lalu pulang ke rumah cepat-cepat untuk memberitahu ayahnya (Luth).

Mendengar kabar berita anak perempuannya, Nabi Luth menjadi bingung, jawaban apa yang harus ia berikan kepada para pendatang yang ingin bertamu ke rumahnya untuk beberapa waktu, namun menerima tamu yang berparas tampan akan mengundang risiko yaitu gangguan kepadanya dan kepada tamu dari kaumnya yang tergila-gila untuk melakukan hubungan seks sejenis dengan anak muda yang mempunyai tubuh bagus dan paras wajah elok.

Sedang kalau hal yang demikian itu terjadi ia sebagai tuan rumah harus bertanggungjawab terhadap keselamatan tamunya, padahal ia merasa bahwa ia tidak akan berdaya menghadapi kaumnya yang bengis-bengis dan haus maksiat itu.

Nabi Luth memutuskan untuk menerima lelaki-lelaki muda itu sebagai tamu di rumahnya. Luth hanya pasrah kepada Allah dan berlindung sekiranya terdapat segala rintangan yang datang. Lalu pergilah Luth menjemput tamu yang sedang menanti di pinggir kota dan diajaklah mereka bersama-sama ke rumah. Ketika itu, kota Sodom sudah dalam keadaan malam hari dan penduduknya sudah nyenyak tidur di rumah masing-masing.

Nabi Luth telah pun berpesan kepada isteri dan kedua puterinya agar merahasiakan kedatangan anak-anak lelaki muda itu. Jangan sampai terdengar dan diketahui oleh kaumnya. Namun, isteri Nabi Luth membocorkan berita kedatangan tamu Luth kepada mereka. Berita kedatangan tamu Luth tersebar kerana isteri Nabi Luth.

Datanglah beramai-ramai lelak-lelaki Sodom, yang buta seks ini, ke rumah Nabi Luth, berkeinginan untuk memuaskan nafsu seksual mereka, setelah lama tidak mendapat anak muda. Berteriaklah mereka memanggil Luth untuk melepaskan anak-anak muda itu, agar diberikan kepada mereka untuk memuaskan nafsu.

Dengar teriakan mereka, Nabi Luth tidak membuka pintu bagi mereka dan berseru agar mereka kembali ke rumah masing-masing dan jangan mengganggu tamu yang datangnya dari jauh yang sepatutnya dihormati dan dimuliakan. Mereka diberi nasihat agar meninggalkan perbuatan mereka yang keji itu.

Perbuatan mereka yang bertentangan dengan fitrah manusia dan kodrat alam di mana Allah telah menciptakan manusia berpasangan antara lelaki dengan perempuan untuk menjaga kelangsungan keturunan umat manusia sebagai makhluk yang termulia di atas bumi. Nabi Luth berseru agar mereka kembali kepada isteri-isteri mereka dan meninggalkan perbuatan maksiat dan mungkar yang tidak senonoh, sebelum mereka dilanda azab dan siksaan Allah.

Seruan dan nasihat-nasihat Nabi Luth tidak dihiraukan dan dipedulikan, mereka bahkan mendesak akan membuka pintu rumahnya dengan paksa jika pintu tidak dibuka dengan sukarela. Merasa dirinya sudah tidak berdaya untuk menahan arus orang-orang lelaki kaumnya itu yang akan memaksakan kehendaknya dengan kekerasan berkatalah Nabi Luth secara terus terang kepada para tamunya:

"Sesungguhnya aku tidak berdaya lagi menahan orang-orang itu jika menyerbu ke dalam. Aku tidak memiliki senjata dan kekuatan fisik yang dapat menolak kekerasan mereka, tidak pula mempunyai keluarga atau sanak saudara yang disegani oleh mereka yang dapat aku mintai pertolongannya. Aku merasa sangat kecewa, bahwa sebagai tuan rumah aku tidak dapat menghindarkan gangguan terhadap tamu di rumahku sendiri."

Mendengar keluh kesah Nabi Luth, lantas pemuda-pemuda itu memberitahu hal yang sebenarnya, bahwa mereka adalah malaikat-malaikat yang menyamar sebagai manusia yang diutus oleh Allah untuk menurunkan azab dan siksa atas rakyatnya karena segala kemungkaran dan kemaksiat yang keji dan kotor.

Malaikat-malaikat itu menyuruh Nabi Luth membuka pintu rumahnya seluas mungkin agar dapat memberi kesempatan bagi orang-orang yang haus seks dengan lelaki itu masuk. Mereka pun menyerbu masuk.

Namun malangnya ketika pintu dibuka dan para penyerbu menginjakkan kaki mereka untuk masuk, tiba-tiba gelaplah pandangan mereka dan tidak dapat melihat sesuatu pun. Malaikat-malaikat tadi telah membutakan mata mereka. Lalu, diusap-usap dan digosok-gosok mata mereka, ternyata mereka sudah menjadi buta.

Sementara para penyerbu rumah Nabi Luth berada dalam keadaan kacau balau berbenturan satu dengan yang lain berteriak-teriak, bertanya-tanya apa gerangan yang menjadikan mereka buta mendadak. Para malaikat tersebut berseru kepada Nabi Luth agar meninggalkan segera perkampungan tersebut bersama keluarga dan pengikutnya, karena telah tiba waktunya azab Allah ditimpakan. Para malaikat berpesan kepada Nabi Luth dan keluarganya agar dalam perjalanan ke luar kota jangan ada seorang pun dari mereka menoleh ke belakang.

Nabi Luth keluar dari rumahnya selepas tengah malam, bersama keluarganya terdiri dari seorang isteri dan dua puterinya berjalan cepat menuju keluar kota, tidak menoleh ke kanan maupun ke kiri sesuai dengan petunjuk para malaikat yang menjadi tamunya.

Akan tetapi si isteri yang menjadi musuh dalam selimut bagi Nabi Luth tidak tega meninggalkan kaumnya. Ia berada di belakang rombongan Nabi Luth berjalan perlahan-lahan tidak secepat langkah suaminya dan tidak henti-hentinya menoleh ke belakang karena ingin mengetahui apa yang akan menimpa atas kaumnya, seakan-akan meragukan kebenaran ancaman para malaikat yang telah didengarnya sendiri.

Dan begitu Nabi Luth beserta kedua puterinya melewati batas kota Sadum, sewaktu fajar menyingsing, bergetarlah bumi dengan dahsyatnya di bawah kaki rakyat Sadum, tidak terkecuali isteri Nabi Luth yang munafik itu.

Getaran tersebut kemudian diikuti gempa bumi yang dahsyat disertai angin yang kencang dan hujan batu yang menghancurkan kota Sadum berserta semua penghuninya. Bertebaran mayat-mayat yang dilaknat oleh Allah di kota Sodom, dan hancurlah kota tersebut.


Namun, masih ditinggalkan sisa-sisa kehancuran kota tersebut oleh Allah, sebagai peringatan kaum yang kemudian yang melalui bekas kota Sadum tersebut. Demikianlah kebesaran dan ayat Allah yang diturunkan untuk menjadi pelajaran bagi hamba-hamba-Nya yang mendatang.

"Kaum Luth telah mendustakan rasul-rasul, ketika saudara mereka, Luth, berkata kepada mereka: "Mengapa kamu tidak bertakwa? Sesungguhnya aku adalah seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu, maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku. Dan aku sekali-kali tidak minta upah kepadamu atas ajakan itu; upahku tidak lain hanyalah dari Tuhan semesta alam. Mengapa kamu mendatangi jenis lelaki di antara manusia, dan kamu tinggalkan isteri-isteri yang dijadikan oleh Tuhanmu untukmu, bahkan kamu adalah orang-orang yang melampaui batas." Mereka menjawab: "Hai Luth, sesungguhnya jika kamu tidak berhenti, benar-benar kamu termasuk orang-orang yang diusir." Luth berkata: "Sesungguhnya aku sangat benci kepada perbuatanmu." (Luth berdoa): "Ya Tuhanku selamatkanlah aku beserta keluargaku dari (akibat) perbuatan yang mereka kerjakan." Lalu Kami selamatkan ia beserta keluarganya semua, kecuali seorang perempuan tua (isterinya), yang termasuk dalam golongan yang tinggal. Kemudian kami binasakan yang lain. Dan Kami hujani mereka dengan hujan (batu) maka amat jeleklah hujan yang menimpa orang-orang yang telah diberi peringatan itu."

Surat Asy-Syuaraa (26:160-173)


Sumber :
https://id.wikipedia.org/wiki/Luth
https://www.merdeka.com/gaya/kisah-nabi-luth-as-dan-laknat-allah-swt-pada-kaum-sodom.html
http://www.ahlulbaitindonesia.or.id/berita/kisah-iblis-menjerumuskan-kaum-nabi-luth/

Tuesday, October 24, 2017

Cat Stevens Menjadi Yusuf Islam

Alunan Hijrah Cat Stevens Menjadi Yusuf Islam

Selasa 24 Oct 2017

1976 menjadi tahun yang tidak pernah bisa dilupakan musisi dan penulis lagu legendaris Cat Stevens. Pada suatu hari di tahun itu, pria kelahiran Inggris ini, nyaris kehilangan nyawanya. 

Stevens saat itu sedang menikmati hari biasa berenang di laut dekat pantai Malibu, California. Merasa cukup, ia berniat kembali ke tepian. Namun, di tengah perjalanan, gelombang pasang mengadang. Ia mencoba sekuat tenaga, bergumul dengan arus, berusaha menerobosnya. Upayanya sia-sia.

Seketika, lemas pun mulai menjalar ke seluruh tubuh. Tak lagi berdaya, kehidupannya seperti tinggal menunggu berakhir tenggelam di dasar lautan. "Saya tidak memiliki tenaga tersisa," kata dia kepada majalah musik Rolling Stone, 2015 silam. "Hanya ada satu tempat meminta pertolongan, dan itu adalah Tuhan."

Stevens memang tidak pernah meragukan keberadaan Tuhan. Namun ia mengaku selalu jauh dari-Nya. "Saya tidak pernah meminta pertolongan padaNya karena semuanya selalu berjalan baik-baik saja sepanjang hidupku," ujar Stevens mengisahkan. 

Namun kali ini ia ada di ambang hidup dan mati. Tak ada yang bisa dilakukan selain berpasrah dan berharap pertolongan terakhir. Stevens pun bernazar. Jika Tuhan menyelamatkannya, ia akan setia mematuhi segala perintahNya. Syahdan, keajaiban datang. Ombak yang hampir mengaramkan jiwanya, justru berbalik menyeretnya ke tepi pantai dan menyelamatkan hidupnya.

Setelah hari itu semuanya tak lagi sama. Apalagi, secara kebetulan, ia kemudian dipertemukan dengan Alquran. Kakaknya, David, tiba-tiba memberinya salinan mushaf untuk dipelajarinya. "Saya merasa seperti menemukan sesuatu rahasia besar dan luar biasa."

Pengembaraan spiritual

Stevens terlahir dengan nama Stephen Demetre Georgiou, 21 Juli 1948, di London sebagai non-Muslim (Nasrani). Orang tuanya, keturunan Yunani dan Swedia, berpisah saat ia berumur delapan tahun.

Georgiou muda tumbuh besar di lingkungan yang kental dengan budaya musik. Arah hidup mulai ditentukannya setelah mendengarkan rekaman milik Bob Dylan untuk pertama kalinya. Bakat bermusiknya berkembang. 

Pada usia 18 tahun, Georgiou mulai mengisi panggung di salah satu warung kopi ternama di London. Di situ ia mulai menggunakan nama panggung Cat Stevens.  Kariernya meroket pada 1970 ketika lagunya "Father and Son" dan "Wild World" menjadi hit di radio-radio. Stevens menjadi idola.

"Ketika aku berusia 18 tahun, aku telah menyelesaikan rekaman dalam delapan kaset. Setelah itu banyak sekali tawaran. Dan aku pun bisa mengumpulkan uang yang banyak. Di samping itu, pamorku pun mencapai puncak," imbuhnya.

Pada saat itu, ia merasa bahwa dirinya lebih besar dari alam ini dan seolah-olah usianya lebih panjang daripada kehidupan dunia. Meski begitu kehidupannya tidak seperti selebritas lain, yang hidup hura-hura dan bergelimang narkoba. Salah satu penyebabnya karena ia memiliki penyakit tuberkulosis yang pernah membuatnya nyaris meninggal pada 1968. 

Dalam perjalanan hidupnya, Stevens kerap mengalami kegamangan akan identitas dan tujuan hidup. Melihat lingkungan yang ia geluti, Tuhan adalah uang dan ketenaran. Namun uang ternyata tidak membuatnya bahagia. Secara mandiri ia mulai melakukan pencarian kebenaran dan tujuan hidup yang selama ia rasa hampa dalam hatinya.

Pengembaraan dan pencarian akan kebenaran ia jalani. Ia merasa keyakinan yang selama ini ia pegang ia anggap belum mampu membasuh dahaga spiritualnya. Beberapa ajaran Timur ia pelajari dan coba mendalaminya. Demi dahaganya ini juga yang membawanya pada ajaran Timur.

"Aku mulai mengetuk pintu Budha dan falsafah Cina. Aku pun mempelajarinya. Aku mengira, kebahagiaan adalah dengan mencari berita apa yang akan terjadi di hari esok, sehingga kita bisa menghindari keburukannya. Aku berubah menjadi penganut paham Qadariyyah. Aku percaya dengan bintang-bintang, mencari berita apa yang akan terjadi. Tetapi, semua itu ternyata keliru," lanjutnya.

Suatu ketika, saat berlibur di Marrakesh, Maroko, Stevens sempat tergugah oleh alunan azan. Seseorang menjelaskan kepada Stevens bahwa itu adalah "musik untuk Tuhan".  Stevens penasaran, "Musik untuk Tuhan? Saya belum pernah mendengarnya sebelumnya - saya pernah mendengar musik untuk uang, musik untuk ketenaran, musik untuk kepentingan pribadi, tapi musik untuk Tuhan!"

Pengalaman itu memang belum langsung mengubahnya. Namun seperti menjadi panggilan baginya untuk memahami petunjuk. Semua menjadi terang saat saudara laki-laki Stevens, David Gordon, seorang mualaf, membawakannya salinan Alquran sebagai hadiah ulang tahun dari sebuah perjalanan ke Yerusalem. Kitab suci itu datang padanya tak lama setelah insiden yang hampir merenggut nyawanya di laut Malibu. Stevens dengan cepat membaca dan mencoba mendalami isi mushaf tersebut.

Stevens kemudian secara resmi masuk agama Islam pada 23 Desember 1977. Namanya berubah menjadi Yusuf Islam pada tahun 1978. Yusuf adalah lafal Arab atas nama Joseph, dia menyatakan bahwa dia "selalu mencintai nama Yusuf" dan sangat tertarik dengan kisah Nabi Yusuf di dalam Alquran.

"Saya telah menemukan rumah spiritual yang telah saya cari hampir sepanjang hidup saya. Dan jika Anda mendengarkan musik dan lirik saya, seperti 'Peace Train' dan 'On The Road To Find Out', itu jelas menunjukkan kerinduan saya untuk arahan dan jalan spiritual yang saya tempuh," ungkap Stevens dalam wawancaranya dengan majalah musik Rolling Stone.

Yusuf kemudian menikahi Fauzia Mubarak Ali pada tanggal 7 September 1979, di Masjid Regent's Park, London. Mereka memiliki satu anak laki-laki dan empat anak perempuan dan tujuh cucu. Anak keduanya meninggal saat masih bayi. Mereka tinggal di London dan menghabiskan sebagian waktunya di Dubai.

Meninggalkan kehidupan gemerlap dunia musik, Yusuf fokus membesarkan keluarganya. Ia juga mendirikan sejumlah sekolah Muslim di seluruh Inggris dan organisasi amal Small Kindness, yang fokusnya membantu para korban terdampak perang.

Bertahun-tahun banyak yang mendorongnya untuk bermusik lagi. Ia tetap bergeming. Namun perang di Afghanistan dan konflik di Irak meresahkannya. Ia merasa dunia perlu melihat setidaknya satu sosok Muslim yang benar-benar anti-kekerasan di televisi. "Terlalu banyak antagonisme (terhadap muslim) di dunia," kata Yusuf. "Terlalu banyak muslim baik yang terlupakan karena aksi ekstremisme yang ditampilkan di seluruh dunia."

Ketika kelompok ISIS menjadi ancaman bagi Amerika dan negara lain di dunia, Yusuf pun mencoba memantapkan diri untuk muncul kembali. "Mereka (ISIS) tidak ada hubungnya dengan Islam. Muslim telah menjadi subjek banyak penguasa tiran dan regim yang opresif," kata dia.

Setelah 30 tahun meninggalkan panggung besar dunia musik, pada 2006 Yusuf kembali tampil. Ia sempat menggelar konser dengan tajuk 'Guess I'll TakeMy Time' dengan membawakan lagu lagu lama dan barunya. Ia menyambangi Inggris pada tahun 2009, Australia pada tahun 2010, dan seluruh Eropa di tahun 2011.

Pada suatu wawancara dengan The Guardian (2009), Yusuf tidak menampik pertentangan batinnya kembali ke musik. Namun ia berharap, ini bisa memberikan kontribusi bagi umat yang membutuhkan. "Menjadi bagian dari masyarakat multikultur artinya Anda harus berkontribusi dengan cara yang Anda bisa," kata dia. "Jadi saya mulai berpikir, saya bisa bernyanyi. Itu yang saya kuasai. Saya bisa membuat kontribusi."


Sumber :
https://www.republika.co.id/berita/senggang/musik/17/10/27/oyad53284-alunan-hijrah-cat-stevens-menjadi-yusuf-islam

Saturday, October 7, 2017

Nabi Hud

Setelah Allah menurunkan banjir maha dahsyat kepada kaum-kaum kafir zaman Nabi Nuh, orang-orang yang beriman pun diselamatkan dari bahaya maut tersebut. Usai peristiwa banjir dahsyat terebut, kaum nabi Nuh yang mukmin melahirkan anak dan cucu sebagai keturunan mereka.

Setelah lahir, anak cucu mereka kemudian hidup terpencar di seluruh pelosok yang berjauhan. Mereka berjauhan dan terbentuk menjadi suku, kaum, dan bangsa. Masing-masing golongan, suku, dan bangsa berkembang menurut adat kebiasaan atau tradisi masing-masing. Salah satunya adalah Kaum 'Ad yang tinggal di jazirah Arab, disuatu tempat bernama Al-Ahqaf yang terletak di utara Hadramaut antara Yaman dan Oman.
“(Yaitu) penduduk Iram (ibu kota tempat tinggal kaum ‘Aad) yang mempunyai bangunan-bangunan yang tinggi–Yang belum pernah dibangun (suatu kota) seperti itu, di negeri-negeri lain,” (QS. Al Fajr: 7-8)
“Apakah kamu mendirikan pada tiap-tiap tanah tinggi bangunan untuk bermain-main (bermewah-mewah) –Dan kamu membuat benteng-benteng dengan maksud agar kamu kekal (di dunia)?” (QS. Asy Syu’ara: 128-129)
“Dan apabila kamu menyiksa, maka kamu menyiksa sebagai orang-orang yang kejam dan bengis.–Maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku.–Dan bertakwalah kepada Allah yang telah menganugerahkan kepadamu apa yang kamu ketahui.–Dia telah menganugerahkan kepadamu binatang-binatang ternak, dan anak-anak,–Dan kebun-kebun dan mata air,” (QS. Asy Syu’ara: 130-134)
Di Al Ahqaaf (bukit-bukit berpasir) kaum ‘Aad tinggal di rumah-rumah yang memiliki tiang-tiang yang besar. Kaum Aad membangun istana-istana dan benteng-benteng yang tinggi dan membanggakan diri dengan bangunan-bangunan itu.

Kaum Aad memiliki peradaban yang tinggi; mereka unggul dalam bidang pertanian karena melimpahnya air yang segar kepada mereka, di samping mereka memiliki harta dan binatang ternak yang banyak. Tempat mereka ketika itu menjadi ladang yang subur dan hijau, penuh dengan kebun-kebun yang indah dan mata air.

Kaum Aad memiliki bentuk fisik yang berbeda dengan yang lain, badan mereka tinggi dan kuat. Apabila mereka berperang atau menyerang suatu kaum, maka mereka dapat memenangkan peperangan itu dan serangan mereka begitu mengerikan.

Al Ahqaaf (bukit-bukit berpasir), di sana tinggal kaum ‘Aad pertama yang nasab mereka sampai kepada Nabi Nuh. Mereka tinggal di rumah-rumah yang memiliki tiang-tiang yang besar sebagaimana difirmankan Allah Subhanahu wa Ta’ala:
“(Yaitu) penduduk Iram (ibu kota tempat tinggal kaum ‘Aad) yang mempunyai bangunan-bangunan yang tinggi–Yang belum pernah dibangun (suatu kota) seperti itu, di negeri-negeri lain,” (QS. Al Fajr: 7-8)
Mereka juga membangun istana-istana dan benteng-benteng yang tinggi dan membanggakan diri dengan bangunan-bangunan itu. Hal ini sebagaimana difirmankan Allah Subhanahu wa Ta’ala:
“Apakah kamu mendirikan pada tiap-tiap tanah tinggi bangunan untuk bermain-main (bermewah-mewah) –Dan kamu membuat benteng-benteng dengan maksud agar kamu kekal (di dunia)?” (QS. Asy Syu’ara: 128-129)
Mereka juga memiliki peradaban yang tinggi; mereka unggul dalam bidang pertanian karena melimpahnya air yang segar kepada mereka, di samping mereka memiliki harta dan binatang ternak yang banyak. Tempat mereka ketika itu menjadi ladang yang subur dan hijau, penuh dengan kebun-kebun yang indah dan mata air.
Allah Subhanahu wa Ta’ala juga mengaruniakan kepada mereka bentuk fisik yang berbeda dengan yang lain, badan mereka tinggi dan kuat. Apabila mereka berperang atau menyerang suatu kaum, maka mereka dapat memenangkan peperangan itu dan serangan mereka begitu mengerikan. Hal ini sebagaimana firman Allah Ta’ala menyebutkan perkataan Nabi Hud kepada mereka,
“Dan apabila kamu menyiksa, maka kamu menyiksa sebagai orang-orang yang kejam dan bengis.–Maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku.–Dan bertakwalah kepada Allah yang telah menganugerahkan kepadamu apa yang kamu ketahui.–Dia telah menganugerahkan kepadamu binatang-binatang ternak, dan anak-anak,–Dan kebun-kebun dan mata air,” (QS. Asy Syu’ara: 130-134)


Read more http://kisahmuslim.com/2558-kisah-nabi-hud-alaihis-salam.html
Al Ahqaaf (bukit-bukit berpasir), di sana tinggal kaum ‘Aad pertama yang nasab mereka sampai kepada Nabi Nuh. Mereka tinggal di rumah-rumah yang memiliki tiang-tiang yang besar sebagaimana difirmankan Allah Subhanahu wa Ta’ala:
“(Yaitu) penduduk Iram (ibu kota tempat tinggal kaum ‘Aad) yang mempunyai bangunan-bangunan yang tinggi–Yang belum pernah dibangun (suatu kota) seperti itu, di negeri-negeri lain,” (QS. Al Fajr: 7-8)
Mereka juga membangun istana-istana dan benteng-benteng yang tinggi dan membanggakan diri dengan bangunan-bangunan itu. Hal ini sebagaimana difirmankan Allah Subhanahu wa Ta’ala:
“Apakah kamu mendirikan pada tiap-tiap tanah tinggi bangunan untuk bermain-main (bermewah-mewah) –Dan kamu membuat benteng-benteng dengan maksud agar kamu kekal (di dunia)?” (QS. Asy Syu’ara: 128-129)
Mereka juga memiliki peradaban yang tinggi; mereka unggul dalam bidang pertanian karena melimpahnya air yang segar kepada mereka, di samping mereka memiliki harta dan binatang ternak yang banyak. Tempat mereka ketika itu menjadi ladang yang subur dan hijau, penuh dengan kebun-kebun yang indah dan mata air.
Allah Subhanahu wa Ta’ala juga mengaruniakan kepada mereka bentuk fisik yang berbeda dengan yang lain, badan mereka tinggi dan kuat. Apabila mereka berperang atau menyerang suatu kaum, maka mereka dapat memenangkan peperangan itu dan serangan mereka begitu mengerikan. Hal ini sebagaimana firman Allah Ta’ala menyebutkan perkataan Nabi Hud kepada mereka,
“Dan apabila kamu menyiksa, maka kamu menyiksa sebagai orang-orang yang kejam dan bengis.–Maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku.–Dan bertakwalah kepada Allah yang telah menganugerahkan kepadamu apa yang kamu ketahui.–Dia telah menganugerahkan kepadamu binatang-binatang ternak, dan anak-anak,–Dan kebun-kebun dan mata air,” (QS. Asy Syu’ara: 130-134)


Read more http://kisahmuslim.com/2558-kisah-nabi-hud-alaihis-salam.html
Nabi Hud hidup pada masa sekitar 2450-2320 SM yang diutus untuk Kaum 'Ad. Nabi Hud hidup sekitar 150 tahun dan diutus menjadi rasul pada tahun 2400 SM. Mereka dikaruniai oleh Allah (الله‎) tanah yang subur, dengan sumber-sumber air yang memudahkan mereka bercocok tanam.

Kaum Aad merupakan kaum penyembah berhala bernama Shamud, Shada, dan al-Haba. Sebagaimana dengan kaum Nabi Nuh (نوح), kaum Hud, yaitu suku 'Aad tidak mengenal Allah sebagai Tuhannya. Mereka membuat patung-patung yang diberi nama Shamud dan Alhattar dan itu yang disembah sebagai tuhan mereka yang menurut kepercayaannya dapat memberi kebahagiaan, kebaikan dan keuntungan serta dapat menolak kejahatan, kerugian dan segala musibah.

Nabi Hud memulai dakwahnya dengan menarik perhatian kaumnya suku 'Aad kepada tanda-tanda wujudnya Allah yang berupa alam sekitar mereka dan bahwa Allah-lah yang menciptakan mereka semua dan mengaruniakan mereka dengan segala kenikmatan hidup.

Bagi kaum 'Aad, seruan dan dakwah Nabi Hud itu tidak pernah mereka dengar. Mereka melihat bahwa ajaran yang dibawa oleh Nabi Hud itu akan mengubah cara hidup mereka dan membongkar peraturan dan adat istiadat yang telah mereka kenal dan warisi dari nenek moyang mereka. Kaum 'Aad tetap kafir dan tetap membangkang sehingga Allah memberikan musibah.

Tahap pertama kaum Aad dditimpa kekeringan yang melanda ladang dan kebun mereka. Diharapkan dengan musibah kekeringan untuk segera sadar akan kesesatan dan kekafiran mereka dan kembali beriman kepada Allah dengan meninggalkan persembahan mereka yang batil untuk kemudian bertaubat dan memohon ampun kepada Allah agar segera hujan turun kembali dan menghindari mereka dari bahaya kelaparan yang mengancam.

Akan tetapi mereka tetap belum mau percaya dan menganggap janji Nabi Hud itu adalah janji kosong. Mereka bahkan pergi menghadap berhala-berhala mereka memohon perlindungan dari musibah yang mereka hadapi.

Tahap kedua didatangkan gumpalan awan dan mega hitam yang tebal. Mega hitam itu bukanlah mega hitam dan awan rahmat, tapi membawa kehancuran sebagai pembalasan Allah. Awan yang tebal itu diiringi angin yang dahsyat dan kencang yang merusakkan bangunan rumah dari dasarnya, membawa berterbangan semua perabotan dan harta benda.

Binatang ternak kaum 'Aad diterbangkan. Angin ribut tersebut menyambar segala yang ada, termasuk gunung-gunung yang menjadi hancur dan rata. Selama tujuh malam dan delapan hari, angin tersebut tidak berhenti. Mayat-mayat kaum 'Aad berceceran, ibarat pohon-pohon yang tumbang. 


Nabi Hud dan para sahabatnya yang beriman mendapat perlindungan Allah dari bencana yang menimpa kaumnya.

Setelah keadaan cuaca kembali tenang dan tanah Al-Ahqaf sudah menjadi sunyi senyap dari kaum 'Aad pergilah Nabi Hud meninggalkan tempatnya berhijrah ke Hadramaut, dimana ia tinggal menghabiskan sisa hidupnya sampai ia wafat dan dimakamkan di sana yang terletak di atas sebuah bukit, di suatu tempat lebih kurang 50 km dari kota Siwun.


Sumber :
https://id.wikipedia.org/wiki/Hud
http://kisahmuslim.com/2558-kisah-nabi-hud-alaihis-salam.html
https://www.merdeka.com/peristiwa/kisah-kaum-nabi-hud-kena-azab-disambar-angin-ribut-selama-8-hari.html

Saturday, September 2, 2017

Nabi Ibrahim & Nabi Ismail

Nabi Ibrahim as adalah nabi ke-6 yang wajib diketahui umat Islam. Silsilah Nabi Ibrahim adalah Ibrahim bin Azzar bin Tahur bin Sarush bin Rauf bin Falish bin Tabir bin Shaleh bin Arfakhsad bin Syam bin Nuh.

Nabi Ibrahim dilahirkan di sekitar Urfa, Harran (sekitar Turki sekarang). Nabi Ibrahim lahir pada tahun 2295 SM dan wafat pada usia 200 tahun. Beliau lahir pada tahun 1273 setelah terjadinya peristiwa banjir pada masa Nabi Nuh as.

Pada jaman semasa Nabi Ibrahim hidup Raja Namrud yang dengan sombongnya mengaku bahwa dirinya adalah Tuhan Semesta Alam. Agar kekuasaan menjadi raja tidak tergantikan Raja Namrud mengeluarkan peraturan untuk membunuh setiap ada bayi laki-laki yang lahir.

Orang tua Nabi Ibrahim mengasingkannya ke sebuah hutan sehingga Nabi Ibrahim selamat dengan hidup di dalam sebuah goa. Saat Nabi Ibrahim kembali ke tengah masyarakat dan disana semua orang menyembah patung, termasuk di ayahnya yang bekerja sebagai pembuat patung berhala.


Kemudian Nabi Ibrahim bertanya di manakah Tuhan?
Ketika malam telah gelap, dia melihat sebuah bintang (lalu) dia berkata: "Inilah Tuhanku", tetapi tatkala bintang itu tenggelam dia berkata: "Saya tidak suka kepada yang tenggelam". [Surah Al-An'am Ayat 76]
Kemudian tatkala dia melihat bulan terbit dia berkata: "Inilah Tuhanku". Tetapi setelah bulan itu terbenam, dia berkata: "Sesungguhnya jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk orang yang sesat". [Surah Al-An'am Ayat 77]

Kemudian tatkala ia melihat matahari terbit, dia berkata: "Inilah Tuhanku, ini yang lebih besar". Maka tatkala matahari itu terbenam, dia berkata: "Hai kaumku, sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan. [Surah Al-An'am Ayat 78]


Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Rabb yang menciptakan langit dan bumi, dengan cenderung kepada agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan. [Surah Al-An'am Ayat 79]
Allah kemudian memebrikan perintah kepada Nabi Ibrahim untuk mengajak orang menyembah pada Allah SWT. Jagat raya dan seluruh isinya menjadi bukti keesaan Allah. Nabi Ibrahim as cenderung kepada agama tauhid dan dia seorang yang berserah diri kepada Allah SWT semata.

Suatu hari Raja Namrud melakukan perjalanan keluar negeri, hal tersebut digunakan oleh Nabi Ibrahim untuk menghancurkan semua berhala yang ada dan hanya menyisakan satu berhala yang paling besar serta meletakkan kapak di pangkuan berhala tersebut.

Saat Raja Namrud mengetahui semua berhalanya rusak dan murka lalu dipanggilah Ibrahim oleh Raja Namrud.

Sang Raja berkata : "Wahai Ibrahim, bukankah engkau yang telah menghancurkan berhala-berhala ini?"

Ibrahim menjawab : "Aku pikir, berhala besar itulah yang menghancurkannya, bukankah kampaknya masih berada di lehernya?".

Raja Namrud membantahnya: "Mana mungkin patung berhala dapat berbuat semacam itu!".

Dengan tegas Nabi Ibrahim berkata: "Kalau begitu, kenapa engkau menyembah berhala yang tidak dapat berbuat apa-apa?"

Mendengar pernyataan Ibrahim, para pengikutnya tersadar dan terpikir oleh mereka Tuhan yang selama ini disembah tidak dapat melihat, mendengar, dan bergerak.

Raja Namrud pun memerintahkan para tentaranya untuk menghukum Nabi Ibrahim dengan dibakar hidup-hidup menggunakan kayu sebagai bahan bakarnya, sementara Nabi diikat dan ditempatkan di tengah-tengah tumpukan kayu.
“Kami berfirman: “Hai api, menjadi dinginlah dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim.” (QS. Al-Anbiya: 69)
TetapiAllah belum menghendaki hal tersebut, lalu api menyala dahsyat dan kemudian padam. Nabi Ibrahim kemudian berjalan keluar dari puing-puing pembakaran dengan selamat tanpa luka sedikit pun. Sejak saat itu, pengikut Namrud berpaling dan menjadi umat Nabi Ibrahim untuk terus lurus ke jalan Allah SWT.

Setelah peristiwa tersebut, Nabi Ibrahim pergi berhijrah ke negeri Kan’an dan baitul Maqdis.

Pada suatu hari, Nabi Ibrahim AS menyembelih kurban berupa 1.000 ekor domba, 300 ekor sapi, dan 100 ekor unta. Banyak orang mengaguminya, bahkan para malaikat pun terkagum-kagum atas kurbannya.

“Kurban sejumlah itu bagiku belum apa-apa. Demi Allah! Seandainya aku memiliki anak lelaki, pasti akan aku sembelih karena Allah dan aku kurbankan kepada-Nya,” kata Nabi Ibrahim AS, sebagai ungkapan karena Sarah, istri Nabi Ibrahim belum juga mengandung.

Kemudian Sarah menyarankan Ibrahim agar menikahi Hajar, budaknya yang negro, yang diperoleh dari Mesir. Ketika berada di daerah Baitul Maqdis, beliau berdoa kepada Allah SWT agar dikaruniai seorang anak, dan doa beliau dikabulkan Allah SWT.

Saat usia Ibrahim mencapai 86 tahun, Nabi Ibrahim dikaruniai anak yang diberi nama Isma'il, artinya "Allah telah mendengar". Sebagai ungkapan kegembiraan karena akhirnya memiliki putra, seolah Ibrahim berseru: "Allah mendengar doaku".

Saat perjalanan di Mekkah, Nabi Ibrahim AS menempatkan Hajar beserta Ismail di dekat Ka’bah. 
Kemudian Nabi Ibrahim AS menempatkan sebuah kantong yang berisi air dan kurma, maka beliau pun akhirnya beranjak untuk pergi.
Hal ini dilakukan karena Allah SWT menyuruhnya. Nabi Ibrahim melanjutkan perjalanannya.

Akhirnya, bekal air yang dibawa pun habis sehingga Ismail merasa kehausan. Melihat Ismail yang kehausan, Hajar pun pergi menuju sebuah bukit yang paling dekat di sana, yakni bukit Shafa terletak di atasnya. Akan tetapi, tak seperti harapannya di mana tak ada seorang pun di sekelilingnya.

Hingga akhirnya Hajar turun melalui sebuah lembah dan menuju bukit Marwa. Hajar melewati lembah tersebut sebanyak 7 kali. Kemudian ia pun mendengar suara dan tiba-tiba saja melihat Jibril sedang mengais tanah, lalu Jibril pun memukulkan kakinya tepat di atasnya, sehingga keluar sebuah pancar air yang berasal di dalam tanah.

Setelah itu, Hajar pun langsung bergegas menampung dan mengambilnya. Sesudah diciduk, justru air itu malah semakin memancar dan melimpah. Malaikat Jibril berkata pada Hajar bahwa jangan pernah takut untuk terlantar.


Ketika usia Ismail menginjak kira-kira 7 tahun, pada malam ke-8 bulan Dzulhijjah, Nabi Ibrahim AS bermimpi ada seruan, “Hai Ibrahim! Penuhilah nazarmu (janjimu).” Pagi harinya, beliau pun berpikir dan merenungkan arti mimpinya semalam. Apakah mimpi itu dari Allah SWT atau dari setan? Kemudian tanggal 8 Dzulhijah disebut sebagai hari tarwiyah (artinya, berpikir/merenung).

Malam ke-9 bulan Dzulhijjah, beliau bermimpi sama dengan sebelumnya. Pagi harinya, beliau tahu dengan yakin mimpinya itu berasal dari Allah SWT. Kemudian hari ke-9 Dzulhijjah disebut dengan hari ‘Arafah (artinya mengetahui).

Pada malam ke-10 bulan Dzulhijjah, beliau mimpi lagi dengan mimpi yang serupa. Maka, keesokan harinya, beliau bertekad untuk melaksanakan nazarnya (janjinya) itu. Karena itulah, hari itu disebut denga hari menyembelih kurban (yaumun nahr).

Beliau terbangun seketika, langsung memeluk Ismail dan menangis hingga waktu Shubuh tiba. Untuk melaksanakan perintah Allah SWT tersebut, beliau menemui ibu Hajar. Beliau berkata, “Dandanilah putramu dengan pakaian yang paling bagus, sebab ia akan kuajak untuk bertamu kepada Allah.” Hajar pun segera mendandani Ismail dengan pakaian paling bagus serta meminyaki dan menyisir rambutnya.

Kemudian beliau bersama putranya berangkat menuju ke suatu lembah di daerah Mina dengan membawa tali dan sebilah pedang. Pada saat itu, Iblis terkutuk sangat luar biasa sibuknya dan belum pernah sesibuk itu. Mondar-mandir ke sana ke mari.

“Hai Ibrahim! Tidakkah kau perhatikan anakmu yang tampan dan lucu itu?” seru Iblis.
“Benar, namun aku diperintahkan untuk itu (menyembelihnya),” jawab Nabi Ibrahim AS.

Setelah gagal membujuk ayahnya, Iblsi pun datang menemui ibunya, Hajar.

“Mengapa kau hanya duduk-duduk tenang saja, padahal suamimu membawa anakmu untuk disembelih?” goda Iblis.
“Kau jangan berdusta padaku, mana mungkin seorang ayah membunuh anaknya?” jawab Hajar.
“Mengapa ia membawa tali dan sebilah pedang, kalau bukan untuk menyembelih putranya?” rayu Iblis lagi.
 “Untuk apa seorang ayah membunuh anaknya?” jawab Hajar balik bertanya.
 “Ia menyangka bahwa Allah memerintahkannya untuk itu”, goda Iblis meyakinkannya.
 “Seorang Nabi tidak akan ditugasi untuk berbuat kebatilan. Seandainya itu benar, nyawaku sendiri pun siap dikorbankan demi tugasnya yang mulia itu, apalagi hanya dengan mengurbankan nyawa anaku, hal itu belum berarti apa-apa!” jawab Hajar dengan mantap.

Iblis gagal untuk kedua kalinya, namun ia tetap berusaha untuk menggagalkan upaya penyembelihan Ismail itu. Maka, ia pun menghampiri Ismail seraya membujuknya,
“Hai Isma’il! Mengapa kau hanya bermain-main dan bersenang-senang saja, padahal ayahmu mengajakmu ketempat ini hanya untk menyembelihmu. Lihat, ia membawa tali dan sebilah pedang,”
“Kau dusta, memangnya kenapa ayah harus menyembelih diriku?”
jawab Ismail dengan heran. “Ayahmu menyangka bahwa Allah memerintahkannya untuk itu” kata Iblis meyakinkannya.
“Demi perintah Allah! Aku siap mendengar, patuh, dan melaksanakan dengan sepenuh jiwa ragaku,” jawab Ismail dengan mantap.

Ketika Iblis hendak merayu dan menggodanya dengan kata-kata lain, mendadak Ismail memungut sejumlah kerikil ditanah, dan langsung melemparkannya ke arah Iblis hingga butalah matanya sebelah kiri. Maka, Iblis pun pergi dengan tangan hampa.

Dari sinilah kemudian dikenal dengan kewajiban untuk melempar kerikil (jumrah) dalam ritual ibadah haji.

Sesampainya di Mina, Nabi Ibrahim AS berterus terang kepada putranya,
Dan Ibrahim berkata, "Sesungguhnya aku pergi menghadap kepada Tuhanku, dan Dia akan memberi petunjuk kepadaku. Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh.” Maka Kami beri dia kabar gembira dengan seorang anak yang amat sabar. Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata, "Hai Anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu!" Ia menjawab, "Hai Bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.” Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya). Dan Kami panggillah dia, "Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu, "sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar. Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian (yaitu).”Kesejahteraan dilimpahkan atas Ibrahim.” Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman. Dan Kami beri dia kabar gembira dengan (kelahiran) Ishaq seorang nabi yang termasuk orang-orang yang saleh. Kami limpahkan keberkatan atasnya dan atas Ishaq . Dan di antara anak cucunya ada yang berbuat baik dan ada (pula) yang zalim terhadap dirinya sendiri dengan nyata.
(Surat Ash-Shaffat, ayat 99-113)
Ber-qurban adalah salah satu cara kita untuk mendekatkan diri kepada allah SWT dan dalam rangka melaksanakan ibadah qurban juga merupakan salah satu bentuk kepedulian sosial kita kepada masyarakat sekitar yang kurang mampu sehingga bisa menghilangkan jarak kesenjangan sosial yang biasanya terjadi di masyarakat.
Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah.
(Surat Al Kautsar Ayat 2)
Allah Swt. berfirman, bahwa sesungguhnya telah disyariatkan bagi kalian menyembelih hewan-hewan ternak itu sebagai kurban agar kalian menyebut nama-Nya saat menyembelihnya. Karena sesungguhnya Dialah Yang Maha Pencipta lagi Maha Pemberi Rezeki, tiada sesuatu pun dari daging atau darah hewan-hewan kurban itu yang dapat mencapai rida Allah.

Sesungguhnya Dia Mahakaya dari selain-Nya. Orang-orang Jahiliyah di masa silam bila melakukan kurban buat berhala-berhala mereka, maka mereka meletakkan pada berhala-berhala itu daging kurban mereka, dan memercikkan darah hewan kurban mereka kepada berhala-berhala itu. 
Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kalianlah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kalian supaya kalian mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kalian. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik. (Al-Hajj, ayat 37)

Bangunan Ka’bah atau Bayt al ‘Atiq pernah dipugar pada masa Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail atas perintah Allah SWT.
    "Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezekilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur." (QS. Ibrahim: 37)
Siti Hajar dan Nabi Ismail yang ketika itu ditinggal oleh Nabi Ibrahim ke Kanaan di tengah padang pasir, tiba-tiba banyak kedatangan musafir. Ada beberapa musafir yang memutuskan untuk tetap tinggal, namun ada juga yang beranjak pergi.

Nabi Ibrahim yang datang dan kemudian menerima wahyu untuk mendirikan Ka’bah di kota tersebut. Ka’bah itu sendiri yang berarti tempat dengan penghormatan dan kedudukan yang tertinggi. Ka’bah yang didirikan oleh Nabi Ibrahim yang terletak tepat di tempat Ka’bah lama yang didirikan Nabi Adam hancur tertimpa dengan banjir bandang pada zaman Nabi Nuh.

Nabi Adam merupakan Nabi yang pertama kali mendirikan Ka'bah.

Pada tahun 1500 SM yang tercatat adalah pada tahun pertama Ka'bah dan kembali didirikan. Berdua dengan putranya yang taat, Nabi Ismail, Nabi Ibrahim yang membangun Ka'bah dari bebatuan bukit Hira, Qubays, dan tempat-tempat lainnya.

Semakin tinggi dari hari ke hari mereka membangun Ka'bah, dan akhirnya selesai dengan panjang 30 - 31 hasta, lebarnya 20 hasta. Pada awalnya bangunan tanpa atap, hanyalah empat tembok persegi dengan dua pintu. Di salah satu celah sisi bangunan yang diisi dengan batu hitam besar dikenal dengan nama Hajar Aswad. Batu ini tersimpan di bukit Qubays saat pada masa Nabi Nuh ketika banjir besar melanda. Batu ini sangat istimewa, karena batu ini diberikan oleh Malaikat Jibril.

Sampai pada saat ini, jutaan umat muslim dunia dapat mencium batu ini ketika saat menjalankan ibadah haji atau umrah, sebuah sejarah yang dicontohkan oleh Rasulullah Muhammad SAW. Setelah selesai dibangun, Allah SWT memerintahkan Nabi Ibrahim untuk menyeru umat manusia agar berziarah ke Ka’bah yang didaulat sebagai rumah Allah SWT. Maka dari sinilah, awal mulanya haji, ibadah akbar bagi umat Islam di seluruh dunia.


Sumber :
https://m.merdeka.com/gaya/kisah-nabi-ibrahim-as-kekasih-allah-yang-tahan-dibakar-api.html
www.catatanmoeslimah.com/2016/03/sejarah-nabi-ibrahim-lengkap-dari-lahir-sampai-wafat.html
https://mobile.facebook.com/notes/quranic-explorer-kamus-indeks-al-quran/kisah-kesabaran-nabi-ismail-sejarah-hari-idul-adha/437286008444/?_rdc=1&_rdr
http://adinawas.com/ayat-quran-tentang-qurban.html
http://www.ibnukatsironline.com/2015/07/tafsir-surat-al-hajj-ayat-37.html?m=1
http://www.ilmusiana.com/2015/06/sejarah-adanya-kabah-di-mekkah.html
http://www.faquha.com/2015/03/ismail-atau-ishak-yang-dikurbankan-nabi.html
http://www.ibnukatsironline.com/2015/10/tafsir-surat-ash-shaffat-ayat-99-113.html

Sunday, August 20, 2017

Nabi Nuh

Nabi Nuh merupakan rasul yang diceritakan dalam Taurat, Alkitab, dan Al-Qur'an. Nabi Nuh hidup pada masa sekitar 3993-3043 SM. Nabi Nuh diangkat menjadi nabi sekitar tahun 3650 SM. Nuh hidup selama 950 tahun.

Antara Adam dan Nuh ada rentang 10 generasi dan selama periode kurang lebih 1642 tahun. Dia lahir 126 tahun sepeninggal Nabi Adam, sedangkan menurut Ahli Kitab dia lahir 140 tahun sepeninggal Nabi Adam. Dia adalah utusan yang pertama yang diutus untuk umat manusia.

Nabi Nuh diutus pada kaumnya ketika berumur 480 tahun. Masa kenabiannya adalah 120 tahun dan berdakwah selama 5 abad. Dia mengarungi banjir ketika ia berumur 600 tahun, dan kemudian setelah banjir ia hidup selama 350 tahun.

Nuh berasal dari bahasa Syam yang artinya “bersyukur” atau “selalu berterima kasih”, karena Nuh sering menangis. Nabi Nuh mempunyai nama lain yaitu Abdul Ghafar (Hamba dari Yang Maha Pengampun). Nuh mendapat gelar dari Allah dengan sebutan Nabi Allah dan Abdussyakur yang artinya “hamba (Allah) yang banyak bersyukur”.

Nabi Nuh tinggal di wilayah Selatan Irak modern.

Nabi Nuh mempunyai istri bernama Wafilah, sumber lain mengatakan nama istri Nuh adalah Namaha binti Tzila atau Amzurah binti Barakil. Nabi Nuh memiliki 4 anak laki-laki yaitu Kanʻān, Sem, Ham, dan Yafet.

Keturunan Sam menurunkan bangsa kulit putih, Yafith menurunkan bangsa berkulit merah dan coklat, sedangkan ham menurunkan bagsa Kulit hitam dan sebagian kecil berkulit putih.

Sam 
Istri Sam bernama Shalib binti Batawil bin Mehujael bin Akhnukh bin Qayin bin Adam dan darinya Sam menurunkan Arfaqsyad, Asshur, Lud, Elam, dan Aram.

Keturunan Sam berdiam di Majdal yang berada di pusat bumi yang daerah tersebut berada di Satidama (suatu daerah bagian utara Irak atau dibagian Timur Anatolia), di antara Yaman dan Syria. Tuhan memberikan mereka kitab dan kenabian serta memberikan warna kulit yang coklat dan putih. Sam menurunkan keturunan yang berwajah tampan dan berambut indah


Yafith
Istri Yafith bernama Arbasisah binti Marazil bin Al Darmasil bin bin Mehujael bin Akhnukh bin Qayin bin Adam dan darinya Yafith menurunkan 7orang anak laki-laki dan 1 orang anak perempuan, yaitu Gomer, Marihu, Wa’il, Hawwan, Tubal, Hawshil dan Thiras. Anak perempuan dari Yafith adalah Shabokah.

Yafith menurunkan keturunan yang berwajah datar dan bermata kecil atau sipit


Ham
Istri Ham bernama Nahlab binti Marib bin Al Darmasil bin bin Mehujael bin Akhnukh bin Qayin bin Adam dan darinya Ham menurunkan 4 orang anak laki-laki, yaitu Kush, Put, Kanaan dan Qibthy atau Misraim.

Ham menurunkan keturunan yang berkulit hitam dan berambut keriting. Rambut mereka tipis.


Kanʻān
Dari keempat putra Nuh, hanya tiga orang yang selamat dari bencana banjir, karena taat serta mengikuti ajaran yang dibawa ayahnya. Adapun seorang anaknya lagi yang tertua, yaitu Kan'an, tewas tenggelam.


Sebelum diangkat menjadi Nabi, Nuh merupakan seorang yang tekun, gemar bersyukur, dan beriman kepada Allah. Sedangkan manusia di zamannya merupakan orang-orang kafir yang melakukan penyembahan dewa-dewa. Kaum tersebut merupakan generasi manusia yang diberi umur panjang serta dilimpahi kemakmuran juga dianugerahi perawakan tubuh yang jauh lebih perkasa daripada generasi manusia pada zaman sekarang.

Namun mereka mempunyai sikap angkuh serta sikap sewenang-wenang memandang diri sebagai golongan terkuat dan berkuasa, yang kemudian berujung pada keengganan serta kecongkakan untuk mengakui Tuhan sebagai Yang Maha Kuasa.


Kaum Nuh menantangnya untuk seketika mendatangkan azab. Orang-orang kafir tersebut lebih memilih mempercayai ajaran dari kalangan terpandang menurut mereka daripada mempercayai risalah Allah melalui seorang nabi.

Kaum Nuh menolak diselamatkan oleh Allah. Penentangan ini serupa dengan Iblis sewaktu menolak kehendak Allah supaya bersujud terhadap Adam, dengan alasan bahwa Adam lebih rendah kedudukannya menurut Iblis.

Nuh meratapi nasib kaumnya kemudian ia mengadu kepada Allah:
    Nuh berseru, "Ya Tuhanku, sesungguhnya mereka telah mendurhakaiku, dan telah menuruti orang-orang yang harta maupun anak-anaknya tidak menambah apapun melainkan kejahatan belaka, dan mereka melakukan tipu daya yang keterlaluan. dan mereka telah berpesan, "Jangan pernah sekalipun kamu meninggalkan (penyembahan) dewa-dewa kamu dan jangan pernah pula kamu meninggalkan (penyembahan) Wadd, dan jangan pula Suwa', Yaguts, Ya'uq dan Nasr." dan sesudahnya mereka telah menyesatkan banyak (manusia), dan janganlah Engkau tambahkan terhadap orang-orang yang lalim itu selain kesesatan. disebabkan kesalahan-kesalahan mereka, mereka ditenggelamkan lalu dimasukkan ke Neraka, maka tiada penolong untuk mereka selain dari Allah."
    — Nuh 71:21-25
Nuh memohon kepada Allah supaya tidak meluputkan seorang pun dari generasi-generasi kafir itu bertahan hidup di muka bumi, melainkan melenyapkan seluruh orang kafir itu; sebab orang-orang kafir itu telah berani menantang azab Ilahi yang diancamkan kepada mereka.

Kemudian Allah mengabulkan pengaduan ini. Allah memerintahkan Nuh mendirikan sebuah bahtera sebagai tempat perlindungan menghadapi air bah yang akan menenggelamkan seisi bumi serta melenyapkan segala makhluk di muka bumi.

Setelah pembangunan bahtera terselesaikan, Allah mewahyukan kepada Nuh supaya menempatkan berbagai jenis hewan secara berpasang-pasang ke dalam bahtera tersebut supaya menyelamatkan keberlangsungan hewan-hewan tersebut di bumi.


Panjang kapal Nuh adalah 1200 Kubit dan lebarnya 600 Kubit dan mempunyai 3 lapisan. Tingkat pertama diletakkan binatang-binatang liar dan yang sudah dijinakkan. Tingkat kedua ditempatkan manusia. Tingkat ketiga burung-burung.


Badai yang sangat lebat disertai luapan air dari dalam tanah selama berhari-hari menyebabkan permukaan bumi hilang tersapu air dan melenyapkan segala makhluk hidup terkecuali para penghuni dalam bahtera Nuh.

Air bah bahkan menutupi seluruh permukaan bumi; baik bukit maupun pegunungan tidak luput tenggelam terhadap terjangan ombak yang menjulang tinggi. Ketika air hampir menenggelamkan seluruh permukaan bumi, Nuh mendapati salah satu putranya, Kan'an, sedang mencari perlindungan terhadap air bah dengan berlindung ke sebuah puncak gunung.

Kan'an sejak semula tidak percaya terhadap ajaran sang ayah, dan Kan'an justru memilih ikut dengan generasi-generasi pembangkang yang dibinasakan. Didasari rasa sayang terhadap sang anak, Nuh memanggil-manggil anak itu supaya masuk kedalam bahtera, namun anak itu justru berlari menghindar lalu anak itu turut bersama-sama kaum kafir tersebut. Nuh hendak meminta pengampunan untuk anaknya, namun Allah menegur supaya nabi tidak melakukan hal ini.
“Dan Nuh berseru kepada Rabbnya sambil berkata: ‘Ya Rabbku sesungguhnya anakku termasuk keluargaku, dan sesungguhnya janji Engkau itulah yang benar. Dan Engkau adalah Hakim yang seadil adilnya.’ 
(QS. 11:45) 

Allah berfirman: ‘Hai Nuh, sesungguhnya dia bukanlah termasuk keluargamu (yang dijanjikan akan diselamatkan), sesungguhnya (perbuatannya adalah) perbuatan yang tidak baik. Sebab itu janganlah kamu memohon kepada-Ku sesuatu yang kamu tidak mengetahui (hakekat)nya. Sesungguhnya Aku memperingatkan kepadamu supaya kamu tidak termasuk orang-orang yang tidak berpengetahuan.’ 
(QS. 11:46) 

Nuh berkata: ‘Ya Rabbku, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari sesuatu yang aku tiada mengetahui (hakekat)nya. Dan sekiranya Engkau tidak memberi ampun kepadaku, dan (tidak) menaruh belas-kasihan kepadaku, niscaya aku akan termasuk orang-orang yang merugi.’ 
(QS. 11:47)” 

Setelah air bah surut, Allah menempatkan bahtera Nuh berlabuh di bukit Judi, kemudian Nuh beserta seisi makhluk hidup penghuni bahtera diselamatkan supaya meneruskan keberlangsungan makhluk hidup di muka bumi.

Setelah kejadian banjir bah, Nuh masih hidup selama 300 tahun bahkan masih sempat mendidik Ibrahim serta mewariskan risalah Allah kepadanya.


Bahtera Nuh mendarat di Bukit Judi. Ada pendapat bahwa itu berada di gunung di wilayah Kurdi atau tepatnya di bagian selatan Armenia. Pendapat lain dari Wyatt Archeological Research, bukit tersebut terletak di wilayah Turkistan Iklim Butan, Timur laut pulau yang oleh orang-orang Arab disebut sebagai Jazirah Ibnu Umar (Tafsir al-Mishbah).

Berdasarkan foto yang dihasilkan dari gunung Ararat, menunjukkan sebuah perahu yang sangat besar diperkirakan memiliki luas 7.546 kaki dengan panjang 500 kaki, lebar 83 kaki dan tinggi 50 kaki dan masih ada tiga tingkat lagi di atasnya.

Setelah kapal berlabuh di pegunungan Ararat, ia kemudian membangun suatu kota di daerah Ararat (Qarda) di suatu areal yang termasuk Mesopotamia dan menamakan kota tersebut Themanon (Kota delapan Puluh) karena kota tersebut dibangun oleh orang yang beriman yang berjumlah 80 orang. Sekarang tempat tersebut dikenal dengan nama Suq Thamanin.


Perahu Nabi Nuh ditemukan di ketinggian 13 ribu kaki atau sekitar 3,9 kilometer di sebuah gunung di Turki. Sisa-sisa kayu dari perahu Nabi Nuh di Gunung Ararat di sebelah timur Turki. Berdasarkan data karbon kayu tersebut menunjukkan berusia 4.800 tahun. Artinya, waktu tersebut sesuai dengan berlayarnya Perahu Nabi Nuh.

Pada Oktober 2008, tim dari Turki menemukan pada ketinggian sekitar lebih dari 4.000 meter, terlihat ada struktur bangunan yang terbuat dari papan seperti kayu gelondongan. Tiap papan memiliki ketebalan 8 inchi. Terlihat tenons, bukti konstruksi kuno sebelum paku besi ditemukan.



Memanfaatkan peta satelit Google Earth, lokasi situs perahu Nabi Nuh AS itu terletak pada ketinggian sekitar 2.000 dpl (dari permukaan laut). Lokasinya berada di kaki bukit yang agak rata. Sedangkan, di daerah sekitarnya masih ada lembah raksasa yang memiliki ketinggian jauh lebih rendah.

Di sekitar objek tersebut, juga ditemukan sebuah batu besar dengan lubang pahatan. Para peneliti percaya bahwa batu tersebut adalah drogue-stones. Pada zaman dulu, batu tersebut biasanya dipakai pada bagian belakang perahu besar untuk menstabilkan perahu. Para peneliti juga menemukan sesuatu yang tidak lazim pada batu tersebut, yakni adanya sebuah molekul baja yang diperkirakan berusia ribuan tahun lalu dan dbuat tangan manusia. Karena itu, mereka meyakini tempat tersebut adalah jejak pendaratan perahu Nuh.

Dari beberapa foto-foto yang dihasilkan, lokasi pegunungan Ararat itu memang menunjukkan adanya sebuah perahu yang sangat besar. Ukuran perahu itu diperkirakan memiliki luas 7.546 kaki dengan panjang sekitar 500 kaki, lebar 83 kaki, dan tinggi 50 kaki.

Ukuran kapal itu sekitar 300 hasta (panjang sekitar 50 meter dan luas 30 meter) dan terdiri atas tiga tingkat. Di tingkat pertama, diletakkan binatang-binatang liar dan yang sudah dijinakkan. Lalu, pada tingkat kedua ditempatkan manusia, dan yang ketiga burung-burung.

Ada juga yang berpendapat, kapal Nuh itu berukuran lebih luas dari sebuah lapangan sepak bola. Luas pada bagian dalamnya cukup untuk menampung ratusan ribu manusia. Dan, jarak dari satu tingkat ke tingkat lainnya mencapai 12 hingga ke 13 kaki. Juga, hewan-hewan dari berbagai spesies itu jumlahnya diperkirakan mencapai puluhan ribu ekor.

Menurut Dr Whitcomb, dalam perahu itu terdapat sekitar 3.700 binatang mamalia, 8.600 jenis itik/burung, 6.300 jenis reptilia, 2.500 jenis amfibi, dan sisanya umat Nabi Nuh. Adapun berat perahu itu diprediksikan mencapai 24.300 ton.

Menurut sejumlah penelitian, perahu Nabi Nuh itu diperkirakan dibuat sekitar tahun 2465 SM (Sebelum Masehi). Dan, beberapa sarjana berpendapat, perahu Nabi Nuh itu dibangun di sebuah tempat bernama Shuruppak, yaitu sebuah kawasan yang terletak di selatan Irak.

Jika ia dibangun di selatan Irak dan akhirnya terdampar di Utara Turki, kemungkinan besar bahtera tersebut telah terbawa arus air sejauh kurang lebih 520 km.

Kebenaran penemuan itu masih diperdebatkan banyak pihak. Namun, sejumlah peneliti percaya bahwa pegunungan Ararat adalah tempat berlabuhnya kapal Nuh. Alquran tidak menyebutkan nama sebuah gunung kecuali nama al-Judi, yang berarti sebuah tempat yang tinggi.

Pegunungan Ararat dikenal sebagai gunung yang unik di Turki. Keunikannya hampir setiap hari akan tampak pelangi dari sebelah utara puncak gunung. Di Turki, pegunungan Ararat ini dikenal pula sebagai salah satu gunung yang memiliki puncak terluas di dunia dan tertinggi di Turki.

Puncak tertingginya mencapai 16,984 kaki dpl. Sedangkan, puncak kecilnya setinggi 12,806 kaki. Menurut para ahli, jika seseorang berhasil menaklukkan puncak besarnya, mereka akan menyaksikan tiga wilayah negara dari atasnya, yakni Rusia, Iran, dan Turki.


Sumber :
https://id.wikipedia.org/wiki/Nuh
https://id.wikipedia.org/wiki/Nabi_Nuh
https://alquranmulia.wordpress.com/tag/tafsir-ibnu-katsir-surah-huud-ayat-45-47/
https://tekno.tempo.co/read/news/2010/04/27/061243726/sisa-perahu-nabi-nuh-ditemukan-di-gunung-turki#l2DTHiiKxFXLzo9J.99

Thursday, August 17, 2017

Nabi Idris


“Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka , kisah) Idris yang terdapat tersebut di dalam Al-Quran. Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat membenarkan dan seorang nabi. Dan Kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi.” 

(QS. Maryam : 56 – 57)


Nabi Idris AS menjadi Nabi dan Rasul kedua setelah Nabi Adam AS merupakan keturunan ketujuh dari Nabi Adam AS. Nabi Idris adalah keturunan keenam dari Nabi Adam putera dari Yarid bin Mihla’iel bin Qinan bin Anusy bin Syith bin Adam A.S. Nama lain dari Nabi Idris AS adalah Akhnuh (Akhnukh) atau Khanukh.

Idris menurut riwayat dalam hadis Bukhari adalah kakeknya bapak Nuh a.s. berarti Nabi Idris merupakan generasi ke enam dari Adam, mengingat Nuh sendiri sebagai keturunan ke sepuluh dari Adam as.

Menurut kitab tafsir, ia hidup 1.000 tahun setelah Adam wafat. Sedangkan dalam buku yang berjudul Qashash al-Anbiyya karya Ibnu Katsir dituliskan bahwa Idris hidup bersama Adam selama 308 tahun.

Nabi Idris AS menerima wahyu lewat Malaikat Jibril ketika dirinya berusia 82 tahun. Nabi Idris dikaruniai usia: 345 tahun, yaitu hidup dalam periode sejarah: 4533 - 4188 SM.

Beberapa mukjizat Nabi Idris yang Allah berikan adalah berupa kepandaian di segala bidang, yaitu diantara sebagai berikut:
  1. Jago menunggang kuda, dimana pada waktu itu sedikit orang yang dapat menunggang kuda.
  2. Dapat menulis, dimana pada waktu itu tidak ada ummatnya yang dapat menulis. Dia manusia pertama yang pandai baca tulis dengan pena. Kepada Idrislah Allah swt memberikan 30 sahifah alias suhuf lembaran-lembaran ajaran Tuhan, berisi petunjuk untuk disampaikan kepada umatnya.
  3. Dapat menjahit pakaian, dimana pada waktu itu, belum ada yang mampu menjahit pakaian. Nabi Idris as ialah orang yang pertama pandai memotong dan menjahit pakaiannya. Orang-orang sebelumnya konon hanya mengenakan kulit binatang secara sederhana dan apa adanya untuk dijadikan penutup aurat.
  4. Nabi Idris diberi bermacam-macam pengetahuan mulai dari merawat kuda, ilmu perbintangan (falaq), sampai ilmu berhitung alias matematika. Nama Nabi Idris sendiri berasal dari kata Darasa yang artinya belajar. Idris memang sangat rajin mengkaji ajaran Allah swt yang diturunkan kepada Adam dan Nabi Syits, bahkan yang langsung kepada dirinya. Nabi Idris juga sangat tekun mengkaji fenomena alam semesta, yang semua merupakan ayat dan pertanda dari Tuhannya.

Nabi Idris AS juga mendapat gelar “Asadul Usud” yang berarti Singa karena beliau tidak pernah berputus asa dalam menjalan tugasnya sebagai seorang Nabi. Ia tidak pernah takut menghadapi ummatnya yang kafir. Meskipun demikian ia tidak pernah sombong. Ia bersifat pema’af.

Menurut riwayatnya, Idris lahir di kota Manfis (Manaf) dan bermukim di Mesir. Mereka menyebutnya dengan Hirmisal Haramisah, menurut Bahasa Suryani. Ada yang menyebut daerah Munaf, Mesir, namun ada pula yang menyebut Babilonia.

Ada yang mengatakan Idris dilahirkan di Babilonia dan Hijrah ke Mesir. Ketika melihat sungai Nil, dia berkata: "Babilonia". yang berarti, sungai seperti sungai kalian, sungai besar, sungai yang penuh berkah.

Pada zamannya dibangun 188 kota, yang terkecil diantaranya adalah ar-Ruha. Pada zaman Nabi Idris, manusia berbicara dengan 72 bahasa. Merekan telah mampu mendesain kota-kota mewah. Kota yang telah dibangun pada waktu itu sebanyak 188 kota. Saat itu bumi dibagi menjadi empat bagian dan setiap bagian tersebut memiliki raja sendiri. Nama-nama raja tersebut adalah Elaus, Zous, Asghalebioos, dan Zous Amon.

Dalam Yunani kuno, terdapat sosok Hermes Trismegistus, yaitu dalam tradisi Yunani kuno, Hermes adalah Dewa pembawa pesan, lahir di Gunung Kellina Arkadia, seorang anak Zeus dan Maia dan merupakan salah satu Dewa Olimpus. Dia dianggap Dewa pembawa pesan yang bertugas mengantarkan pesan dari para Dewa Olimpus kepada manusia.

Dalam mitologi kuno meceritakan kisah Thoth dan Osiris di Mesir, Quetzacoatal dan Viracocha di Benua Amerika, dan tradisi seluruh dunia telah memperkenalkan asal-usul peradaban kuno yang sampai saat ini masih menjadi misteri.

Phoenix diambil dari kata Yunani, bahasa awal berasal dari Mesir (PA- HANOK) yang artinya 'Rumah Idris'.


Sumber :
https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=448635461836997&id=315974928436385
http://coretcoretane.blogspot.com/2014/04/kelebihan-atau-mukjizat-nabi-idris-as.html
http://fiper.mywibes.com/artikel/islami/mukjizat_nabi2/nabi_idris
http://www.untukku.com/artikel-untukku/kisah-nabi-allah-swt-nabi-idris-a-s-untukku.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Idris
https://www.merdeka.com/gaya/kisah-nabi-idris-as-yang-bikin-merinding-tentang-neraka-dan-kematian/nabi-pertama-yang-melihat-surga-dan-neraka.html
http://www.islamnyamuslim.com/2013/06/kisah-nabi-idris-as.html
http://alvinarea.blogspot.co.id/2011/07/kisah-nabi-idris-as.html
https://www.isains.com/2014/05/benarkah-nabi-idris-ilmuwan-yang.html

Wednesday, August 2, 2017

Chrisye menjadi Muallaf

Balada Seorang Musisi Yang Muallaf : Chrisye, Taufik Ismail dan Surat Yaasiin: 65

Rabu, 2 Agustus 2017 01:45

Suatu saat, Alm. Chrisye sang penyanyi legendaris Indonesia minta Taufiq Ismail untuk menuliskan syair religi untuk satu lagunya. Dan disanggupi sebulan.

Ternyata, minggu pertama macet, tidak ada ide. Minggu kedua macet, ketiga macet hingga menjelang hari terakhir masih juga tidak ada ide.

Taufiq gelisah dan berniat telpon Chrisye dan bilang, “Chris maaf, macet!”.


Namun di malam harinya, Taufiq mengaji. Ketika sampai ayat 65 surat Yaasiin dia berhenti. Makna ayat ini tentang Hari Pengadilan Akhir ini luar biasa, kata Taufiq.

Dan segera dia pindahkan pesan ayat tersebut ke dalam lirik-lirik lagu.

Ketika pita rekaman itu sudah di tangan Chrisye, terjadi hal yang tidak biasa.

Ketika berlatih di kamar, baru dua baris Chrisye menangis, mencoba lagi, menangis lagi. Dan begitu berkali-kali.
Menurut Chrisye, lirik yang dibuat adalah satu-satunya lirik paling dahsyat sepanjang karirnya.

Ada kekuatan misterius yang mencekam dan menggetarkan.
Setiap menyanyi dua baris, air mata sudah membanjir.

Yanti, istri Chrisye, sampai syok melihat hal tidak biasa tersebut.
Lirik lagu tersebut begitu merasuk kalbu dan menghadapkan kenyataan betapa manusia tidak berdaya ketika hari akhir tiba.


Sepanjang malam dia gelisah, lalu ditelponlah Taufiq dan diceritakan kegelisahannya.



Taufiq mengatakan bahwa lirik lagu tersebut diilhami surat Yaasiin: 65.

Disarankan kepada Chrisye, agar tenang.

Di studio rekaman hal itu terjadi lagi.


Chrisye mencoba, tetapi baru dua baris sudah menangis. Dan berulang kali hasilnya sama.
Erwin Gutawa yang menunggu sampai senewen.

Yanti lalu shalat untuk khusus mendoakannya.

Akhirnya dengan susah payah, Chrisye berhasil menyanyikannya hingga selesai.

Rekaman itu sekali jadi, tidak diulang karena Chrisye tak sanggup menyanyikannya lagi.
Isi surat YaSiin ayat 65 adalah sbb :.

الْيَوْمَ نَخْتِمُ عَلَىٰ أَفْوَاهِهِمْ وَتُكَلِّمُنَا أَيْدِيهِمْ وَتَشْهَدُ أَرْجُلُهُم بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ

" Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan."



MENURUT ISTRI ALMARHUM, SEJAK SAAT ITU CHRISYE YANG MUALLAF TIDAK PERNAH LAGI MENINGGALKAN SHOLAT DAN TIDAK PERNAH SANGGUP MENYANYIKAN LAGU ITU LAGI.

Crisye meninggal pd 30 Maret 2007....sakit kanker paru-paru....

(Berbagai sumber)



Sumber :
https://palembang.tribunnews.com/2017/08/02/balada-seorang-musisi-yang-muallaf-chrisye-taufik-ismail-dan-surat-yaasiin-65?page=2.

Sunday, July 30, 2017

Penciptaan Dunia dalam 6 Masa


"Yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dalam enam masa, kemudian dia bersemayam di atas Arsy, (Dialah) Yang Maha Pemurah, maka tanyakanlah (tentang Allah) kepada yang lebih mengetahui (Muhammad) tentang Dia," 
Surah Al-Furqan ayat 59.


Dalam Surah Al-Furqan ayat 59, Al-Quran menggambarkan proses penciptaan langit dan bumi oleh Allah dalam enam masa. 

Setelah penciptaan awal alam semesta yang terangkum dalam Big Bang Theory dan sebelum bumi diisi dengan makhluk yang dirangkum pada artikel Penghuni Bumi sebelum Manusia, ada masa ditengah-tengahnya yaitu penciptaan dunia yang terjadi dalam beberapa masa.

Allah sebagai sang Maha Pencipta dalam Al-Quran menjelaskan bahwa langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya diciptakan dalam 6 masa.

Sejalan dengan Al-Quran dan ilmu sains menjelaskan pula bahwa penciptaan dunia terjadi dalam 6 Masa. Keenam masa tersebut adalah :
  1. Azoikum,
  2. Ercheozoikum,
  3. Protovozoikum,
  4. Palaeozoikum,
  5. Mesozoikum, dan
  6. Cenozoikum.

Menurut penelitian para ahli, setiap periode menunjukkan perkembangan serta perubahan secara bertahap, sesuai dengan susunan organisme dengan ukuran dan kadarnya masing-masing (tidak berevolusi).


Dari Surah Al-Furqan ayat 59 tersebut, kita dapat menarik beberapa pengertian yang mendalam:

Kedalaman Penciptaan.
Allah menciptakan langit, bumi, dan segala isinya dengan penuh kebijaksanaan dan kekuasaan-Nya. Proses penciptaan ini tidaklah instan, melainkan melalui proses yang disebutkan sebagai enam masa. Ini mengisyaratkan pada ketelitian dan perencanaan yang sangat mendalam dalam penciptaan alam semesta.

Kesempurnaan Waktu.
Konsep enam masa di sini tidak harus diartikan secara harfiah sebagai enam hari dalam hitungan manusia. Dalam konteks ilahi, masa bisa memiliki makna yang berbeda, mungkin sebagai periode waktu yang tidak dapat diukur dengan cara konvensional manusia. Hal ini menggambarkan bahwa penciptaan langit dan bumi bukanlah hasil dari kebetulan atau tindakan spontan, melainkan sebagai bagian dari rencana yang sempurna dari Sang Pencipta.

Kemahaesaan Allah.
Ayat ini juga menegaskan kemahaesaan Allah, yang bersemayam di atas 'Arsy-Nya. Ini menunjukkan bahwa kekuasaan-Nya meliputi segala sesuatu, dan tidak ada yang dapat menandingi otoritas-Nya. Allah adalah satu-satunya pelindung dan pemberi syafa'at yang sejati.

Kepeloporan Manusia.
Dalam kesimpulan ayat ini, Allah menantang manusia untuk merenungkan penciptaan-Nya. Ini menekankan pentingnya refleksi dan penghormatan terhadap kebesaran-Nya. Manusia diajak untuk menyadari bahwa alam semesta ini bukanlah sekadar hasil kebetulan, melainkan bukti kekuasaan dan kebijaksanaan Sang Pencipta.

Tidak hanya 1 ayat saja yang menerangkan bahwa langit dan bumi diciptakan dalam enam masa, di antaranya adalah
  1. Surat Al A'raf [7] ayat 54
  2. Surat Yunus [10] ayat 3
  3. Surah Hud [11] ayat 7
  4. Surat Al Furqan [25] ayat 59
  5. Surat Al Sajdah [32] ayat 4
  6. Surat Qaaf [50] ayat 38
  7. Surat Al Hadid [57] ayat 4
Lebih detail lagi pada ayat Al-Qur'an mengenai penciptaan langit dan bumi juga dijelaskan pada Surat Fussilat[41]: 9-12, sebagai berikut :

"Katakanlah: "Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada Yang menciptakan bumi dalam dua masa dan kamu adakan sekutu-sekutu bagiNya? (Yang bersifat) demikian itu adalah Rabb semesta alam;

Dan dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di atasnya. Dia memberkahinya dan Dia menentukan padanya kadar makanan-makanan (penghuni)nya dalam empat masa. (Penjelasan itu sebagai jawaban) bagi orang-orang yang bertanya.

Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: "Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa". Keduanya menjawab: "Kami datang dengan suka hati".

Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa. Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.” [Al-Qur'an 41: 9-12]


Dalam ayat tersebut menjelaskan tentang 2 penciptaan, yaitu bumi dan langit.

Dimana bumi (tidak termasuk pegunungan) diciptakan dalam 2 masa dan pegunungan yang berdiri kokoh di muka bumi diciptakan dalam 4 masa.

Kemudian langit diciptakan dalam 2 masa. Ayat tersebut menggunakan kata tsumma, terjemahan lebih tepat adalah 'bersamaan dengan itu'. Yang berarti sementara bumi diciptakan bersamaan dengan pegunungan dan hal-hal lainnya dalam 6 masa, bersamaan dengan itu, langit diciptakan dalam 2 masa. Sehingga total penciptaan bumi dan langit adalah 6 masa.

Mari kita kupas 6 masa penciptaan bumi tersebut.
  1. Azoikum =  Zaman dimana belum adanya binatang dan makhluk hidup lainnya. Azoikum atau Hadean merupakan eon pertama dalam sejarah bumi dimulai saat proses pembentukan bumi.
  2. Ercheozoikum =  Merupakan masa awal pembentukan batuan kerak bumi yang kemudian berkembang menjadi protokontinen. Era ercheozoikum atau arkeozoikum atau yang disebut juga dengan Arkean, berakhir 2500 juta tahun yang lalu. Pada awal Arkean, suhu Bumi sudah cukup dingin. Bentuk kehidupan masa kini tidak dapat hidup di atmosfer Arkean yang miskin oksigen serta memiliki lapisan ozon yang tipis.
  3. Proterozoikum = Merupakan awal terbentuknya hidrosfer dan atmosfer. Proterozoikum berlangsung dari 2,5 miliar hingga 542 juta tahun yang lalu. Bumi telah terbentuk menjadi benua-benua dengan ukuran mutakhir. Perubahan atmosfer yang kaya oksigen juga merupakan perkembangan krusial. Kehidupan berkembang dari prokariota menjadi eukariota dan bentuk multiseluler. Pada masa ini terjadi dua zaman es.
  4. Paleozoikum = Zaman ketika terdapat kehidupan makhluk pertama di bumi. Paleozoikum atau era bentuk kehidupan lampau dimulai dari 542–251 juta tahun yang lalu. Pada era ini, banyak kelompok kehidupan modern muncul. Kehidupan mengkolonisasi daratan, diawali dengan tumbuhan, dan diikuti dengan binatang. Kehidupan perlahan-lahan berevolusi. Pada masa itu, terjadi radiasi adaptif yang membentuk banyak spesies baru, namun juga terjadi kepunahan massal. Ledakan evolusi ini sering kali disebabkan oleh perubahan mendadak pada lingkungan yang terjadi akibat bencana alam seperti aktivitas gunung berapi, tumbukan meteor ataupun perubahan iklim.
  5. Mesozoikum = Masa yang disebut tingkat kehidupan pertengahan. Mesozoikum berlangsung dari 251 juta tahun lalu hingga 66 juta tahun lalu. Pada era ini terjadi peristiwa kepunahan Perm-Trias sehingga 95% spesies di Bumi binasa. Termasuk dalam era ini terjadi peristiwa kepunahan yang membinasakan dinosaurus dari muka Bumi, yang salah satu penyebabnya adalah kombinasi letusan gunung berapi di Trap Siberia, tumbukan asteroid, gasifikasi metana hidrat, fluktuasi permukaan air laut, dan peristiwa anoksik besar. Diperkirakan pula terdapat jenis mamalia yang ada boleh jadi berukuran kecil menyerupai tupai.
  6. Cenozoikum = Masa dimana munculnya manusia berbudaya. Cenozoikum atau kenozoikum dimulai pada 66 juta tahun yang lalu. Pada masa ini mamalia dan burung sudah ada dan bumi mirip dalam bentuk kehidupan modern.

Sumber:
http://techno.okezone.com/read/2017/03/20/56/1647629/alquran-dan-sains-jelaskan-penciptaan-dunia-selama-6-masa
http://www.lampuislam.id/2015/09/langit-dan-bumi-diciptakan-dalam-6-masa.html
https://brainly.co.id/tugas/3742684
https://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Bumi
https://id.wikipedia.org/wiki/Arkean
http://slideplayer.info/slide/2931109/

Sunday, July 23, 2017

Penghuni Bumi Sebelum Manusia

ABAL JAN DAN BANUL JAN
Agama Islam menjelaskan bahwa sebelum nabi Adam turun ke bumi, sudah ada makhluk yang menempati bumi yaitu abal jan dan banul jan.
Dua kelompok ini kerap bertempur dan tidak pernah bersahabat.

BANUL JAN
Banul Jan terus berkembang biak dengan pesatnya sehingga dunia ini penuh dengan Banul Jan serta terdapat dimana-mana.
Mereka membuat bencana disana-sini, sehingga timbul kerusakan, kekacauan, saling bunuh-membunuh, saling berperang antara kelompok satu dengan kelompok yang lain.
Tanaman banyak yang rusak dan hewan banyak yang musnah

AZAJIL
Kemudian Allah memerintah ‘azajil memimpin para malaikat jibril, mikail, izroil dan malaikat yang lainnya, untuk menaklukan abal jan dan janul jan dibumi ini.

NABI ADAM
Allah mengutus 3 malaikat yaitu Jibril, Mikal dan Izrail untuk turun dan mengambil segenggam tanah. Kemudian semua kembali dengan tangan hampa kecuali Izrail.
Karena Izrail yang berhasil membawa tanah sehingga kemudian yang bertugas untuk mencabut tanah adalah malaikat Izrail.

BUMI TIDAK RELA
Bahwasanya ketika tanah di bumi dicakup oleh Izrail, menangislah bumi saat itu seolah-olah bumi tiada rela.
Kemudian dijawab oleh Allah dalam surat Thaha ayat 55 :
مِنْهَا خَلَقْنٰكُمْ وَفِيْهَا نُعِيْدُكُمْ وَمِنْهَا نُخْرِجُكُمْ تَارَةً أُخْرٰى ٥٥
Darinya (tanah) itulah Kami menciptakan kamu dan kepadanyalah Kami akan mengembalikan kamu dan dari sanalah Kami akan mengeluarkan kamu pada waktu yang lain.

KHOLIFAH
Diantara ‘azajil, malaikat dan adam diberikan ilmu oleh Allah karena tujuannya untuk menjadikan kholifah dibumi, setelah diuji ternyata yang lulus dari ujian tersebut adalah nabi Adam akhirnya semuanya diperintah Allah untuk sujud penghormatan kepada Adam.

QS. Al-Baqarah : 30
وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً ۖ قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ ۖ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ

“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada Malaikat; “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di bumi”. Mereka bertanya (tentang hikmat ketetapan Tuhan itu dengan berkata): “Adakah Engkau (Ya Tuhan kami) hendak menjadikan di bumi itu orang yang akan membuat bencana dan menumpahkan darah (berbunuh-bunuhan), padahal Kami senantiasa bertasbih dengan memujiMu dan mensucikanMu?”. Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui akan apa yang kamu tidak mengetahuinya”

IBLIS
Semuanya sujud kecuali ‘azajil (bangsa Iblis) mereka sombong dan membangkang.
Kesombongan dosa favorit dan merupakan dosa pertama yang dilakukan Iblis kepada Allah.
“Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para Malaikat: “Sujudlah kamu kepada Adam!,” Maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir”. [Al-Baqarah/2: 34]
Dan dengan kesombonngannya Iblis menjawab:
“Aku lebih baik darinya: Engkau ciptakan aku dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah.". (Al-A’raf: 12)
Iblis merupakan asal mula jin, sebagaimana Adam sebagai asal mula manusia. Iblis adalah abul jin (bapak para jin). Sedangkan setan, mereka adalah kalangan jin yang durhaka. Kesombongan itu datang karena hati tidak memiliki iman yang kuat. Jika Kamu ingin terhindar dari sifat sombong, maka kuatkanlah imanmu kepada-Nya.


BANUL JAN = MANUSIA PURBA?
Manusia purba hidup ratusan juta tahun yang lalu. Nabi Adam diturunkan ke bumi 8000 tahun yang lalu (sekitar tahun 5872 SM). Manusia purba ini memang disebut Al-Basyar sementara Nabi Adam dan keturunannya disebut Al-Insan atau Bani Adam.
Al-Basyar memang memiliki otak yang sekelas Al-Insan. Hanya saja Allah tidak membekali Al-Basyar dengan ilmu pengetahuan seperti halnya Nabi Adam.
Al-Basyar mencari tahu sendiri bagaimana caranya membuat api, membuat senjata, membuat tempat perlindungan, berburu dan menyembah azimat. Tetapi pada akhirnya adalah, mereka hidup dari perang yang satu ke perang yang lainnya. Mereka tidak mengerti cara berdiplomasi, karena memang tidak ada buku panduan yang mengajarkan mereka cara berdiplomasi. Sehingga akhirnya Allah mentakdirkan mereka untuk punah puluhan ribu tahun sebelum diciptakannya Nabi Adam.

MANUSIA PURBA (1)
Meganthropus Palaeojavanicus (Manusia Raksasa dari Jawa Kuno)
Perkiraan usianya adalah 1-2 juta tahun dan menjadi manusia purba tertua di Indonesia.

MANUSIA PURBA (2)
Pithecanthropus (Manusia Kera)
Diperkirakan usianya sekitar 30.000-2 juta tahun.
a. Pithecanthropus Erectus
Fosilnya ditemukan tahun 1890 oleh Eugene Dubois di sekitar sungai Bengawan Solo.
b. Pithecanthropus Mojokertensis (Pithecanthropus Robustua)
Penemuan pertama tahun 1936 di dekat Mojokerto Jawa Timur oleh Von Koenigswald.
c. Pithecanthropus Soloensis
ertama kali ditemukan oleh Openorth dan Von Koenigswald sekitar tahun 1931-1933, di tepi sungai Bengawan Solo.

MANUSIA PURBA (3)
Homo (Manusia)
Usia manusia purba jenis ini antara 25.000-40.000 tahun.
a. Homo Rhodesiensis
Penemuan pertama kali di dalam gua Broken Hill yang terletak di Rhodesia (Zimbabwe) pada tahun 1924 oleh Robert Brom dan Raymond Dart.
b. Homo Neanderthalensis
Lokasi penemuannya adalah di lembah sungai Neander, Jerman, yaitu oleh Rudolf  Virchow.
c. Homo Cro-Magnon
Fosil jenis ini ditemukan goa Cro Magnon, Perancis pada tahun 1868. Jika diamati, jenis homo Cro-Magnon lebih mirip dengan bentuk manusia pada zaman sekarang.
d. Homo Soloensis
Meruapakan jenis manusia purba yang ditemukan di Indonesia yaitu di sekitar Bengawan Solo, oleh Weidenrich dan Von Koenigswald tahun 1934.


Diolah dari berbagai sumber

Alasan Reza Rahadian Menjadi Mualaf

Reza Rahadian mengungkapkan transisi keyakinan yang ia alami dari Kristen ke Islam. Ada proses di balik keputusan Reza untuk berpindah agama...

Related Post