Sunday, June 18, 2023

Tujuan Penciptaan Manusia

4 Tujuan Penciptaan Manusia Menurut Islam, Ketahui Keistimewaannya

Tujuan penciptaan manusia bisa dijelaskan dalam Islam. Manusia diciptakan Allah SWT dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Ini sesuai dengan QS. At Tin [95]: 4 yang berbunyi:

"Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya"

Tujuan penciptaan manusia pastinya bukan sebuah kesia-siaan. Sebagai makhluk yang diciptakan paling sempurna dibanding makhluk lain, sudah semestinya manusia mengetahui tujuan penciptaan manusia. Memahami tujuan penciptaan manusia, akan membuat manusia lebih bersyukur dan menghargai sesama makhluk hidup.

Dalam Islam, tujuan penciptaan manusia bisa dilihat dalam ayat-ayat Al Qur'an. Tujuan penciptaan manusia merupakan tujuan yang mulia. Berikut tujuan penciptaan manusia menurut Islam, dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Kamis(29/4/2021).

Tujuan penciptaan manusia yang paling utama adalah untuk beribadah dan bertakwa pada Allah. Manusia pada umumnya diciptakan untuk beribadah kepada Allah SWT. Hal ini sesuai dengan ayat QS.Adz Dzariyat: 56 yang berbunyi:

“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” (QS. Al-Dzariyat: 56)

Telah dijelaskan dalam QS.Adz Dzariyat: 56, Allah berfirman Dia menciptakan manusia dan jin semata-mata agar mereka beribadah kepada-Nya. Allah menciptakan manusia bukan hanya untuk sekedar tidur, bekerja, makan maupun minum melainkan untuk melengkapi bumi ini dan beribadah kepada-Nya.

Menurut tafsir Ibnu Qoyyim Al Jauziyah:

" bahwa tujuan Allah menciptakan kita manusia serta jin dan makhluk lainnya di bumi ini adalah untuk beribadah kepada-Nya. Allah tidak mungkin menciptakan makhluk begitu saja tanpa pelarangan atau perintah" .

Tujuan ini mendidik manusia untuk senantiasa meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah.

Tujuan penciptaan manusia selanjutnya adalah sebagai pengurus bumi dan seisinya. Khalifah adalah hamba Allah yang ditugaskan untuk menjaga ke- maslahatan dan kesejahteraan dunia. Hal ini tertuang dalam ayat Al Qur'an yang berbunyi:

” Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguh- nya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan men- sucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."

Ayat 30 dari surat al-Baqarah adalah informasi bagi para malaikat bahwa Allah menciptakan khalifah (Adam dan keturunannya) di muka bumi. Manusia diberi derajat tinggi untuk mengatur, mengelola dan mengolah semua potensi yang ada dimuka bumi.

Tujuan penciptaan manusia sebagai khalifah juga tertuang dalam QS. al-An’am ayat 165 yang berbunyi:

” Dan Dia lah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksaan-Nya dan Sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.

Tujuan penciptaan manusia yang ketiga adalah mengemban amanah. Tujuan ini berupa kesanggupan manusia memikul beban taklif yang diberikan oleh Allah SWT. Tujuan penciptaan manusia ini mendidik orang-orang beriman supaya selalu memelihara amanah dan mematuhi perintah tersebut.

Hal ini sesuai dengan QS al-Ahzab ayat 72 yang berbunyi:

” Sesungguhnya kami Telah menge- mukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, Maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikulah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh”

Amanah yang sudah ditetapkan tersebut agar ti- dak dikhianati, baik amanah dari Allah SWT dan RasulNya maupun amanah antara sesama manusia.

Tujuan penciptaan manusia adalah agar manusia senantiasa mengetahui maha kuasanya Allah SWT. Ini meliputi pemahaman bahwa seluruh alam semesta, termasuk bumi, tata surya dan sesisnya terbentuk atas kuasa Allah SWT. Hal tersebut telah dijelaskan dalam QS at-Thalaq: 12 yang berbunyi:

“Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. Perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha-Kuasa atas segala sesuatu, dan sesungguhnya Allah ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu."

Manusia adalah makhluk pilihan yang dimuliakan oleh Allah dari makhluk ciptaan-Nya yang lainnya. Islam menjelaskan bahwa Allah SWT menciptakan manusia berasal dari tanah, kemudian menjadi nutfah, alaqah, dan mudgah sehingga akhirnya menjadi makhluk Allah SWT yang paling sempurna dan memiliki berbagai kemampuan.

Tercatat empat macam keistimewaan yang diberikan Oleh Allah kepada manusia ialah, akal, agama, rasa malu, dan amal shalih. Manusia sebagai pemimpin bumi mendapat kedudukan yang mulia disisi Allah SWT. Sebagai khalifah, manusia dianugerahi keistimewaan dan kelebihan yang tidak dimiliki oleh makhluk lainnya.

Dalam hadis Rasulullah berpesan

" Ada empat perkara sebagai mutiara manusia, yang dapat hilang dengan empat perkara lain, ialah : Akal dihilangkan oleh marah, Agama dihilangkan oleh hasud, Malu dihilangkan oleh tamak, dan amal shalih dihilangkan oleh menggunjing " .


Sumber :

https://www.liputan6.com/hot/read/4545569/4-tujuan-penciptaan-manusia-menurut-islam-ketahui-keistimewaannya

Tujuan Penciptaan Alam Semesta

Alquran: Alam Semesta Diciptakan untuk Tujuan yang Benar

Alquran menjelaskan bahwa penciptaan alam semesta.

Alquran menjelaskan, penciptaan alam semesta, yakni langit dan bumi bukan untuk hal yang sia-sia atau main-main. Penciptaan alam semesta untuk tujuan yang benar, salah satunya agar manusia menyembah dan mengenal Allah melalui ciptaan-Nya. Hal ini dijelaskan dalam Surah Al-Anbiya Ayat 16 dan tafsirnya.

وَمَا خَلَقْنَا السَّمَاۤءَ وَالْاَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا لٰعِبِيْنَ

Kami tidak menciptakan langit dan bumi serta segala apa yang ada di antara keduanya dengan main-main. (QS Al-Anbiya: 16)

Dalam Tafsir Kementerian Agama, ayat ini menjelaskan bahwa Allah tidak menciptakan langit dan bumi serta semua yang terdapat di antara keduanya dengan maksud yang sia-sia atau main-main. Allah menciptakan itu semua dengan tujuan yang benar, yang sesuai dengan hikmah dan sifat-sifat-Nya yang sempurna.

Pernyataan ini merupakan jawaban terhadap sikap dan perbuatan kaum kafir yang mengingkari kenabian Nabi Muhammad SAW, serta kemukjizatan Alquran. Karena tuduhan-tuduhan yang dilemparkan kepadanya yaitu, bahwa Alquran adalah buatan Nabi Muhammad SAW, bukan wahyu dan mukjizat yang diturunkan Allah kepadanya.

Sikap ini menunjukkan bahwa mereka tidak mengakui ciptaan Allah, seakan-akan Allah menciptakan sesuatu hanya untuk main-main, tidak mempunyai tujuan yang benar dan luhur. Padahal Allah menciptakan langit, bumi dan seisinya, dan yang ada di antara keduanya, adalah agar manusia menyembah-Nya dan berusaha untuk mengenal-Nya melalui ciptaan-Nya itu.

Maksud tersebut baru dapat tercapai dengan sempurna apabila penciptaan alam itu diikuti dengan penurunan Kitab yang berisi petunjuk dan dengan mengutus para Rasul untuk membimbing manusia. Alquran selain menjadi petunjuk bagi manusia, juga berfungsi sebagai mukjizat terbesar bagi Nabi Muhammad SAW, untuk membuktikan kebenaran kerasulannya.

Oleh sebab itu, orang-orang yang mengingkari kerasulan Nabi Muhammad SAW adalah juga orang-orang yang menganggap bahwa Allah menciptakan alam ini dengan sia-sia, tanpa adanya tujuan dan hikmat yang luhur, tanpa ada manfaat dan kegunaannya.

Apabila manusia mau memperhatikan semua yang ada di bumi ini, baik yang tampak di permukaannya, maupun yang tersimpan dalam perut bumi itu, niscaya ia akan menemukan banyak keajaiban yang menunjukkan kekuasaan Allah.

Jika ia yakin bahwa kesemuanya itu diciptakan Allah untuk kemaslahatan dan kemajuan hidup manusia sendiri, maka ia akan merasa bersyukur kepada Allah, dan meyakini bahwa semuanya itu diciptakan Allah berdasarkan tujuan yang luhur karena semuanya memberikan faedah yang tidak terhitung banyaknya.

Bila manusia sampai kepada keyakinan semacam itu, sudah pasti ia tidak akan mengingkari Alquran dan tidak akan menolak kerasulan Nabi Muhammad SAW. Senada dengan isi ayat ini, Allah telah berfirman dalam ayat-ayat yang lain. 

"Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dengan sia-sia. Itu anggapan orang-orang kafir, maka celakalah orang-orang yang kafir itu karena mereka akan masuk neraka." (QS Sad: 27)

"Tidaklah Kami ciptakan keduanya melainkan dengan haq (benar), tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui." (QS Ad-Dukhan: 39)


Sumber :

https://iqra.republika.co.id/berita/rfba7h313/alquran-alam-semesta-diciptakan-untuk-tujuan-yang-benar#:~:text=Penciptaan%20alam%20semesta%20untuk%20tujuan,Anbiya%20Ayat%2016%20dan%20tafsirnya.

Wednesday, April 5, 2023

Konsep Rumah Sakit Datang dari Islam

Banyak yang Tak Tahu, Konsep Rumah Sakit Datang dari Islam


Abad ke-6 sampai ke-11 adalah masa kejayaaan Islam. Ketika Eropa sedang mengalami masa kegelapan (Dark ages), yang ditandai dengan menguatnya peran gereja dan menghilangnya perkembangan pengetahuan, Islam tampil sebagai 'sang pencerah' dari Timur. 

Dalam kurun waktu tersebut terjadi proses Islamisasi yang membuat Islam menyentuh berbagai wilayah lain di Jazirah Arab. Dampak dari proses Islamisasi ini adalah munculnya orang-orang yang kemudian menjadi cendekiawan Muslim.

Mereka muncul sebagai hasil dari kegiatan penerjemahan dan penyerapan karya filosofis dan ilmiah Barat.  Jadi, karya-karya yang terlupakan itu adalah 'santapan' orang-orang Muslim. 

Puncak proses penerjemahan itu terjadi saat mereka mendirikan Bait-ul Hikmah atau Rumah Kebijaksanaan di Baghdad pada 830 M. Rumah itu berisi perpustakaan besar yang mengoleksi ribuan buku, dari mulai sains hingga filsafat. 

Karena berisi pusat ilmu pengetahuan, maka perpustakaan itu menjadi arena diskusi para cendekiawan. Dari sinilah mereka kemudian membuat banyak kemajuan ilmiah dan teknologi penting dalam matematika, astronomi, kimia, dan berbagai ilmu lain. 


Islam dan Konsep Rumah Sakit

Ahmed T. Kuru dalam Islam, Otoritarianisme, dan Ketertinggalan (2021) menyebut kunci sukses pengembangan pengetahuan oleh umat Muslim disebabkan karena mereka tidak dekat dengan penguasa. Mereka berdiri independen dan hanya didukung oleh kaum borjuasi Islam atau pedagang. Sebab, penguasa dipandang otoriter dan korup, sehingga dapat menghambat pengembangan pengetahuan. 

Dalam riset "How Islam Changed Medicine" (2005), salah satu karya besar dari orang Muslim yang dihasilkan dalam kurun tersebut adalah konsep praktis medis. Sebelum Islam, perawatan medis dilakukan oleh pendeta di sanatorium dan paviliun tempat ibadah. Barulah setelahnya, Islam memperkenalkan konsep rumah sakit yang berisi bangsal terpisah antara pria dan wanita, rekam medis, dan apotek.

Salah satu tokoh Muslim yang berpengaruh luas adalah Ibnu Sina alias Avicenna. Dia membuat pemahaman baru tentang penyembuhan pasien, bahwa untuk menyehatkan kembali orang sakit diperlukan kolaborasi antara obat-obatan, sisi psikologis, kesehatan fisik, dan gizi. Ini mengubah pandangan kuno Eropa yang hanya menekankan kesehatan fisik. 

Contoh ini hanyalah dua dari ribuan karya Islam yang tersebar luas mencerahkan kegelapan di Eropa. Saat proses Islamisasi berlangsung, terjadi pula perubahan paradigma pengetahuan. Secara langsung, Islam turut serta mengubah proses pengetahuan Barat yang tertinggal.

Namun, arus persebaran ini terhenti ketika peradaban Islam yang dibangun oleh bangsa Arab mengalami kemunduran usai serangan kelompok lain dan konflik internal. Satu per satu kekuasaan kelompok Islam di Eropa lepas. 


Sumber :

https://www.cnbcindonesia.com/lifestyle/20230405105140-33-427503/banyak-yang-tak-tahu-konsep-rumah-sakit-datang-dari-islam?

Wednesday, March 22, 2023

Jumlah ayat dalam Al-Quran

Ada berapa jumlah ayat al quran?

Jumlah ayat dalam Al-Quran (kitab suci umat Islam) adalah sebanyak 6.236 ayat. Ayat-ayat Al-Quran dibagi ke dalam 114 surat, dengan jumlah ayat yang berbeda-beda di setiap suratnya. 

Surat-surat Al-Quran sendiri terdiri dari ayat-ayat yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW selama kurun waktu 23 tahun.

Penyusunan dan pengumpulan ayat-ayat Al-Quran dilakukan oleh para sahabat Nabi Muhammad SAW secara tertulis dan lisan pada masa setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW. 

Proses pengumpulan dan penyusunan ayat-ayat Al-Quran dilakukan dengan sangat hati-hati dan teliti, sehingga teks Al-Quran yang ada saat ini diyakini sebagai reproduksi yang akurat dari teks yang diturunkan secara ilahi.

Alasan Penciptaan Manusia di Bumi

Apa alasan penciptaan manusia di bumi?

Alasan penciptaan manusia di bumi menurut perspektif agama dan kepercayaan berbeda-beda, tergantung pada keyakinan yang dianut. 

Berikut ini adalah beberapa pandangan yang mungkin menjelaskan mengapa manusia diciptakan di bumi:

Menurut agama Islam, manusia diciptakan oleh Allah SWT sebagai khalifah (pengganti) di bumi, yang memiliki tugas untuk mengelola dan memelihara bumi serta segala isinya dengan sebaik-baiknya. 

Allah SWT juga menciptakan manusia agar mereka dapat beribadah kepada-Nya dan memperoleh kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Kapan 1 ramadhan tahun 2023?

Kapan kah 1 ramadhan tahun 2023?

Untuk mengetahui tanggal 1 Ramadhan tahun 2023, perlu dilakukan perhitungan berdasarkan kalender Hijriyah (kalender Islam). Berdasarkan informasi tanggal hari ini, yaitu 22 Maret 2023 dalam kalender Masehi (kalender Gregorian), maka dapat dihitung tanggal 1 Ramadhan tahun 1444 Hijriyah (kalender Hijriyah) yang bersamaan dengan tahun 2023 Masehi.

Namun, perlu diketahui bahwa tanggal 1 Ramadhan dapat berbeda-beda di berbagai negara atau wilayah, tergantung pada metode penentuan awal bulan Ramadan yang digunakan. 

Sebagai informasi, berdasarkan perhitungan kalender Hijriyah, 1 Ramadhan tahun 1444 Hijriyah atau 2023 Masehi di Indonesia diprediksi jatuh pada hari Sabtu, 22 April 2023. Namun, pastikan untuk memeriksa jadwal resmi yang berlaku di wilayah masing-masing untuk memastikan tanggal yang tepat.

Tanggal 1 Ramadhan bisa Berbeda?

Kenapa 1 ramadhan bisa berbeda?

1 Ramadan bisa berbeda pada setiap tahunnya karena perbedaan dalam penentuan awal bulan Ramadan itu sendiri. Penentuan awal bulan Ramadan bergantung pada pengamatan bulan sabit (hilal) yang muncul setelah bulan sebelumnya (Syawal). Karena bulan sabit dapat terlihat pada waktu yang berbeda-beda di berbagai belahan dunia, maka ada kemungkinan bahwa bulan Ramadan dimulai pada tanggal yang berbeda-beda di berbagai negara atau wilayah.

Selain itu, ada juga perbedaan dalam metode penentuan awal bulan Ramadan yang digunakan oleh berbagai negara atau komunitas Muslim di seluruh dunia. Ada negara yang menggunakan pengamatan langsung oleh panitia bulan sabit, sementara negara lain mengandalkan perhitungan matematis untuk menentukan awal bulan Ramadan.

Karena faktor-faktor ini, maka ada kemungkinan bahwa awal bulan Ramadan bisa berbeda pada setiap tahunnya. Perbedaan ini juga menyebabkan perbedaan dalam durasi bulan Ramadan, karena bulan Hijriyah (kalender Islam) memiliki 29 atau 30 hari tergantung pada pengamatan bulan sabit.

Meskipun ada perbedaan dalam awal bulan Ramadan, namun umat Islam di seluruh dunia berpuasa pada bulan yang sama, dan menunaikan ibadah-ibadah yang dianjurkan selama bulan Ramadan seperti shalat tarawih dan memberikan sedekah. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun ada perbedaan dalam awal bulan Ramadan, tetapi kesatuan umat Islam tetap terjaga dalam melaksanakan ibadah-ibadah pada bulan yang suci ini.

Haramnya Sebuah Sepatu dari Kulit Babi

Memang, sesuai fungsinya, sepatu digunakan sebagai alas kaki dan tidak masuk ke dalam tubuh manusia. Menurut syariat Islam, babi dengan sega...

Related Post