Monday, November 12, 2018

Tere Soal Hidayah


Cerita Tere Soal Hidayah

Senin 12 Nov 2018

Perjalanan menemukan hidayah cukup panjang bagi penyanyi, Tere Pardede. Tere lahir dan tumbuh dalam keluarga non-Muslim. Hanya sebagian kecil keluarga jauhnya beragama Islam. Keluarga inti menyebut mereka sebagai saudara yang tersesat.

"Itu yang ditanamkan sejak kecil pada saya, mereka (keluarga yang beragama Islam) adalah domba tersesat," kata dia dalam acara Hijrah Fest 2018 di Senayan JCC, Jakarta, Ahad (11/11).

Muslimah bernama bernama lengkap Theresia Ebenna Ezeria Pardede ini mulai terbuka ketika duduk di jenjang SMA. Dia tidak lagi menempuh pendidikan di sekolah homogen. "Pas SMA saya lihat manusia macem-macam. Ada pelajaran Islam, dan yang non-Muslim dipersilahkan keluar," kata Tere.

Saat duduk di bangku kuliah, dia berada di masa kebebasan berpendapat mulai menjadi hal awam. Dia berbincang dengan nenek teman dekatnya, yang mana seorang mualaf. Pembahasan berbagai topik dilakukan mulai dari ideologi hingga agama.

Dari pembahasan itu, dia mengetahui bahwa Islam juga mengenal Isa Al-Masih. Namun, Islam menganggapnya bukan Tuhan, melainkan nabi. Kemudian, Tere mulai tertarik membaca Alquran.

Tere mengaku beruntung karena mengambil jurusan komunikasi. Salah satu mata pelajarannya, yakni ilmu cek info sebagai hoaks atau bukan. Dia mempertanyakan ihwal adanya tiga agama yang mengaku pewaris Ibrahim AS.

Menurur Tere, tidak mungkin ada tiga, pasti ada satu yang paling utama. Kemudian Tere kembali mempelajar Alkitab dan Alquran lagi. Hingga akhirnya menemukan hidayah dari Alquran.

"Saya sempat agnostik 1,5 tahun. Banyak info yang saya pertanyakan tentang ajaran agama saya sebelumnya. Tapi kalau tanya dibilang kurang beriman. Namun jelas sekali tak ada keraguan di Alquran," tutur dia.

Menurur Tere proses mendapatkan hidayah tidaklah mudah. Sebab, Tere harus berjihad dengan diri sendiri dari keraguan menjadi tak ada keraguan sama sekali.

"Proses hanya proses kalau tak ada effort (upaya). Jangan berubah. Tetap istiqamah dengan kalimat tauhid," kata Tere.


Sumber :
https://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/mualaf/18/11/11/pi14td313-cerita-tere-soal-hidayah

Wednesday, October 31, 2018

Roger Danuarta Mantap Masuk Islam

Mantap Masuk Islam, Ini Alasan Roger Danuarta

31 Okt 2018, 12:00 WIB

Pembacaan dua kalimat syahadat yang dilakukan Roger Danuarta, membuat masyarakat heboh. Dan kini, ia resmi menjadi pemeluk agama Islam. Lantas, benarkah Roger Danuarta mempelajari Islam karena ingin menikah dengan Cut Meyriska?

Roger Danuarta ternyata sudah sejak lama mempelajari Islam. Setelah mantap barulah mantan kekasih Sheila Marcia ini bersyahadat pada Senin (29/10/2018).

"Infonya beliau sudah lama mempelajari Islam dan tertarik dengan Islam. Jadi bukan tiba-tiba," kata Amru, Ketua Mualaf Center Yogyakarta, dilansir laman Dream.co.id, Selasa (30/10/2018).

Lebih lanjut Amru menjelaskan, Roger Danuarta memeluk Islam juga bukan paksaan dari orang lain. Sebelum membaca dua kalimat syahadat, ia mendapat banyak pertanyaan. Roger melakukan itu semua atas kemauannya sendiri, karena sudah belajar agama islam sejak lama.

"Yang jelas, yang saya tahu Ustaz Insan Mokoginta ketika beliau mensyahadatkan dan ditanya mau menjadi mualaf itu tidak ada paksaan," ujarnya.


Sumber :
https://www.liputan6.com/showbiz/read/3680739/mantap-masuk-islam-ini-alasan-roger-danuarta?utm_expid=.9Z4i5ypGQeGiS7w9arwTvQ.0&utm_referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.com%2F

Thursday, October 25, 2018

Sinead O'Connor

Cerita Penyanyi Sinead O'Connor Jadi Mualaf

Penyanyi Irlandia Sinead O'Connor mengungkapkan cerita di balik keputusannya menjadi seorang mualaf. Setelah memeluk agama Islam, pelantun lagu "Nothing Compares 2U" itu mengubah namanya menjadi Shuhada Davitt.

O'Connor yang sempat mengganti nama resminya menjadi Magda Davitt semula menganut agama Katolik. Kini, perempuan 51 tahun itu mantap memeluk agama Islam. Dia mengumumkan kabar tersebut melalui media sosial Twitter.

"Saya bangga menjadi seorang Muslim. Keputusan ini sangat alami, sebuah kesimpulan dari perjalanan teologi saya. Semua telaah kitab suci mengarah pada Islam," kata O'Connor lewat akun @MagdaDavitt77, dikutip dari laman Irish Post.

Sang musisi juga membagikan video dirinya mengumandangkan azan. Pada keterangan video, O'Connor menuliskan bahwa lantunan azan pertamanya itu memuat beberapa kesalahan pengucapan bahasa Arab karena dia merasa sangat emosional.

Padahal, azan yang dia rekam itu sudah dilatih selama 30 kali. Dia pun meminta maaf kepada warganet yang menyimak video. Lewat cicitan lain, O'Connor berbagi cerita bahwa dia mendapatkan hijab pertamaya dari seorang teman di Dublin.

"Sahabatku Elaine yang memberikannya dan memakaikannya padaku. Tidak akan mengunggah fotonya karena bagian itu cukup personal. Lagipula saya terlihat tua dan jelek, tapi saya sangat bahagia," katanya merendah.

Saat ini, O'Connor sedang menyiapkan mini album yang penjualannya didonasikan untuk pasien kanker. Dalam penggarapan album, dia berkolaborasi dengan Ronnie Wood "Rolling Stones", aktor Irlandia Cillian Murphy, Nick Mason "Pink Floyd", dan penyanyi Imelda May.


Sumber :
https://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/mualaf/18/10/26/ph611h430-cerita-penyanyi-sinead-oconnor-jadi-mualaf

Sunday, August 26, 2018

Jin, Setan, dan Iblis

Apa perbedaan jin dan iblis atau setan?


Jin

Jin adalah salah satu jenis makhluk Allah Subhanahu wa Ta’ala yang memiliki sifat fisik tertentu, berbeda dengan jenis manusia atau malaikat.

Jin diciptakan dari bahan dasar api, sebagaimana yang Allah Subhanahu wa Ta’ala firmankan,

خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ صَلْصَالٍ كَالْفَخَّارِ (14) وَخَلَقَ الْجَانَّ مِنْ مَارِجٍ مِنْ نَارٍ(15)

“Dia menciptakan manusia dari tanah kering seperti tembikar. Dan Dia menciptakan jin dari nyala api.” (QS. Ar-Rahman: 14 – 15)

Jin memiliki kesamaan dengan manusia dalam dua hal:

a. Jin memiliki akal dan nafsu, sebagaimana manusia juga memiliki akal dan nafsu.

b. Jin mendapatkan beban perintah dan larangan syariat, sebagaimana mausia juga mendapatkan beban perintah dan larangan syariat.

Oleh karena itu, ada jin yang muslim dan ada jin yang kafir. Ada jin yang baik dan ada jin yang jahat. Ada jin yang pintar masalah agama dan ada jin yang bodoh. Bahkan ada jin Ahlussunnah dan ada jin pengikut kelompok sesat, dst.

Sedangkan perbedaan jin dengan mansuia yang paling mendasar adalah dari asal penciptaan dan kemampuan bisa kelihatan dan tidak.

Makhluk ini dinamakan jin, karena memiliki sifat ijtinan (Arab: اجتنان), yang artinya tersembunyi dan tidak kelihatan. Manusia tidak bisa melihat jin dan jin bisa melihat manusia. Allah berfirman,

إِنَّهُ يَرَاكُمْ هُوَ وَقَبِيلُهُ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْ

“Sesungguhnya ia (iblis) dan pengikut-pengikutnya melihat kamu di suatu keadaan yang kamu tidak bisa melihat mereka.” (QS. Al-A’raf: 27)


Setan

Untuk memahami setan, satu prinsip yang harus Anda pegang: Jin itu makhluk dan setan itu sifat. Karena setan itu sifat, maka dia melekat pada makhluk dan bukan berdiri sendiri.

Setan adalah sifat untuk menyebut setiap makhluk yang jahat, membangkang, tidak taat, suka membelot, suka maksiat, suka melawan aturan, atau semacamnya.

Dr. Umar Sulaiman Al-Asyqar mengatakan,

الشيطان في لغة العرب يطلق على كل عاد متمرد

“Setan dalam bahasa Arab digunakan untuk menyebut setiap makhluk yang menentang dan membangkang.” (Alamul Jinni was Syayathin, Hal. 16).

Dinamakan setan, dari kata; syutun (Arab: شطون) yang artinya jauh. Karena setan dijauhkan dari rahmat Allah. (Al-Mu’jam Al-Wasith, kata: الشيطان)

Kembali pada keterangan sebelumnya, karena setan itu sifat maka kata ini bisa melekat pada diri manusia dan jin. Sebagaimana penjelasan Allah Subhanahu wa Ta’ala bahwa ada setan dari golongan jin dan manusia. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, setelah menjelaskan sifat-sifat setan,

مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ

“(setan yang membisikkan itu) dari golongan jin dan mausia.” (QS. An-Nas: 6).


Iblis

Siapakah iblis? Iblis adalah nama salah satu jin yang menjadi gembongnya para pembangkang. Dalil bahwa iblis dari golongan jin adalah firman Allah,

وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلَائِكَةِ اسْجُدُوا لِآدَمَ فَسَجَدُوا إِلَّا إِبْلِيسَ كَانَ مِنَ الْجِنِّ فَفَسَقَ عَنْ أَمْرِ رَبِّهِ

“Ingatlah ketika Kami berkata kepada para maialakt, ‘Sujudlah kallian kepada Adam!’ maka mereka semua-pun sujud kecuali Iblis. Dia dari golongan jin dan membangkang dari perintah Allah.” (QS. Al-Kahfi: 50)

Iblis juga memiliki keturunan, sebagaimana umumnya jin lainnya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

كَانَ مِنَ الْجِنِّ فَفَسَقَ عَنْ أَمْرِ رَبِّهِ أَفَتَتَّخِذُونَهُ وَذُرِّيَّتَهُ أَوْلِيَاءَ مِنْ دُونِي وَهُمْ لَكُمْ عَدُوٌّ

“Iblis itu dari golongan jin, dan dia membangkang terhadap perintah Rab-nya. Akankah kalian menjadikan dia dan keturunannya sebagai kekasih selain Aku, padahal mereka adalah musuh bagi kalian…” (QS. Al-Kahfi: 50)


Sumber:
Read more https://konsultasisyariah.com/10504-perbedaan-jin-setan-dan-iblis.html

Wednesday, June 6, 2018

Maurice Bucaille

Alquran Jelaskan Utuhnya Jasad Firaun

Profesor Michel Durigon menjadi salah satu ilmuwan yang berjasa mengambil sampel organ Firaun pada 1975 di Cairo. Setelah penelitian, sang profesor menemukan bahwa kondisi tubuh Firaun masih utuh meskipun sudah tenggelam di laut selama waktu yang lama.

Bantuan penelitian pun ditawarkan oleh Eropa untuk menganalisis mumi Firaun. Prof. Dr. Maurice Bucaille kemudian menjadi pemimpin ahli bedah sekaligus penanggung jawab utama dalam penelitian mumi tersebut. Jasad Firaun pun dibawa ke Prancis demi penelitian.

Hasil penelitian menemukan hal yang mengejutkan bahwa sisa-sisa garam yang melekat pada tubuh mumi adalah petunjuk bahwa Firaun meninggal karena tenggelam. Jasadnya yang baru dikeluarkan dari laut kemudian segera dibalsem untuk diawetkan. Namun hal ini tetap mengganjal logika sang profesor.

Bagaimana jasad mumi yang sudah tenggelam lama di dalam laut ini masih lebih baik kondisinya dibanding mumi-mumi lainnya? Bucaille kemudian dibantu oleh Ceccaldi dan Durigon. Tim medis akhirnya menemukan bahwa kematian cepat Firaun bukan karena tenggelam melainkan hantaman keras di bagian tengkoraknya.

Hal tersebut mulai sesuai dengan penggambaran kematian Firaun di Alquran bahwa dia mati karena ditelan ombak. Bucaille kemudian merilis laporannya yang berjudul "Les momies des Pharaons et la midecine" (Mumi Firaun; Sebuah Penelitian Medis Modern).

Ia lalu mendengar bahwa Alquran sebenarnya telah mengisahkan cerita tenggelamnya Firaun begitu pula dengan penyebab selamatnya mayat tersebut. Bucaille kembali berpikir bagaimana bisa Alquran yang sudah ada sejak dulu menceritakan tentang penyelamatan jasad Firaun.

Setelah mencari riwayat di berbagai kitab termasuk Taurat dan Injil, Bucaille beralih ke Islam. Ia menemui sejumlah ilmuwan otopsi Muslim dan diberitahu mengenai ayat di bawah ini.

"Maka pada hari ini kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami." (QS. Yunus: 92)

Ayat tersebut telah menyentuh hati Bucaille hingga ia menjadi seorang mualaf.


Sumber :
https://techno.okezone.com/read/2016/06/20/56/1420226/alquran-jelaskan-utuhnya-jasad-firaun

Tuesday, May 29, 2018

Al-Ustadz Ahmad Izzah Al-Andalusy


Suatu petang, di Tahun 1525. Penjara tempat tahanan orang-orang di situ terasa hening mencengkam. Jeneral Adolf Roberto, pemimpin penjara yang terkenal bengis, tengah memeriksa setiap kamar tahanan.

Setiap banduan penjara membongkokkan badannya rendah-rendah ketika ‘algojo penjara’ itu melintasi di hadapan mereka. Kerana kalau tidak, sepatu ‘boot keras’ milik tuan Roberto yang fanatik Kristian itu akan mendarat di wajah mereka. Roberto marah besar ketika dari sebuah kamar tahanan terdengar seseoran mengumandangkan suara-suara yang amat ia benci.

“Hai…hentikan suara jelekmu! Hentikan…!” Teriak Roberto sekeras-kerasnya sambil membelalakkan mata.

Namun apa yang terjadi? Laki-laki di kamar tahanan tadi tetap saja bersenandung dengan khusyu’nya. Roberto bertambah berang. Algojo penjara itu menghampiri kamar tahanan yang luasnya tak lebih sekadar cukup untuk satu orang.

Dengan marah ia menyemburkan ludahnya ke wajah tua sang tahanan yang keriput hanya tinggal tulang. Tak puas sampai di situ, ia lalu menyucuh wajah dan seluruh badan orang tua renta itu dengan rokoknya yang menyala. Sungguh ajaib…

Tak terdengar secuil pun keluh kesakitan. Bibir yang pucat kering milik sang tahanan amat galak untuk meneriakkan kata Rabbi, wa ana ‘abduka… Tahanan lain yang menyaksikan kebiadaban itu serentak bertakbir sambil berkata, “Bersabarlah wahai ustaz…InsyaALlah tempatmu di Syurga.”

Melihat kegigihan orang tua yang dipanggil ustaz oleh sesama tahanan, ‘algojo penjara’ itu bertambah memuncak marahnya. Ia memerintahkan pegawai penjara untuk membuka sel, dan ditariknya tubuh orang tua itu keras-kerasnya sehingga terjerembab di lantai.

“Hai orang tua busuk! Bukankah engkau tahu,  aku tidak suka bahasa hinamu itu?! Aku tidak suka apa-apa yang berhubung dengan agamamu! Ketahuilah orang tua dungu, bumi Sepanyol ini kini telah berada dalam kekuasaan bapa kami, Tuhan Jesus. Anda telah membuat aku benci dan geram dengan ‘suara-suara’ yang seharusnya tidak didengari lagi di sini. Sebagai balasannya engkau akan kubunuh. Kecuali, kalau engkau mahu minta maaf dan masuk agama kami.”

Mendengar “khutbah” itu orang tua itu mendongakkan kepala, menatap Roberto dengan tatapan yang tajam dan dingin. Ia lalu berucap,

“Sungguh…aku sangat merindukan kematian, agar aku segera dapat menjumpai kekasihku yang amat kucintai, ALlah. Bila kini aku berada di puncak kebahagiaan karena akan segera menemuiNya, patutkah aku berlutut kepadamu, hai manusia busuk? Jika aku turuti kemahuanmu, tentu aku termasuk manusia yang amat bodoh.”

Sejurus sahaja kata-kata itu terhenti, sepatu lars Roberto sudah mendarat di wajahnya. Laki-laki itu terhuyung. Kemudian jatuh terkapar di lantai penjara dengan wajah berlumuran darah. Ketika itulah dari saku baju penjaranya yang telah lusuh, meluncur sebuah ‘buku kecil’. Adolf Roberto berusaha

memungutnya. Namun tangan sang Ustaz telah terlebih dahulu mengambil dan menggenggamnya erat-erat. “Berikan buku itu, hai laki-laki dungu!” bentak Roberto.

“Haram bagi tanganmu yang kafir dan berlumuran dosa untuk menyentuh barang suci ini!”ucap sang ustaz dengan tatapan menghina pada Roberto. Tak ada jalan lain, akhirnya Roberto mengambil jalan paksa untuk mendapatkan buku itu. Sepatu lars seberat dua kilogram itu ia gunakan untuk menginjak jari-jari tangan sang ustaz yang telah lemah.

Suara gemeretak tulang yang patah terdengar menggetarkan hati. Namun tidak demikian bagi Roberto. Laki-laki bengis itu malah merasa bangga mendengar gemeretak tulang yang terputus. Bahkan ‘algojo penjara’ itu merasa lebih puas lagi ketika melihat tetesan darah mengalir dari jari-jari musuhnya yang telah hancur.

Setelah tangan tua itu tak berdaya, Roberto memungut buku kecil yang membuatnya baran. Perlahan Roberto membuka sampul buku yang telah lusuh. Mendadak algojo itu termenung.

“Ah…seperti aku pernah mengenal buku ini. Tetapi bila? Ya, aku pernah mengenal buku ini.”

Suara hati Roberto bertanya-tanya. Perlahan Roberto membuka lembaran pertama itu. Pemuda berumur tiga puluh tahun itu bertambah terkejut tatkala melihat tulisan-tulisan “aneh” dalam buku itu. Rasanya ia pernah mengenal tulisan seperti itu dahulu. Namun, sekarang tak pernah dilihatnya di bumi Sepanyol.

Akhirnya Roberto duduk di samping sang ustaz yang sedang melepaskan nafas-nafas terakhirnya. Wajah bengis sang algojo kini diliputi tanda tanya yang dalam. Mata Roberto rapat terpejam. Ia berusaha keras mengingat peristiwa yang dialaminya sewaktu masih kanak-kanak.

Perlahan, sketsa masa lalu itu tergambar kembali dalam ingatan Roberto. Pemuda itu teringat ketika suatu petang di masa kanak-kanaknya terjadi kekecohan besar di negeri tempat kelahirannya ini. Petang itu ia melihat peristiwa yang mengerikan di lapangan Inkuisisi (lapangan tempat pembantaian kaum muslimin di Andalusia). Di tempat itu tengah berlangsung pesta darah dan nyawa. Beribu-ribu jiwa tak berdosa gugur di bumi Andalusia.

Di hujung kiri lapangan, beberapa puluh wanita berhijab (jilbab) digantung pada tiang-tiang besi yang terpancang tinggi. Tubuh mereka bergelantungan tertiup angin petang yang kencang, membuat pakaian muslimah yang dikenakan berkibar-kibar di udara. Sementara, di tengah lapangan ratusan pemuda Islam dibakar hidup-hidup pada tiang-tiang salib, hanya karena tidak mahu memasuki agama yang dibawa oleh para rahib.

Seorang kanak- kanak laki-laki comel dan tampan, berumur sekitar tujuh tahun, malam itu masih berdiri tegak di lapangan Inkuisisi yang telah senyap. Korban-korban kebiadaban itu telah syahid semua. Kanak kanak comel itu melimpahkan airmatanya menatap sang ibu yang terkulai lemah di tiang gantungan. Perlahan-lahan kanak – kanak itu mendekati tubuh sang ummi yang tak sudah bernyawa, sambil menggayuti abinya. Sang anak itu berkata dengan suara parau, 

“Ummi, ummi, mari kita pulang. Hari telah malam. Bukankah ummi telah berjanji malam ini akan mengajariku lagi tentang alif, ba, ta, tsa….? Ummi, cepat pulang ke rumah ummi…”

Budak kecil itu akhirnya menangis keras, ketika sang ummi tak jua menjawab ucapannya. Ia semakin bingung dan takut, tak tahu apa yang harus dibuat . Untuk pulang ke rumah pun ia tak tahu arah. Akhirnya budak itu berteriak memanggil bapaknya, 

“Abi…Abi…Abi…” Namun ia segera terhenti berteriak memanggil sang bapa ketika teringat petang kelmarin bapanya diseret dari rumah oleh beberapa orang berseragam.

“Hai…siapa kamu?!” jerit segerombolan orang yang tiba-tiba mendekati budak tersebut. “Saya Ahmad Izzah, sedang menunggu Ummi…” jawabnya memohon belas kasih. “Hah…siapa namamu budak, cuba ulangi!” bentak salah seorang dari mereka. “Saya Ahmad Izzah…” dia kembali menjawab dengan agak kasar. Tiba-tiba “Plak! sebuah tamparan mendarat di pipi si kecil. “Hai budak…! Wajahmu cantik tapi namamu hodoh. Aku benci namamu. Sekarang kutukar namamu dengan nama yang lebih baik. Namamu sekarang ‘Adolf Roberto’…Awas! Jangan kau sebut lagi namamu yang buruk itu. Kalau kau sebut lagi nama lamamu itu, nanti akan kubunuh!” ancam laki-laki itu.”

Budak itu mengigil ketakutan, sembari tetap menitiskan air mata. Dia hanya menurut ketika gerombolan itu membawanya keluar lapangan Inkuisisi. Akhirnya budak tampan itu hidup bersama mereka.

Roberto sedar dari renungannya yang panjang. Pemuda itu melompat ke arah sang tahanan. Secepat kilat dirobeknya baju penjara yang melekat pada tubuh sang ustaz. Ia mencari-cari sesuatu di pusat laki-laki itu. Ketika ia menemukan sebuah ‘tanda hitam’ ia berteriak histeria,

“Abi…Abi…Abi…” Ia pun menangis keras, tak ubahnya seperti Ahmad Izzah dulu.

Fikirannya terus bergelut dengan masa lalunya. Ia masih ingat betul, bahwa buku kecil yang ada di dalam genggamannya adalah Kitab Suci milik bapanya, yang dulu sering dibawa dan dibaca ayahnya ketika hendak menidurkannya. Ia jua ingat betul ayahnya mempunyai ‘tanda hitam’ pada bahagian pusat.

Pemuda bengis itu terus meraung dan memeluk erat tubuh tua nan lemah. Tampak sekali ada penyesalan yang amat dalam atas tingkah-lakunya selama ini. Lidahnya yang sudah berpuluh-puluh tahun lupa akan Islam, saat itu dengan spontan menyebut,

“Abi… aku masih ingat alif, ba, ta, tha…” Hanya sebatas kata itu yang masih terakam dalam benaknya.

Sang ustaz segera membuka mata ketika merasakan ada tetesan hangat yang membasahi wajahnya. Dengan tatapan samar dia masih dapat melihat seseorang yang tadi menyeksanya habis-habisan kini sedang memeluknya.

“Tunjuki aku pada jalan yang telah engkau tempuhi Abi, tunjukkan aku pada jalan itu…” Terdengar suara Roberto meminta belas.

Sang ustaz tengah mengatur nafas untuk berkata-kata, lalu memejamkan matanya. Air matanya pun turut berlinang. Betapa tidak, jika setelah puluhan tahun, ternyata ia masih sempat berjumpa dengan buah hatinya, di tempat ini. Sungguh tak masuk akal. Ini semata-mata bukti kebesaran Allah.

Sang Abi dengan susah payah masih boleh berucap. “Anakku, pergilah engkau ke Mesir. Di sana banyak saudaramu. Katakan saja bahwa engkau kenal dengan Syaikh Abdullah Fattah Ismail Al-Andalusy. Belajarlah engkau di negeri itu,” Setelah selesai berpesan sang ustaz menghembuskan nafas terakhir dengan berbekal kalimah indah “Asyahadu anla IllaahailALlah, wa asyahadu anna Muhammad Rasullullah…’. Beliau pergi dengan menemui Rabbnya dengan tersenyum, setelah sekian lama berjuang dibumi yang fana ini.

Kini Ahmah Izzah telah menjadi seorang alim di Mesir. Seluruh hidupnya dibaktikan untuk agamanya, ‘Islam, sebagai ganti kekafiran yang di masa muda sempat disandangnya. Banyak pemuda Islam dari berbagai penjuru berguru dengannya…”

Al-Ustadz Ahmad Izzah Al-Andalusy.

Benarlah firman Allah…

“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama ALlah, tetaplah atas fitrah ALlah yang telah menciptakan manusia menurut fitrahnya itu. Tidak ada perubahan atas fitrah ALlah. Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (QS>30:30)

Syeikh Al-Islam Turki yang terakhir iaitu As-Syeikh Mustafa Al Basri telah menegaskan dalam bukunya …

Sekularisma yang memisahkan ajaran agama dengan kehidupan dunia merupakan

jalan paling mudah untuk menjadi murtad.

Dari :  Al-Manahil


Sumber :
https://www.arrahmah.com/al-ustadz-ahmad-izzah-al-andalusy/
http://palembang.tribunnews.com/2016/11/18/kisah-nyatajenderal-roberto-sang-algojo-kejam-yang-jadi-ulama-besar-usai-bertemu-sang-ayah?page=all

Wednesday, May 16, 2018

Nabi Ishaq

Nabi Ishaq AS merupakan anak kedua Nabi Idris AS setelah kelahiran Nabi Ismail dari istri pertamanya Siti Sarah. Nabi Ishaq AS terlahir di Kota Hebron Negara Palestina.

Pada suatu hari Nabi Ibrahim dan Siti Sarah kedatangan tiga tamu lelaki muda yang tampan ke rumahnya di Palestina. Nabi Ibrahim AS dan Siti Sarah menjamu mereka dengan makanan sapi panggang, namun hidangan yang lezat itu tidak disentuh tamunya. Karena  mereka bertiga berkata tidak mempunyai nafsu makan sama sekali.

Nabi Ibrahim AS telah menduga bahwa ketiga tamu itu merupakan malaikat yang akan menyampaikan suatu kabar penting untuk mereka. Para pemuda itu kemudian memberitahukan bahwa mereka merupakan malaikat yang diutus oleh Allah SWT untuk memberikan kabar gembira.

Ketiga malaikat yang menjelma menjadi pemuda yang tampan itu mengabarkan kalau Siti Sarah akan melahirkan seorang anak laki-laki. Mendengar hal itu Nabi Ibrahim AS dan Siti Sarah sangat gembira setelah sekian lama pernikahannya belum dikaruniai seorang anak.

Mereka juga terheran-heran, di usia mereka yang sudah tua dengan umur 90 dan 100 tahun dikaruniai anak. Itulah anugrah dari Allah SWT untuk mereka atas doa Siti Sarah yang tulus penuh keyakinan untuk mendapatkan anak berakhlak baik..

Para ketiga malaikat itu akhirnya pergi meninggal kediaman Nabi Ibrahim AS dan Siti Sarah. Hari demi hari mereka lalui menanti tidak sampai 1 tahun lamanya, akhirnya Siti Sarah melahirkan seorang putra yang selamat dengan sehat. Kemudian oleh Nabi Ibrahim AS di beri nama Ishaq, yang memiliki arti tertawa.

Telah jelas untuk kita semua atas firman Allah SWT dalam Alquran. Bahwa Nabi Ibrahim AS dan semua anak keturunannya mendapat hidayah dan rahmat dari Allah SWT. Karena mereka tidak pernah melakukan kemaksiatan sedikitpun.

Nabi Ishaq AS merupakan anak kedua Nabi Ibrahim AS setelah 14 tahun kelahiran Nabi Ismail AS. Nabi Ishaq AS menjadi penerus Nabi Ibrahim AS berdakwah untuk mengajak manusia bertakwa kepada Allah SWT.

Setelah sekian tahun di lalui Nabi Ibrahim AS mulai tua, namun Nabi Ishaq AS masih belum menikah juga. Kemudian Nabi Ishaq AS ingin menikahi  wanita Kan’an, tetapi Nabi Ibrahim AS tidak mengizinkan Nabi Ishaq dengan wanita Kan’an. Karena masyarakat Kan’an tidak mengenal Allah SWT serta asing terhadap keluarganya.

Pada akhirnya Nabi Ibrahim AS mengutus seorang pelayan untuk pergi ke Kota Harran Negara Irak untuk membawa perempuan dari keluarganya. Kemudian datanglah perempuan itu yang bernama Rafqah binti Batuwael bin Nahur, yang kemudian dinikahkanlah Rafqah dengan Nabi Ishaq AS.

10 tahun sudah Nabi Ishaq AS menikahi Rafqah, mereka dikaruniai 2 orang orang anak kembar. Anak pertama mereka bernama Al-Aish dan anak keduanya bernama Yaqub. Dan atas do’a yang dipanjatkan Nabi Ishaq A.S kepada Allah SWT, akhirnya Istrinya dapat menangdung dan melahirkan anak kembar yaitu ‘Iishuu yang merupakan nenek moyang bangsa Romawi dan Ya’qub yang merupakan nenek moyang Bani Israil.


Nabi Ishaq AS wafat pada usianya nya yang ke 180 tahun. Kemudian Beliau dimakamkan bersama ayahnya Nabi Ibrahim AS di Kota Khalil Negara Palestina.


Sumber :
https://lenterahidup.net/kisah-cerita-nabi-ishaq/
http://www.akidahislam.com/2017/04/inilah-25-mukjizat-para-nabi-dan-rasul.html
http://islamlogin.blogspot.co.id/2015/03/tomb-of-prophet-ishaq-upon-him-be-peace.html

Tuesday, March 20, 2018

Yusuf Estes masuk Islam

Awalnya ingin memurtadkan seorang Muslim, Yusuf Estes malah masuk Islam

20/03/2018

Da’i Internasional asal Amerika Serikat, Syaikh Yusuf Estes, akan melakukan safari dakwahnya di Indonesia pada pertengahan Maret 2018. Safari Dakwah beliau akan digelar pada 17 – 22 Maret 2018. Syaikh Yusuf Estes direncanakan akan melakukan Ceramah Umum di Jakarta dan Surabaya.

Sebelum menjadi muslim, Yusuf Estes atau Joseph Edward Estes adalah seorang pendeta dan pebisnis alat musik.

Berikut adalah penuturan Syaikh Yusuf Estes memeluk Islam:

Sebelum Memeluk Islam

Saya memeluk Islam sekitar 20 tahun yang lalu, karena sesuatu yang sangat istimewa. Sebelum memeluk Islam, saya selalu mengajak orang untuk masuk Kristen. Saat itu, kemana pun saya pergi, saya selalu membawa Bible, berkalungkan salib, bahkan saya mengenakan topi bertuliskan Yesus is Lord (Yesus adalah Tuhan).

Saat itu, saya sangat penuh gairah untuk menyampaikan pesan yang saya pikir orang perlu tahu. Pesan tentang cinta kasih, pesan tentang perdamaian, dan pesan agar menjadi orang baik. Jadi saat datang hari penghabisan (kiamat), mereka sudah siap untuk itu.

Keseharian saya sebelum masuk Islam, diisi dengan dua hal. Bekerja keras dalam berbisnis untuk mendapatkan uang, dan bekerja keras memberitahu orang tentang Yesus dan perdamaian.

Saya dulu mempunyai gambaran yang sangat buruk tentang Islam dan Muslim. Saya begitu takut untuk bertemu dengan orang Islam. Jadi ketika ayah saya mengatakan bahwa ia akan bermitra bisnis dengan seorang muslim, saya bilang: “Tidak! Orang ini muslim, mereka teroris, mereka pembajak, mereka penculik, bahkan mereka tidak percaya pada Tuhan. Mereka menyembah kotak hitam di gurun (Ka’bah) dan mereka mencium tanah lima kali sehari.”

Begitulah cara pandang saya terhadap Islam, anggapan yang sangat buruk, dan pandangan yang buruk tentang bagaimana mereka memperlakukan wanita dan anak-anak.

Bertemu dengan Muslim untuk Pertama Kalinya

Ketika saya bertemu pertama kali dengan seorang Muslim, saya sangat terkejut karena saya sebelumnya membayangkan dia menggunakan baju panjang, dengan tali hitam melilit di pinggangnya, dan sorban besar di kepalanya, dan dia memiliki satu alis mata yang memanjang (yang seram), mungkin membawa pedang yang panjang dan tajam, dan mungkin sesuatu seperti pisau tajam. Saya tidak tahu.

Tapi ketika saya bertemu dengan orang itu, saya sangat terkejut. Dia memakai baju yang biasa dipakai orang lain, dan terlihat seperti orang pada umumnya. Bahkan ia tidak berjanggut lebat, dia menggunakan topi karena kepalanya botak. Dia menyenangkan, benar-benar orang yang menyenangkan.

Seketika itu, saya berpikir bisa mengubahnya menjadi seorang Kristen. Itu yang ada dalam pikiran saya: Saya akan menjadikannya menjadi Kristen. Tetapi ternyata Allah SWT memiliki rencana lain.

Salah satu yang benar-benar membuat saya terkagum-kagum dengan perilakunya. Pria itu pendiam, lemah lembut, pemurah, dan yang mengagumkan adalah cara dia setiap hari dia menjalankan shalat lima waktu. Dia melakukannya lima kali setiap hari. Tepat waktu.

Dia mengatakan:  “Mohon izin, saya akan segera kembali”.

Dia kemudian pergi dan berwudhu. Kemudian Allahu akbar, salam, doa, dan kembali ke kami, dan mulai bekerja kembali. Setiap hari, kecuali satu hari dalam sepekan. Di hari Jum’at dia hentikan semuanya.

Dia katakan: “Saya akan kembali dalam dua jam.”

Setelah siap, dia pergi ke Masjid, melakukan shalat (Jum’at) di sana, kemudian kembali, dan diperlukan waktu hampir setengah jam untuk mencapai Masjid. Itulah kenapa dia meminta istirahat selama dua jam. Tetapi dia tetap kembali dan bekerja lagi dengan saya.

Pria itu bekerja tujuh hari dalam sepekan, tetapi dia berhenti bekerja untuk menjalankan ibadah.

Yang mengagumkan lagi, dia suka berpuasa di hari senin dan juga Kamis. Bila ditawarkan sesuatu, dia berkata: “Saya berpuasa”.

Satu hal yang mengagumkan tentang dia, bahkan ayah saya juga mengatakannya, adalah tentang kejujurannya. Setiap kali terjadi transaksi bisnis, apapun itu, dia selalu meyakinkan bahwa pelanggan mendapatkan layanan yang baik. Apa pun yang dia jual dan dipastikan pelanggan mendapatkan barang sesuai yang dijanjikan, kemudian follow up untuk memastikan apa yang terjadi selanjutnya (setelah barang diterima). Itu yang mengagumkan, dan kami benar-benar takjub.

Dialog Tentang Trinitas

Suatu hari, saya berusaha untuk memurtadkannya. Dia bertanya tentang Bible (Injil). Saat itu sedang ada pendeta Katolik yang tinggal di rumah saya. Bible yang saya miliki berbeda dengan Bible milik ayah saya, dan berbeda pula dengan Bible miliki pendeta Katolik.

Kami mulai membicarakannya (Bible) satu dengan yang lain, kemudian mulai muncul perdebatan. Selama perdebatan, muslim itu hanya duduk tenang di sana.

Kemudian kami bertanya: “Berapa banyak versi Al-Quran?”.

Dia menjawab: “Hanya satu. Dan tetap dalam Bahasa Arab, semua persis sama, tidak ada yang hilang. Tidak ada kata yang hilang, tidak ada huruf yang hilang, bahkan hingga ke tanda titik.”

Kemudian muncul ide dalam diri saya “mari kita bicarakan tentang Tuhan.”

Saat mulai membicarakannya, dia bertanya tentang Trinitas: “Dapatkah anda menjelaskan, bagaimana mungkin 3 menjadi 1? Berikan contoh.”

Tapi tidak satupun dari kami yang bisa menjelaskannya.

Ketika kami tanya dia: “Bagaimana kamu menjelaskan tentang Tuhan?”

Dia katakan: “Oh itu sangat sederhana. Allah SWT berfirman di dalam Al-Qur’an Surah Al Ikhlas:

قُلْ هُوَ ٱللَّهُ أَحَدٌ ﴿١﴾ ٱللَّهُ ٱلصَّمَدُ ﴿٢﴾ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ ﴿٣﴾ وَلَمْ يَكُن لَّهُۥ كُفُوًا أَحَدٌۢ ﴿٤

Katakanlah: Dia-lah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.

Ketika Hidayah Datang

Dan anda tahu? Argumentasinya sangat kuat sehingga kami sangat terkesima. Luar biasa. Ayat-ayat itu (Surah Al-Ikhlas) memiliki arti yang sangat indah, bila seseorang tahu, bila mereka bener-benar tahu Allah SWT itu Esa. Tidak ada sekutu bagi-Nya, dan Dia menjaga segalanya. Dan dia tidak memiliki Ayah, tidak punya anak, tidak punya kerabat, tidak punya sepupu, tidak punya paman, dan Dia tidak bergantung pada apa pun. Dia Ahad.

Sebenarnya pernah dalam kehidupan saya, ketika saya begitu terlibat dalam kekeristenan dan saya pikir itu adalah segalanya, saya mulai menemukan ada kesalahan pada Bible. Kesalahan yang serius. Dan itu mulai membuat saya ragu. Bukan ragu tentang Tuhan. Tidak. Tapi ragu terhadap Bible dan bagaimana dengan istilah Kristen. Seseorang dikatakan Kristen jika dia mengikuti Yesus Kristus. Tapi apakah Yesus sendiri mengatakan dia Kristen? Sebenarnya saya temukan di Bible, tidak pernah disebutkan Kristen.

Hal lain yang pria itu katakan pada saya bahwa: “Kami Muslim, percaya pada Yesus (Isa ‘alaihissalaam).”

Kata saya: “Apa???”

Yang saya tahu Yahudi percaya pada Adam, Ibrahim, Ishaq, Ismail, Sulaiman, Daud. Mereka percaya pada perjanjian lama, tapi mereka tidak percaya Yesus. Tidak sebagai Rasul, tidak sebagai anak Tuhan, tidak pada kemukjizatannya, tidak satu pun. Jadi bagaimana mungkin Muslim percaya pada Yesus?

Lalu dia katakan: “Ya, kami menyebutnya Isa.”

Saya katakan: “Ok, itu sama dengan Yahudi. Yoshua.”

Dia katakan: “Anda tahu? Kami percaya dia memiliki mukjizat. Ia memperolehnya dengan seizin Allah SWT. Dan kami tahu ia telah menunjukkan kemukjizatannya sejak lahir. Ia bisa berbicara saat masih bayi. Isa ‘alaihissalaam berbicara saat baru lahir dan mengatakan pada orang-orang bahwa ia adalah Rasul dan ia membawa misi.”

Lalu saya bertanya: “Ok, apa yang kamu percaya tentang Yesus? Kami menyebutnya ia anak Tuhan. Bagaimana pendapat kamu?”

Dia katakan: “Kami menyebutnya anak laki-laki dari Maryam.”

Menurut saya masuk akal. Benar ia anak laki-laki Mary (Maryam).

Dia katakan: “Dengan cara ini kami tidak perlu untuk mencoba menjawab isu masalah anak Tuhan. Kemudian tentang Allah. Allah memiliki anak? ‘Audzubillah…”

Hal ini membuat saya berpikir, Muslim percaya pada begitu banyak, hampir semua, tetapi mungkin sedikit berbeda.

Kemudian saya tanya: “Apa lagi yang anda percayai?”

Dia katakan: “Kami percaya ia tidak mati, ia bersama Allah dan akan datang di hari penghabisan.”

Ya Tuhan, orang ini akan mudah saya murtadkan saat ini juga.

Tetapi kemudian, terjadi sesuatu. Terjadi sesuatu yang besar.

Di suatu malam, ketika saya memikirkan tentang Islam dengan sungguh-sungguh, saya dapati pendeta Katholik yang tinggal di rumah saya masuk Islam. Saya tidak percaya! Saya katakan kepada istri saya. Tetapi saya dapati, istri saya juga sudah masuk Islam! Saya merasa terguncang. Jadi saya ingin berbicara dengan pria itu lagi, sekali lagi.

Kemudian, kami berjalan berkeliing di luar rumah pada malam hari. Saya bertanya pada dia tentang bisnis, keluarga, orang-orang yang saya kenal, jemaat saya, tentang bible, Al-Quran. Banyak pertanyaan, karena saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan.

Saya berharap dia mengatakan pada saya: “Kenapa Anda tidak masuk Islam? Kenapa Anda tidak menjadi Muslim?”

Lihat, betapa bijaksanya pria itu. Dia katakan: “Ini bukan tentangmu dan saya, ini bukan urusan dirimu dengan istrimu, atau dirimu dengan ayahmu, atau dirimu dengan jemaatmu. Ini urusan antara Anda dengan DIA. Jadi bicaralah dengan-Nya.”

Lihat, orang ini dia tidak mengatakan: “Saya mau anda diberi petunjuk oleh saya”. Tidak. Tapi dia mengatakan: “Saya mohon agar Allah memberi anda petunjuk”

Dia pasrahkan apa yang Allah kehendaki, dan dia berdoa untuk itu.

Kemudian dia pergi dan shalat. Saat ia shalat, saya letakkan kening saya ke tanah dan berdoa: “Tuhan, bila Engkau ada di sana, beri saya petunjuk.”

Ketika saya mengangkat kepala saya, saya tau, saya tahu ada Tuhan di sana. Dia Esa. Tidak ada Tuhan selain-Nya, dan tidak ada sekutu bagi-Nya. Dan saya sadari bahwa Muhammad Shalallahu ‘alaihi wassalaam adalah Nabi penutup dan yang terakhir. Saya harus mengikutinya. Saya harus mengikutinya. Tidak ada pilihan lain, tidak ada jalan lain, hari ini atau tidak akan pernah lagi.


Sumber :
https://www.arrahmah.com/awalnya-ingin-memurtadkan-seorang-muslim-yusuf-estes-malah-masuk-islam/

Thursday, February 1, 2018

25 Nabi dan Rasul

BIODATA LENGKAP 25 NABI DAN RASUL


1. ADAM AS.
Nama: Adam As.
Usia: 930 tahun.
Periode sejarah: 5872-4942 SM.
Tempat turunnya di bumi: India, ada yang berpendapat di Jazirah Arab.
Jumlah keturunannya: 40 laki-laki dan perempuan.
Tempat wafat: India, ada yang berpendapat di Mekkah.
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 25 kali.

2. IDRIS AS.
Nama: Idris/Akhnukh bin Yarid, nama Ibunya Asyut.
Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As.
Usia: 345 tahun di bumi.
Periode sejarah: 4533-4188 SM.
Tempat diutus: Irak Kuno (Babylon, Babilonia) dan Mesir (Memphis).
Tempat wafat: Allah mengangkatnya ke langit dan ke surga.
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 2 kali.

3. NUH AS. 
Nama: Nuh/Yasykur/Abdul Ghaffar bin Lamak.
Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As.
Usia: 950 tahun.
Periode sejarah: 3993-3043 SM.
Tempat diutus (lokasi): Selatan Irak.
Jumlah keturunannya: 4 putra (Sam, Ham, Yafits dan Kan’an).
Tempat wafat: Mekkah.
Sebutan kaumnya: Kaum Nuh.
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 43 kali.

4. HUD AS. 
Nama: Hud bin Abdullah.
Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Iram (Aram) ⇒ ‘Aush (‘Uks) ⇒ ‘Ad ⇒ al-Khulud ⇒ Rabah ⇒ Abdullah ⇒ Hud As.
Usia: 130 tahun.
Periode sejarah: 2450-2320 SM.
Tempat diutus: Al-Ahqaf (antara Yaman dan Oman).
Tempat wafat: Bagian Timur Hadhramaut Yaman.
Sebutan kaumnya: Kaum ‘Ad.
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 7 kali.

5. SHALIH AS. 
Nama: Shalih bin Ubaid.
Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Iram (Aram) ⇒ Amir ⇒ Tsamud ⇒ Hadzir ⇒ Ubaid ⇒ Masah ⇒ Asif ⇒ Ubaid ⇒ Shalih As.
Usia: 70 tahun.
Periode sejarah: 2150-2080 SM.
Tempat diutus: Daerah al-Hijr (Mada’in Shalih, antara Madinah dan Syria).
Tempat wafat: Mekkah.
Sebutan kaumnya: Kaum Tsamud.
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 10 kali.

6. IBRAHIM AS. 
Nama: Ibrahim bin Tarakh.
Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As.
Usia: 175 tahun.
Periode sejarah: 1997-1822 SM.
Tempat diutus: Ur, daerah selatan Babylon (Irak).
Jumlah keturunannya: 13 anak (termasuk Nabi Ismail As. dan Nabi Ishaq As.). Tempat wafat: Al-Khalil (Hebron, Palestina/Israel).
Sebutan kaumnya: Bangsa Kaldan.
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 69 kali.

7. LUTH AS. 
Nama: Luth bin Haran.
Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Haran ⇒ Luth As.
Usia: 80 tahun.
Periode sejarah: 1950-1870 SM.
Tempat diutus: Sodom dan Amurah (Laut Mati atau Danau Luth).
Jumlah keturunannya: 2 putri (Ratsiya dan Za’rita).
Tempat wafat: Desa Shafrah di Syam (Syria).
Sebutan kaumnya: Kaum Luth.
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 27 kali.

8. ISMAIL AS. 
Nama: Ismail bin Ibrahim.
Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ismail As.
Usia: 137 tahun.
Periode sejarah: 1911-1774 SM.
Tempat diutus: Mekah.
Jumlah keturunannya: 12 anak.
Tempat wafat: Mekkah.
Sebutan kaumnya: Amaliq dan Kabilah Yaman.
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 12 kali.

9. ISHAQ AS. 
Nama: Ishaq bin Ibrahim.
Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ishaq As.
Usia: 180 tahun.
Periode sejarah: 1897-1717 SM.
Tempat diutus: Kota al-Khalil (Hebron) di daerah Kan’an (Kana’an).
Jumlah keturunannya: 2 anak (termasuk Nabi Ya’qub As./Israel).
Tempat wafat: Al-Khalil (Hebron).
Sebutan kaumnya: Bangsa Kan’an.
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 17 kali.

10. YA’QUB AS. 
Nama: Ya’qub/Israel bin Ishaq.
Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ishaq As. ⇒ Ya’qub As.
Usia: 147 tahun.
Periode sejarah: 1837-1690 SM.
Tempat diutus: Syam (Syria).
Jumlah keturunannya: 12 anak laki-laki (Rubin, Simeon, Lewi, Yahuda, Dan, Naftali, Gad, Asyir, Isakhar, Zebulaon, Yusuf dan Benyamin) dan 2 anak perempuan (Dina dan Yathirah).
Tempat wafat: Al-Khalil (Hebron), Palestina.
Sebutan kaumnya: Bangsa Kan’an.
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 18 kali.

11. YUSUF AS. 
Nama: Yusuf bin Ya’qub.
Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ishaq As. ⇒ Ya’qub As. ⇒ Yusuf As.
Usia: 110 tahun.
Periode sejarah: 1745-1635 SM.
Tempat diutus: Mesir.
Jumlah keturunannya: 3 anak; 2 laki-laki dan 1 perempuan.
Tempat wafat: Nablus.
Sebutan kaumnya: Heksos dan Bani Israel.
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 58 kali.

12. AYYUB AS. 
Nama: Ayyub bin Amush.
Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ishaq As. ⇒ al-‘Aish ⇒ Rum ⇒ Tawakh ⇒ Amush ⇒ Ayub As.
Usia: 120 tahun.
Periode sejarah: 1540-1420 SM.
Tempat diutus: Dataran Hauran.
Jumlah keturunannya: 26 anak.
Tempat wafat: Dataran Hauran.
Sebutan kaumnya: Bangsa Arami dan Amori, di daerah Syria dan Yordania.
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 4 kali.

13. SYU’AIB AS. 
Nama: Syu’aib bin Mikail.
Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Madyan ⇒ Yasyjur ⇒ Mikail ⇒ Syu’aib As.
Usia: 110 tahun.
Periode sejarah: 1600-1490 SM.
Tempat diutus: Madyan (pesisir Laut Merah di tenggara Gunung Sinai).
Jumlah keturunannya: 2 anak perempuan.
Tempat wafat: Yordania.
Sebutan kaumnya: Madyan dan Ash-habul Aikah.
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 11 kali.

14. MUSA AS. 
Nama: Musa bin Imran, nama Ibunya Yukabad atau Yuhanaz Bilzal.
Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matisyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ishaq As. ⇒ Ya’qub As. ⇒ Lawi ⇒ Azar ⇒ Qahats ⇒ Imran ⇒ Musa As.
Usia: 120 tahun.
Periode sejarah: 1527-1407 SM.
Tempat diutus: Sinai di Mesir.
Jumlah keturunannya: 2 anak, Azir dan Jarsyun, dari istrinya bernama Shafura binti Syu’aib As.
Tempat wafat: Gunung Nebu (Bukit Nabu’) di Jordania (sekarang).
Sebutan kaumnya: Bani Israel dan Fir’aun (gelar raja Mesir).
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 136 kali.

15. HARUN AS. 
Nama: Harun bin Imran, istrinya bernama Ayariha.
Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ishaq As. ⇒ Ya’qub As. ⇒ Lawi ⇒ Azar ⇒ Qahats ⇒ Imran ⇒ Harun As.
Usia: 123 tahun.
Periode sejarah: 1531-1408 SM.
Tempat diutus: Sinai di Mesir.
Tempat wafat: Gunung Nebu (Bukit Nabu’) di Jordania (sekarang).
Sebutan kaumnya: Bani Israel dan Fir’aun (gelar raja Mesir).
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 20 kali.

16. DZULKIFLI AS. 
Nama: Dzulkifli/Bisyr/Basyar bin Ayyub.
Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ishaq As. ⇒ al-‘Aish ⇒ Rum ⇒ Tawakh ⇒ Amush ⇒ Ayyub As. ⇒ Dzulkifli As.
Usia: 75 tahun.
Periode sejarah: 1500-1425 SM.
Tempat diutus: Damaskus dan sekitarnya.
Tempat wafat: Damaskus.
Sebutan kaumnya: Bangsa Arami dan Amori (Kaum Rom), Syria dan Yordania.
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 2 kali.

17. DAUD AS. 
Nama: Daud bin Isya.
Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ishaq As. ⇒ Yahudza ⇒ Farish ⇒ Hashrun ⇒ Aram ⇒ Aminadab ⇒ Hasyun ⇒ Salmun ⇒ Bu’az ⇒ Uwaibid ⇒ Isya ⇒ Daud As.
Usia: 100 tahun.
Periode sejarah: 1063-963 SM.
Tempat diutus: Palestina (dan Israel).
Jumlah keturunannya: 1 anak, Sulaiman As.
Tempat wafat: Baitul Maqdis (Yerusalem).
Sebutan kaumnya: Bani Israel.
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 18 kali.

18. SULAIMAN AS. 
Nama: Sulaiman bin Daud.
Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matisyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ishaq As. ⇒ Yahudza ⇒ Farish ⇒ Hashrun ⇒ Aram ⇒ Aminadab ⇒ Hasyun ⇒ Salmun ⇒ Bu’az ⇒ Uwaibid ⇒ Isya ⇒ Daud As. ⇒ Sulaiman As.
Usia: 66 tahun.
Periode sejarah: 989-923 SM.
Tempat diutus: Palestina (dan Israel).
Jumlah keturunannya: 1 anak, Rahab’an.
Tempat wafat: Baitul Maqdis (Yerusalem).
Sebutan kaumnya: Bani Israel.
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 21 kali.

19. ILYAS AS. 
Nama: Ilyas bin Yasin.
Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ishaq As. ⇒ Ya’qub As. ⇒ Lawi ⇒ Azar ⇒ Qahats ⇒ Imran ⇒ Harun As. ⇒ Alzar ⇒ Fanhash ⇒ Yasin ⇒ Ilyas As.
Usia: 60 tahun di bumi.
Periode sejarah: 910-850 SM.
Tempat diutus: Ba’labak (Lebanon).
Tempat wafat: Diangkat Allah ke langit.
Sebutan kaumnya: Bangsa Fenisia.
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 4 kali.

20. ILYASA’ AS. 
Nama: Ilyasa’ bin Akhthub.
Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ishaq As. ⇒ Ya’qub As. ⇒ Yusuf As. ⇒ Ifrayim ⇒ Syutlim ⇒ Akhthub ⇒ Ilyasa’ As.
Usia: 90 tahun.
Periode sejarah: 885-795 SM.
Tempat diutus: Jaubar, Damaskus.
Tempat wafat: Palestina.
Sebutan kaumnya: Bangsa Arami dan Bani Israel.
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 2 kali.

21. YUNUS AS. 
Nama: Yunus/Yunan/Dzan Nun bin Matta binti Abumatta, Matta adalah nama Ibunya. (Catatan: Tidak ada dari para nabi yang dinasabkan ke Ibunya kecuali Yunus dan Isa As.).
Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ishaq As. ⇒ Ya’qub As. ⇒ Yusuf As. ⇒ Bunyamin ⇒ Abumatta ⇒ Matta ⇒ Yunus As.
Usia: 70 tahun.
Periode sejarah: 820-750 SM.
Tempat diutus: Ninawa, Irak.
Tempat wafat: Ninawa, Irak.
Sebutan kaumnya: Bangsa Asyiria, di utara Irak.
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 5 kali.

22. ZAKARIYA AS. 
Nama: Zakariya bin Dan.
Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ishaq As. ⇒ Yahudza ⇒ Farish ⇒ Hashrun ⇒ Aram ⇒ Aminadab ⇒ Hasyun ⇒ Salmun ⇒ Bu’az ⇒ Uwaibid ⇒ Isya ⇒ Daud As. ⇒ Sulaiman As. ⇒ Rahab’am ⇒ Aynaman ⇒ Yahfayath ⇒ Syalum ⇒ Nahur ⇒ Bal’athah ⇒ Barkhiya ⇒ Shiddiqah ⇒ Muslim ⇒ Sulaiman ⇒ Daud ⇒ Hasyban ⇒ Shaduq ⇒ Muslim ⇒ Dan ⇒ Zakariya As.
Usia: 122 tahun.
Periode sejarah: 91 SM-31 M.
Tempat diutus: Palestina.
Jumlah keturunannya: 1 anak.
Tempat wafat: Halab (Aleppo).
Sebutan kaumnya: Bani Israel.
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 12 kali.

23. YAHYA AS. 
Nama: Yahya bin Zakariya.
Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ishaq As. ⇒ Yahudza ⇒ Farish ⇒ Hashrun ⇒ Aram ⇒ Aminadab ⇒ Hasyun ⇒ Salmun ⇒ Bu’az ⇒ Uwaibid ⇒ Isya ⇒ Daud As. ⇒ Sulaiman As. ⇒ Rahab’am ⇒ Aynaman ⇒ Yahfayath ⇒ Syalum ⇒ Nahur ⇒ Bal’athah ⇒ Barkhiya ⇒ Shiddiqah ⇒ Muslim ⇒ Sulaiman ⇒ Daud ⇒ Hasyban ⇒ Shaduq ⇒ Muslim ⇒ Dan ⇒ Zakariya As. ⇒ Yahya As.
Usia: 32 tahun.
Periode sejarah: 1 SM-31 M.
Tempat diutus: Palestina.
Tempat wafat: Damaskus.
Sebutan kaumnya: Bani Israel.
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 5 kali.

24. ISA AS. 
Nama: Isa bin Maryam binti Imran. (Catatan: Tidak ada dari para nabi yang dinasabkan ke Ibunya kecuali Yunus dan Isa As.).
Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ishaq As. ⇒ Yahudza ⇒ Farish ⇒ Hashrun ⇒ Aram ⇒ Aminadab ⇒ Hasyun ⇒ Salmun ⇒ Bu’az ⇒ Uwaibid ⇒ Isya ⇒ Daud As. ⇒ Sulaiman As. ⇒ Rahab’am ⇒ Radim ⇒ Yahusafat ⇒ Barid ⇒ Nausa ⇒ Nawas ⇒ Amsaya ⇒ Izazaya ⇒ Au’am ⇒ Ahrif ⇒ Hizkil ⇒ Misyam ⇒ Amur ⇒ Sahim ⇒ Imran ⇒ Maryam ⇒ Isa As.
Usia: 33 tahun di bumi.
Periode sejarah: 1 SM-32 M.
Tempat diutus: Palestina.
Tempat wafat: Diangkat oleh Allah ke langit.
Sebutan kaumnya: Bani Israel.
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 21 kali, sebutan al-Masih sebanyak 11 kali, dan sebutan Ibnu (Putra) Maryam sebanyak 23 kali.

25. MUHAMMAD SAW. 
Nama: Muhammad bin Abdullah.
Garis Keturunan Ayah: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ismail As. ⇒ Nabit ⇒ Yasyjub ⇒ Ya’rub ⇒ Tairah ⇒ Nahur ⇒ Muqawwim ⇒ Udad ⇒ Adnan ⇒ Ma’ad ⇒ Nizar ⇒ Mudhar ⇒ Ilyas ⇒ Mudrikah ⇒ Khuzaimah ⇒ Kinanah ⇒ an-Nadhar ⇒ Malik ⇒ Quraisy (Fihr) ⇒ Ghalib ⇒ Lu’ay ⇒ Ka’ab ⇒ Murrah ⇒ Kilab ⇒ Qushay ⇒ Zuhrah ⇒ Abdu Manaf ⇒ Hasyim ⇒ Abdul Muthalib ⇒ Abdullah ⇒ Muhammad Saw.
Garis Keturunan Ibu: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ismail As. ⇒ Nabit ⇒ Yasyjub ⇒ Ya’rub ⇒ Tairah ⇒ Nahur ⇒ Muqawwim ⇒ Udad ⇒ Adnan ⇒ Ma’ad ⇒ Nizar ⇒ Mudhar ⇒ Ilyas ⇒ Mudrikah ⇒ Khuzaimah ⇒ Kinanah ⇒ an-Nadhar ⇒ Malik ⇒ Quraisy (Fihr) ⇒ Ghalib ⇒ Lu’ay ⇒ Ka’ab ⇒ Murrah ⇒ Kilab ⇒ Qushay ⇒ Zuhrah ⇒ Abdu Manaf ⇒ Wahab ⇒ Aminah ⇒ Muhammad Saw.
Usia: 63 tahun.
Periode sejarah: 570-632 M.
Tempat diutus: Mekkah.
Jumlah keturunannya: 7 anak; 3 laki-laki Qasim, Abdullah dan Ibrahim, dan 4 perempuan Zainab, Ruqayyah, Ummi Kultsum dan Fatimah az-Zahra.
Tempat wafat: Madinah.
Sebutan kaumnya: Bangsa Arab.
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 25 kali.

Friday, January 19, 2018

Rainbow Mountain


أَلَمْ تَرَ أَنَّ اللَّهَ أَنزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجْنَا بِهِ ثَمَرَاتٍ مُّخْتَلِفاً أَلْوَانُهَا وَمِنَ الْجِبَالِ جُدَدٌ بِيضٌ وَحُمْرٌ مُّخْتَلِفٌ أَلْوَانُهَا وَغَرَابِيبُ سُودٌ

“Tidakkah kamu melihat bahwasanya Allah menurunkan hujan dari langit lalu Kami hasilkan dengan hujan itu buah-buahan yang beraneka macam jenisnya. Dan di antara gunung-gunung itu ada garis-garis putih dan merah yang beraneka macam warnanya dan ada (pula) yang hitam pekat.” [Quran Surat: Al Fathir [35] ayat : 27]

Menemukan Kedalaman Iman: Tafsir Surat Al-Fathir Ayat 27.

Fenomena gunung pelangi dan warna-warni  (rainbow mountain) adalah Danaxia Landform fenomana lanskap yang ditemukan di sebelah tenggara dan barat daya China,  terdiri dari tebing-tebing lengkung warna-warni. Tepatnya berada di Kota  Zhangye, di Provinsi Gansu, China.

Dalam perjalanan spiritual kita, Al-Quran menjadi sumber kearifan dan pencerahan yang tak tergantikan. Salah satu ayat yang mengandung pesan mendalam adalah Surat Al-Fathir ayat 27. Mari kita telaah lebih lanjut:

"Bukankah engkau melihat bahwa Allah menurunkan air dari langit, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu berbagai macam buah-buahan berwarna-warni; dan dari gunung-gunung ada garis putih dan merah tua yang bermacam-macam warnanya dan (pula ada) bebatuan yang hitam pekat." (Quran Surat Al-Fathir ayat 27)

Dari ayat ini, kita dapat merangkum beberapa poin penting:

1. Kehadiran Tanda-Tanda Allah.

Allah SWT menegaskan kebesaran-Nya melalui ciptaan-Nya di alam semesta. Ayat ini mengajak kita untuk merenungkan tanda-tanda kekuasaan dan kebijaksanaan-Nya yang terungkap dalam fenomena alam, seperti hujan yang menghidupkan bumi dan keberagaman alam semesta.

2. Kebijaksanaan dalam Kreativitas.

Allah menunjukkan keindahan dan keagungan-Nya melalui keragaman ciptaan-Nya. Dari berbagai macam buah-buahan yang tumbuh dari air hujan, hingga warna-warni yang terdapat di gunung-gunung dan bebatuan, semuanya adalah bukti dari kebesaran-Nya yang tak terbatas.

3. Perenungan akan Kebesaran Allah.

Ayat ini mengajak kita untuk merefleksikan kebesaran Allah yang termanifestasi dalam setiap detail ciptaan-Nya. Dalam keindahan alam semesta ini, kita dapat melihat tanda-tanda keberadaan-Nya dan merasakan kehadiran-Nya di sekeliling kita.

4. Penguatan Iman.

Melalui pemahaman ayat ini, kita dapat memperkuat iman kita dan memperdalam hubungan kita dengan Allah SWT. Dengan menyadari kebesaran-Nya yang terungkap dalam ciptaan-Nya, kita diharapkan dapat menguatkan ikatan spiritual kita dengan-Nya dan merasa lebih dekat dengan-Nya.


The Zhangye Danxia landform juga dikenal sebagai eye candy dari Zhangye. Banyak seniman mengagumi karya ini laksana lukisan sempurna di atas kanvas. The Zhangye Danxia Geological Park Nasional mencakup area seluas 510 kilometer persegi.


Dijelaskan dalam buku ‘Miracles of Al-Qur'an & As-Sunnah’, gunung ini memiliki luas 300 km persegi dan merupakan bagian dari Zhangye Danxia Landform Geological Park yang terletak di provinsi Gansu, China. Bukit dan lembahnya terdiri dari lapisan berwarna merah, biru, hijau, zamrud, coklat, dan kuning. Namun gunung pelangi itu tak memiliki tumbuhan atau hewan apa pun karena kondisi tanahnya yang tandus.

Menurut Telegraph, warna-warni menakjubkan perbukitan tersebut berasal dari batuan pasir merah dan mineral yang terbentuk sejak periode Kapur, tepatnya 24 juta tahun lalu.

Formasi batuan tersebut kemudian mengalami pergeseran lempeng tektonik yang juga membentuk pegunungan Himalaya. Hujan dan angin yang menerpa daerah itu selama jutaan tahun juga ikut andil dalam membentuk ceruk, lembah, dan pola warna Zhangye Danxia. Konon gunung ini akan menampilkan pola warna yang berbeda-beda, tergantung kondisi cuaca.

UNESCO telah menetapkannya  dalam Daftar Warisan Dunia pada pertemuan ke-34 yang diadakan di Brasilia, ibu kota Brasil, pada tanggal 1 Agustus 2010.

Dengan demikian, ayat ini mengajarkan kita untuk merenungkan kebesaran Allah yang tercermin dalam ciptaan-Nya di alam semesta. Dengan memahami dan menghayati pesan yang terkandung dalam ayat ini, kita dapat memperdalam iman kita dan menguatkan hubungan spiritual kita dengan Sang Pencipta.



Sumber :
https://www.hidayatullah.com/iptekes/rahasia-dibalik-sunnah/read/2015/04/13/68058/inilah-gunung-pelangi-di-china-yang-diceritakan-al-quran.html
https://techno.okezone.com/read/2017/04/22/56/1674340/alquran-dan-sains-jelaskan-gunung-pelangi-di-china
http://makassar.tribunnews.com/2015/07/30/masyaallah-inilah-gunung-pelangi-di-china-yang-dijelaskan-al-quran

Alasan Reza Rahadian Menjadi Mualaf

Reza Rahadian mengungkapkan transisi keyakinan yang ia alami dari Kristen ke Islam. Ada proses di balik keputusan Reza untuk berpindah agama...

Related Post