Sunday, August 20, 2017

Nabi Nuh

Nabi Nuh merupakan rasul yang diceritakan dalam Taurat, Alkitab, dan Al-Qur'an. Nabi Nuh hidup pada masa sekitar 3993-3043 SM. Nabi Nuh diangkat menjadi nabi sekitar tahun 3650 SM. Nuh hidup selama 950 tahun.

Antara Adam dan Nuh ada rentang 10 generasi dan selama periode kurang lebih 1642 tahun. Dia lahir 126 tahun sepeninggal Nabi Adam, sedangkan menurut Ahli Kitab dia lahir 140 tahun sepeninggal Nabi Adam. Dia adalah utusan yang pertama yang diutus untuk umat manusia.

Nabi Nuh diutus pada kaumnya ketika berumur 480 tahun. Masa kenabiannya adalah 120 tahun dan berdakwah selama 5 abad. Dia mengarungi banjir ketika ia berumur 600 tahun, dan kemudian setelah banjir ia hidup selama 350 tahun.

Nuh berasal dari bahasa Syam yang artinya “bersyukur” atau “selalu berterima kasih”, karena Nuh sering menangis. Nabi Nuh mempunyai nama lain yaitu Abdul Ghafar (Hamba dari Yang Maha Pengampun). Nuh mendapat gelar dari Allah dengan sebutan Nabi Allah dan Abdussyakur yang artinya “hamba (Allah) yang banyak bersyukur”.

Nabi Nuh tinggal di wilayah Selatan Irak modern.

Nabi Nuh mempunyai istri bernama Wafilah, sumber lain mengatakan nama istri Nuh adalah Namaha binti Tzila atau Amzurah binti Barakil. Nabi Nuh memiliki 4 anak laki-laki yaitu Kanʻān, Sem, Ham, dan Yafet.

Keturunan Sam menurunkan bangsa kulit putih, Yafith menurunkan bangsa berkulit merah dan coklat, sedangkan ham menurunkan bagsa Kulit hitam dan sebagian kecil berkulit putih.

Sam 
Istri Sam bernama Shalib binti Batawil bin Mehujael bin Akhnukh bin Qayin bin Adam dan darinya Sam menurunkan Arfaqsyad, Asshur, Lud, Elam, dan Aram.

Keturunan Sam berdiam di Majdal yang berada di pusat bumi yang daerah tersebut berada di Satidama (suatu daerah bagian utara Irak atau dibagian Timur Anatolia), di antara Yaman dan Syria. Tuhan memberikan mereka kitab dan kenabian serta memberikan warna kulit yang coklat dan putih. Sam menurunkan keturunan yang berwajah tampan dan berambut indah


Yafith
Istri Yafith bernama Arbasisah binti Marazil bin Al Darmasil bin bin Mehujael bin Akhnukh bin Qayin bin Adam dan darinya Yafith menurunkan 7orang anak laki-laki dan 1 orang anak perempuan, yaitu Gomer, Marihu, Wa’il, Hawwan, Tubal, Hawshil dan Thiras. Anak perempuan dari Yafith adalah Shabokah.

Yafith menurunkan keturunan yang berwajah datar dan bermata kecil atau sipit


Ham
Istri Ham bernama Nahlab binti Marib bin Al Darmasil bin bin Mehujael bin Akhnukh bin Qayin bin Adam dan darinya Ham menurunkan 4 orang anak laki-laki, yaitu Kush, Put, Kanaan dan Qibthy atau Misraim.

Ham menurunkan keturunan yang berkulit hitam dan berambut keriting. Rambut mereka tipis.


Kanʻān
Dari keempat putra Nuh, hanya tiga orang yang selamat dari bencana banjir, karena taat serta mengikuti ajaran yang dibawa ayahnya. Adapun seorang anaknya lagi yang tertua, yaitu Kan'an, tewas tenggelam.


Sebelum diangkat menjadi Nabi, Nuh merupakan seorang yang tekun, gemar bersyukur, dan beriman kepada Allah. Sedangkan manusia di zamannya merupakan orang-orang kafir yang melakukan penyembahan dewa-dewa. Kaum tersebut merupakan generasi manusia yang diberi umur panjang serta dilimpahi kemakmuran juga dianugerahi perawakan tubuh yang jauh lebih perkasa daripada generasi manusia pada zaman sekarang.

Namun mereka mempunyai sikap angkuh serta sikap sewenang-wenang memandang diri sebagai golongan terkuat dan berkuasa, yang kemudian berujung pada keengganan serta kecongkakan untuk mengakui Tuhan sebagai Yang Maha Kuasa.


Kaum Nuh menantangnya untuk seketika mendatangkan azab. Orang-orang kafir tersebut lebih memilih mempercayai ajaran dari kalangan terpandang menurut mereka daripada mempercayai risalah Allah melalui seorang nabi.

Kaum Nuh menolak diselamatkan oleh Allah. Penentangan ini serupa dengan Iblis sewaktu menolak kehendak Allah supaya bersujud terhadap Adam, dengan alasan bahwa Adam lebih rendah kedudukannya menurut Iblis.

Nuh meratapi nasib kaumnya kemudian ia mengadu kepada Allah:
    Nuh berseru, "Ya Tuhanku, sesungguhnya mereka telah mendurhakaiku, dan telah menuruti orang-orang yang harta maupun anak-anaknya tidak menambah apapun melainkan kejahatan belaka, dan mereka melakukan tipu daya yang keterlaluan. dan mereka telah berpesan, "Jangan pernah sekalipun kamu meninggalkan (penyembahan) dewa-dewa kamu dan jangan pernah pula kamu meninggalkan (penyembahan) Wadd, dan jangan pula Suwa', Yaguts, Ya'uq dan Nasr." dan sesudahnya mereka telah menyesatkan banyak (manusia), dan janganlah Engkau tambahkan terhadap orang-orang yang lalim itu selain kesesatan. disebabkan kesalahan-kesalahan mereka, mereka ditenggelamkan lalu dimasukkan ke Neraka, maka tiada penolong untuk mereka selain dari Allah."
    — Nuh 71:21-25
Nuh memohon kepada Allah supaya tidak meluputkan seorang pun dari generasi-generasi kafir itu bertahan hidup di muka bumi, melainkan melenyapkan seluruh orang kafir itu; sebab orang-orang kafir itu telah berani menantang azab Ilahi yang diancamkan kepada mereka.

Kemudian Allah mengabulkan pengaduan ini. Allah memerintahkan Nuh mendirikan sebuah bahtera sebagai tempat perlindungan menghadapi air bah yang akan menenggelamkan seisi bumi serta melenyapkan segala makhluk di muka bumi.

Setelah pembangunan bahtera terselesaikan, Allah mewahyukan kepada Nuh supaya menempatkan berbagai jenis hewan secara berpasang-pasang ke dalam bahtera tersebut supaya menyelamatkan keberlangsungan hewan-hewan tersebut di bumi.


Panjang kapal Nuh adalah 1200 Kubit dan lebarnya 600 Kubit dan mempunyai 3 lapisan. Tingkat pertama diletakkan binatang-binatang liar dan yang sudah dijinakkan. Tingkat kedua ditempatkan manusia. Tingkat ketiga burung-burung.


Badai yang sangat lebat disertai luapan air dari dalam tanah selama berhari-hari menyebabkan permukaan bumi hilang tersapu air dan melenyapkan segala makhluk hidup terkecuali para penghuni dalam bahtera Nuh.

Air bah bahkan menutupi seluruh permukaan bumi; baik bukit maupun pegunungan tidak luput tenggelam terhadap terjangan ombak yang menjulang tinggi. Ketika air hampir menenggelamkan seluruh permukaan bumi, Nuh mendapati salah satu putranya, Kan'an, sedang mencari perlindungan terhadap air bah dengan berlindung ke sebuah puncak gunung.

Kan'an sejak semula tidak percaya terhadap ajaran sang ayah, dan Kan'an justru memilih ikut dengan generasi-generasi pembangkang yang dibinasakan. Didasari rasa sayang terhadap sang anak, Nuh memanggil-manggil anak itu supaya masuk kedalam bahtera, namun anak itu justru berlari menghindar lalu anak itu turut bersama-sama kaum kafir tersebut. Nuh hendak meminta pengampunan untuk anaknya, namun Allah menegur supaya nabi tidak melakukan hal ini.
“Dan Nuh berseru kepada Rabbnya sambil berkata: ‘Ya Rabbku sesungguhnya anakku termasuk keluargaku, dan sesungguhnya janji Engkau itulah yang benar. Dan Engkau adalah Hakim yang seadil adilnya.’ 
(QS. 11:45) 

Allah berfirman: ‘Hai Nuh, sesungguhnya dia bukanlah termasuk keluargamu (yang dijanjikan akan diselamatkan), sesungguhnya (perbuatannya adalah) perbuatan yang tidak baik. Sebab itu janganlah kamu memohon kepada-Ku sesuatu yang kamu tidak mengetahui (hakekat)nya. Sesungguhnya Aku memperingatkan kepadamu supaya kamu tidak termasuk orang-orang yang tidak berpengetahuan.’ 
(QS. 11:46) 

Nuh berkata: ‘Ya Rabbku, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari sesuatu yang aku tiada mengetahui (hakekat)nya. Dan sekiranya Engkau tidak memberi ampun kepadaku, dan (tidak) menaruh belas-kasihan kepadaku, niscaya aku akan termasuk orang-orang yang merugi.’ 
(QS. 11:47)” 

Setelah air bah surut, Allah menempatkan bahtera Nuh berlabuh di bukit Judi, kemudian Nuh beserta seisi makhluk hidup penghuni bahtera diselamatkan supaya meneruskan keberlangsungan makhluk hidup di muka bumi.

Setelah kejadian banjir bah, Nuh masih hidup selama 300 tahun bahkan masih sempat mendidik Ibrahim serta mewariskan risalah Allah kepadanya.


Bahtera Nuh mendarat di Bukit Judi. Ada pendapat bahwa itu berada di gunung di wilayah Kurdi atau tepatnya di bagian selatan Armenia. Pendapat lain dari Wyatt Archeological Research, bukit tersebut terletak di wilayah Turkistan Iklim Butan, Timur laut pulau yang oleh orang-orang Arab disebut sebagai Jazirah Ibnu Umar (Tafsir al-Mishbah).

Berdasarkan foto yang dihasilkan dari gunung Ararat, menunjukkan sebuah perahu yang sangat besar diperkirakan memiliki luas 7.546 kaki dengan panjang 500 kaki, lebar 83 kaki dan tinggi 50 kaki dan masih ada tiga tingkat lagi di atasnya.

Setelah kapal berlabuh di pegunungan Ararat, ia kemudian membangun suatu kota di daerah Ararat (Qarda) di suatu areal yang termasuk Mesopotamia dan menamakan kota tersebut Themanon (Kota delapan Puluh) karena kota tersebut dibangun oleh orang yang beriman yang berjumlah 80 orang. Sekarang tempat tersebut dikenal dengan nama Suq Thamanin.


Perahu Nabi Nuh ditemukan di ketinggian 13 ribu kaki atau sekitar 3,9 kilometer di sebuah gunung di Turki. Sisa-sisa kayu dari perahu Nabi Nuh di Gunung Ararat di sebelah timur Turki. Berdasarkan data karbon kayu tersebut menunjukkan berusia 4.800 tahun. Artinya, waktu tersebut sesuai dengan berlayarnya Perahu Nabi Nuh.

Pada Oktober 2008, tim dari Turki menemukan pada ketinggian sekitar lebih dari 4.000 meter, terlihat ada struktur bangunan yang terbuat dari papan seperti kayu gelondongan. Tiap papan memiliki ketebalan 8 inchi. Terlihat tenons, bukti konstruksi kuno sebelum paku besi ditemukan.



Memanfaatkan peta satelit Google Earth, lokasi situs perahu Nabi Nuh AS itu terletak pada ketinggian sekitar 2.000 dpl (dari permukaan laut). Lokasinya berada di kaki bukit yang agak rata. Sedangkan, di daerah sekitarnya masih ada lembah raksasa yang memiliki ketinggian jauh lebih rendah.

Di sekitar objek tersebut, juga ditemukan sebuah batu besar dengan lubang pahatan. Para peneliti percaya bahwa batu tersebut adalah drogue-stones. Pada zaman dulu, batu tersebut biasanya dipakai pada bagian belakang perahu besar untuk menstabilkan perahu. Para peneliti juga menemukan sesuatu yang tidak lazim pada batu tersebut, yakni adanya sebuah molekul baja yang diperkirakan berusia ribuan tahun lalu dan dbuat tangan manusia. Karena itu, mereka meyakini tempat tersebut adalah jejak pendaratan perahu Nuh.

Dari beberapa foto-foto yang dihasilkan, lokasi pegunungan Ararat itu memang menunjukkan adanya sebuah perahu yang sangat besar. Ukuran perahu itu diperkirakan memiliki luas 7.546 kaki dengan panjang sekitar 500 kaki, lebar 83 kaki, dan tinggi 50 kaki.

Ukuran kapal itu sekitar 300 hasta (panjang sekitar 50 meter dan luas 30 meter) dan terdiri atas tiga tingkat. Di tingkat pertama, diletakkan binatang-binatang liar dan yang sudah dijinakkan. Lalu, pada tingkat kedua ditempatkan manusia, dan yang ketiga burung-burung.

Ada juga yang berpendapat, kapal Nuh itu berukuran lebih luas dari sebuah lapangan sepak bola. Luas pada bagian dalamnya cukup untuk menampung ratusan ribu manusia. Dan, jarak dari satu tingkat ke tingkat lainnya mencapai 12 hingga ke 13 kaki. Juga, hewan-hewan dari berbagai spesies itu jumlahnya diperkirakan mencapai puluhan ribu ekor.

Menurut Dr Whitcomb, dalam perahu itu terdapat sekitar 3.700 binatang mamalia, 8.600 jenis itik/burung, 6.300 jenis reptilia, 2.500 jenis amfibi, dan sisanya umat Nabi Nuh. Adapun berat perahu itu diprediksikan mencapai 24.300 ton.

Menurut sejumlah penelitian, perahu Nabi Nuh itu diperkirakan dibuat sekitar tahun 2465 SM (Sebelum Masehi). Dan, beberapa sarjana berpendapat, perahu Nabi Nuh itu dibangun di sebuah tempat bernama Shuruppak, yaitu sebuah kawasan yang terletak di selatan Irak.

Jika ia dibangun di selatan Irak dan akhirnya terdampar di Utara Turki, kemungkinan besar bahtera tersebut telah terbawa arus air sejauh kurang lebih 520 km.

Kebenaran penemuan itu masih diperdebatkan banyak pihak. Namun, sejumlah peneliti percaya bahwa pegunungan Ararat adalah tempat berlabuhnya kapal Nuh. Alquran tidak menyebutkan nama sebuah gunung kecuali nama al-Judi, yang berarti sebuah tempat yang tinggi.

Pegunungan Ararat dikenal sebagai gunung yang unik di Turki. Keunikannya hampir setiap hari akan tampak pelangi dari sebelah utara puncak gunung. Di Turki, pegunungan Ararat ini dikenal pula sebagai salah satu gunung yang memiliki puncak terluas di dunia dan tertinggi di Turki.

Puncak tertingginya mencapai 16,984 kaki dpl. Sedangkan, puncak kecilnya setinggi 12,806 kaki. Menurut para ahli, jika seseorang berhasil menaklukkan puncak besarnya, mereka akan menyaksikan tiga wilayah negara dari atasnya, yakni Rusia, Iran, dan Turki.


Sumber :
https://id.wikipedia.org/wiki/Nuh
https://id.wikipedia.org/wiki/Nabi_Nuh
https://alquranmulia.wordpress.com/tag/tafsir-ibnu-katsir-surah-huud-ayat-45-47/
https://tekno.tempo.co/read/news/2010/04/27/061243726/sisa-perahu-nabi-nuh-ditemukan-di-gunung-turki#l2DTHiiKxFXLzo9J.99

No comments:

Post a Comment

Haramnya Sebuah Sepatu dari Kulit Babi

Memang, sesuai fungsinya, sepatu digunakan sebagai alas kaki dan tidak masuk ke dalam tubuh manusia. Menurut syariat Islam, babi dengan sega...

Related Post