Saturday, May 30, 2020

Abu Lahab dan Dr Gary Miller

REPUBLIKA.CO.ID, oleh: Syafii Maarif

Tersebutlah dalam riwayat tentang perubahan sikap drastis Abu Lahab (nama aslinya `Abd al-`Uzza/hamba berhala al-`Uzza) terhadap kemenakannya, Muhammad. Saat sebelum di angkat menjadi rasul, Abu Lahab sangat menyayangi Muhammad karena diharapkan akan menjadi pengganti adiknya, Abdullah, yang wafat ketika kemenakannya itu masih berada dalam kandungan ibunya, Aminah.

Tetapi, sikapnya ini berubah 100 persen ketika Nabi Muhammad mulai memberi peringatan kepada keluarga terdekatnya akan kedatangan azab Allah SWT sesuai dengan perintah wahyu dalam surat al-Syu'ara ayat 214, "Dan, berilah peringatan kepada kaum kerabatmu yang terdekat."

Suatu hari pada tahun 611, untuk memenuhi perintah ayat itu Nabi Muhammad keluar dari tempat tinggalnya menuju Bukit Shafa guna menyeru kerabatnya agar berkumpul di sana. Setelah mereka datang, Nabi langsung memberi peringatan, "Wahai kerabatku (sambil menyebut semua nama ayah dari sukunya), datanglah ke sini." Mereka bertanya, "Ada apa?" Nabi menjawab, "Jika aku katakan kepadamu bahwa musuh ada di seberang bukit sana yang sedang mengintai untuk menyerbumu di waktu pagi atau petang, apakah kalian percaya?"

Karena Muhammad sejak muda sudah dikenal sebagai al-amin (terpercaya), tak pernah berdusta sepanjang hidupnya, mereka menjawab, "Tentu kami percaya." Lalu, isi peringatan itu segera disampaikan, "Sesungguhnya, aku adalah seorang pemberi peringatan (nadzir) bagimu sebelum azab yang dahsyat menimpamu." Ternyata di antara keluarga yang hadir itu adalah pamannya, Abu Lahab, seorang kaya yang pongah, yang dengan bengisnya langsung berkata, "Hanya untuk ini sajakah engkau memanggil kami ke sini?"

Kemudian, diteruskan dengan hinaan yang sangat menyakitkan, "Tabban laka" (celakalah bagimu). Karena peristiwa ini, dendam Abu Lahab semakin tak terbendung lagi, tidak perduli bahwa yang dijadikan sasaran kebengisan itu adalah keponakannya sendiri yang oleh Allah telah dipilih jadi nabi dan rasul akhir zaman.

Kejadian inilah yang menjadi asbabu al- nuzul(penyebab turunnya) surat Makkiyah al- Lahab (Gejolak Api), terdiri dari lima ayat yang turun pa da tahun 611 yang memberitakan tentang kelakuan dan nasib akhir Abu Lahab bersama istrinya dengan nama julukan Umm al-Jamil (Ibu Kecantikan), tetapi kelakuannya direkamkan Al quran sebagai "pembawa kayu bakar yang di lehernya ada tali dari sabut."

Nama asli Umm Jamil adalah Arwah binti Harb, saudara Abu Sofyan bin Harb dari Bani Umayyah. Nah, sekarang, apa pula kaitannya cerita Abu Lahab ini dengan Dr Gary Miller? Jika tak ada kaitannya, tentu "Resonansi" ini tidak akan diberi judul seperti di atas. Dr Miller adalah pendeta ahli matematika dan logika dari Universitas Toronto, Kanada. Dr Miller ingin sekali meneliti Alquran secara ilmiah untuk menemukan ke salahan dalam kitab suci umat Islam ini. Apa yang terjadi kemudian? Dr Miller gagal menemukan secuil kesalahan apa pun yang terdapat dalam Alquran.

Dalam artikelnya di bawah judul "The Amazing Quran," Dr Miller menulis, "Nabi Muhammad punya seorang paman bernama Abu Lahab. Orang ini pembenci Islam demikian rupa sehingga dia biasa mengikuti Nabi ke mana- mana untuk memojokkannya.

Jika Abu Lahab melihat Nabi berbicara kepada seorang yang asing, dinantikannya dulu sampai keduanya berpisah. Kemudian si asing itu ditemuinya sambil bertanya, `Apa yang dikatakan kepada engkau?' `Apakah dia mengatakan hitam?' `Itu sebenarnya putih.' `Apakah dia mengatakan pagi?' `Ya, itu sebetulnya, malam."

Pendek kata, Abu Lahab selalu memutar balik apa saja yang didengar si asing itu dari Muhammad dan orang Islam. Abu Lahab meninggal dalam suasana tekanan batin yang luar biasa sekitar 10 tahun setelah turunnya surat ini, pasca-Perang Badr (tahun kedua hijriah), karena harapannya tumbang sudah bagi kemenangan pasukan Quraisy yang ingin menghancurkan Islam sekali dan untuk selama- lamanya.

Bagi Dr Miller, nasib nahas yang menimpa Abu Lahab yang sudah diberitakan jauh sebelumnya dalam surat al-Lahab di atas sungguh sangat mencengangkan. Mengapa? Karena, tak mungkin seorang Nabi meramalkan nasib pamannya itu jauh sebelum akhir hidup yang dramatis itu menimpa Abu Lahab. Pasti berita itu berasal dari langit yang tak pernah salah.

Inilah salah satu penyebab mengapa Dr Miller menjadi seorang Muslim pada 1978 dengan nama Arabnya Abdul-Ahad Omar.  Dalam "The Amazing Quran", Anda akan dapat mengikuti hasil penelitian Dr Miller tentang betapa dahsyatnya Alquran itu menantang logika manusia untuk mencari kesalahan di dalamnya. Bagi Dr Miller, Alquran tak mungkin dikarang manusia manapun sepanjang sejarah peradaban dari dulu, kini, dan di masa depan. Para pembaca dapat menghubungi Bung Miller ini melalui gmiller@kfupm.edu.sa.

Batin ini merasa terpukul dan malu pada Dr Miller yang menemukan kebenaran setelah melakukan penelitian empiris yang sangat serius, padahal saya tak pernah punya penelitian apa-apa tentang Alquran ini!


Sumber :
https://republika.co.id/berita/m80dhc/abu-lahab-dan-dr-gary-miller

Dr. Gary Miller, Akhirnya Masuk Islam

DR. Gary Miller, adalah seorang ilmuwan matematika asal Kanada.

Selain menjadi anggota dewan ahli di universitas, Miller juga aktif sebagai misionaris Kristen. Miller adalah ilmuwan yang sangat meminati bidang logika dan hal-hal logis.

Pada awalnya, dia berpikir bahwa Al-Qur’an yang turun 14 abad yang lalu itu hanya membahas berbagai masalah di masa lalu.

Namun seiring dengan menguatnya arus Islam di Barat, Miller pun terdorong untuk mempelajari Al-Quran lebih mendalam dengan tujuan mencari celah-celah kesalahannya, sekaligus membuktikan ketidakotentikan kitab suci umat Muslim itu.

Miller mengatakan, “Mulai hari itu, saya membaca Al-Quran untuk mencari celah-celah kesalahan kitab ini. Melalui usaha ini, saya berharap dapat mengangkat derajat pemeluk agama Kristen di hadapan ummat Islam.”

Dikatakannya pula, “Karena Al-Quran diturunkan 14 Abad yang lalu di padang pasir, saya berpikir bahwa kitab ini sangat terbelakang serta dipenuhi dengan kekurangan. Namun semakin saya membaca Al-Quran, saya malah semakin menemukan kebenaran yang membuat saya terkesima. Saya menyadari bahwa Al-Quran ternyata membahas berbagai masalah yang sama sekali tak ditemukan di kitab samawi lainnya.

Kitab ini membuat saya semakin penasaran untuk mempelajari lebih mendalam lagi. Ketika membaca surat An-Nisa’ ayat 82, saya sangat terkejut. Ayat tersebut menyebutkan; “Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al-Quran? Kalau kiranya Al-Quran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya.”

Sebagai seorang ilmuwan, Dr. Gary Miller memahami bahwa mengenali dan membandingkan berbagai pendapat adalah salah satu metode ilmiah dalam rangka membuktikan kebenaran.

Ia pun kembali melanjutkan mencari kesalahan-kesalahan Al-Quran. Kali ini, ia dikejutkan oleh ayat lainnya, yaitu Surat Al Anbiya ayat 30, yang berbunyi:

أَوَلَمۡ يَرَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوٓاْ أَنَّ ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَٱلۡأَرۡضَ ڪَانَتَا رَتۡقً۬ا فَفَتَقۡنَـٰهُمَا‌ۖ وَجَعَلۡنَا مِنَ ٱلۡمَآءِ كُلَّ شَىۡءٍ حَىٍّ‌ۖ أَفَلَا يُؤۡمِنُونَ

“Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasannya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup…”

Miller berkata, “Ayat ini menyinggung masalah ilmiah yang penemunya mendapatkan penghargaan Nobel pada tahun 1973. Ayat ini menjelaskan teori “Big Bang” yang menghasilkan penciptaan dunia, langit, dan bintang-bintang.”

Miller melanjutkan, “Bagian akhir ayat tersebut menyebutkan bahwa air adalah sumber kehidupan. Ini merupakan salah satu keajaiban penciptaan alam yang baru dipahami oleh sains modern. Ilmuwan modern membuktikan bahwa sel hidup terbentuk dari sitoplasma atau zat separuh cairan lekat, sedangkan bagian inti sitoplasma bersumber dari air. Dengan mempelajari ayat ini, saya sama sekali tidak lagi mempercayai klaim-klaim bohong yang menyebut Al-Quran sebagai buatan Muhammmad Shallallahu ‘alaihi wasallam semata. Bagaimana mungkin Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam yang tak bisa menulis dan membaca sebelum diturunkannya Al-Quran, 1400 tahun yang lalu, tiba-tiba dapat berbicara soal materi dan gas yang membentuk dunia?”

Akhirnya, riset panjang ini menyebabkan Dr. Gary Miller tunduk menerima Islam sebagai agama yang benar.

Pesan Dr. Gary Miller kepada umat Muslim:

“Wahai ummat Islam, kalian tak mengetahui betapa Allah Subhanahu wa ta’ala telah melimpahkan kemuliaan kepada kalian, yang tak dimiliki oleh agama-agama lain. Untuk itu, bersyukurlah karena kalian telah menjadi muslim. Berpikirlah mendalam untuk mengungkap kebenaran-kebenaran yang indah dalam Al-Quran. Saya mempelajari Al-Quran secara mendalam, dan kitab inilah yang menyebabkanku mendapatkan hidayah Ilahi.” kata Miller.


Sumber :
http://www.zonasatunews.com/nasional/kisah-nyata-dr-gary-miller-misionaris-yang-akhirnya-masuk-islam/
https://www.portal-islam.id/2017/03/misionaris-kristen-dr-gary-miller.html

Apakah Nabi Muhammad adalah Pendusta atau Gila?

Salah satu cara mengetes kebenaran dari orang yang mengaku sebagai nabi adalah dengan menganalisis kehidupan orang tersebut. Jadi kita akan meneliti kehidupan Nabi Muhammad S.A.W.

Ada tiga kemungkinan dalam kasus ini:

KEMUNGKINAN PERTAMA adalah orang tersebut pembohong dan dia sengaja menipu orang. Layaknya seorang pembohong, seiring berjalannya waktu kebohongannya akan terlihat oleh orang lain, maka dari itu dia harus melakukan sesuatu untuk menutupi kebohongannya.

KEMUNGKINAN KEDUA adalah orang ini jujur dan benar-benar percaya bahwa dia menerima wahyu dari Tuhan, tapi dia berhalusinasi. Dia mungkin menderita semacam penyakit kejiwaan, tapi orang itu dengan jujur dan benar-benar percaya bahwa dia adalah utusan Tuhan, bukan bermaksud untuk menipu. Dan orang semacam ini juga akan terlihat kepribadian yang sebenarnya seiring berjalannya waktu.

KEMUNGKINAN KETIGA adalah tentu saja orang itu memang benar-benar menerima wahyu dari Tuhan.

Kita akan meneliti kehidupan Nabi Muhammad S.A.W. kemudian selanjutnya kita akan mulai membahas argumen dari musuh-musuh Islam tentang Nabi Muhammad.

Dan orang yang pertama kali menulis buku untuk menentang Islam adalah John dari Damaskus yang menulis sebuah buku untuk menentang Nabi Muhammad. Bahkan tulisan John dari Damaskus ini masih ada sampai sekarang.

John dari Damaskus menyatakan bahwa Nabi Muhammad hanya mengarang Islam, dia seorang pembohong, dan untuk menjelaskan informasi yang terkandung dalam ayat-ayat Al-Qur'an, John dari Damaskus mengatakan bahwa Nabi Muhammad mendapatkannya dari pendeta-pendeta yang ahli dalam bidang sejarah.

Namun, beberapa penulis modern telah melakukan pendekatan yang sama tapi mereka mengemukakan teori pertengahan yang kita sebut dengan "teori garis perak". Mereka mengatakan bahwa Muhammad S.A.W.-lah yang menciptakan Islam tapi tujuannya baik. Dia mengarangnya karena kaumnya sedang dalam kondisi buruk dan dia ingin melakukan perubahan terhadap kondisi itu, jadi dia memutuskan bahwa menyembah Tuhan yang hanya satu dan membuang penyembahan terhadap berhala adalah cara terbaik untuk melakukan perubahan.

Tapi hal ini masih meninggalkan pertanyaan tentang bagaimana mungkin Muhammad S.A.W. mendapatkan informasi yang terkandung dalam Alquran? Karena apabila Muhammad s.a.w adalah pengarangnya, dia pasti mendapatkan informasi ini dari suatu tempat.

Penulis lainnya melakukan pendekatan yang berbeda. Mereka menyelidiki kehidupan Nabi Muhammad dan mereka mengatakan bahwa segala yang dapat kita lihat tentang Nabi Muhammad dari karakternya, dari kepribadiannya yang dia tunjukkan kepada orang-orang di sekitarnya menunjukkan bahwa orang ini benar-benar percaya bahwa dia adalah utusan Tuhan karena dia tidak berperilaku dan tidak memiliki sifat layaknya seorang penipu.

Bahkan, dia dikenal di kalangan kaumnya karena sifat terpercaya dan kejujurannya. Bahkan julukan yang diberikan orang-orang Pagan Arab (Orang-orang Arab penyembah berhala) sebelum dia mengakui kenabiannya adalah Al-Amin yang berarti orang yang jujur dan dapat dipercaya. Dan karakteristik ini terus ditunjukkan Nabi Muhammad sepanjang hidupnya. Kita tidak menemukan kepribadian ganda atau tipu daya dalam kepribadiannya. Jadi mereka mengatakan “Tidak mungkin Nabi Muhammad seorang pembohong, dengan begitu kami percaya bahwa dia menderita penyakit jiwa yang membuatnya percaya bahwa dia adalah seorang nabi, meskipun dia adalah seorang yang jujur.”

Sekarang, yang membuatnya menarik adalah ketika kita membawa kedua penjelasan ini dalam kehidupan nabi Muhammad, maka kita akan menemukan masalah. Dan masalahnya adalah ketika kita membandingkannya satu sama lain, sebenarnya ini saling bertentangan satu sama lain.

Jadi ada tiga masalah disini: Apabila kita ingin mengatakan bahwa Nabi Muhammad adalah pembohong, maka kita harus bisa menjelaskan darimana informasi dalam Alqur’an berasal. Kita harus menjelaskan pengetahuan yang begitu menakjubkan tentang teologi, filosofi, hukum, agama, sejarah, ilmu pengetahuan, dan semuanya dijabarkan secara jelas di dalam ayat-ayat Al-Qur’an. Darimana pengetahuan dan informasi ini berasal? Mereka mengatakan bahwa Nabi Muhammad S.A.W belajar dari seseorang dan berbohong dengan mengatakan bahwa ini berasal dari Tuhan. Tapi pada kenyataannya Nabi Muhammad S.A.W. adalah orang yang jujur dan dapat dipercaya. Jadi dengan kata lain, mereka harus mengatakan di satu sisi bahwa dia pembohong, namun kepribadian Nabi Muhammad yang ditunjukkan di sepanjang hidupnya menunjukkan bahwa dia bukanlah tidak mungkin seorang pembohong.

Masalah kedua, mereka harus mengatakan bahwa dia sakit jiwa karena itulah satu-satunya cara mereka dapat menjelaskan kejujuran dan sifat dapat dipercaya yang ditunjukkan Nabi Muhammad di sepanjang hidupnya. Namun yang jadi masalah adalah, darimana informasi yang akurat dalam Quran tentang teologi, filosofi, hukum, agama, sejarah, ilmu pengetahuan, dan semuanya berasal apabila dia seorang gila? Apakah orang gila bisa menulis sebuah karya luar biasa seperti Quran? Bahkan orang-orang Arab di zaman itu terpukau dengan ayat-ayat Quran, mereka berbondong-bondong masuk Islam hanya dengan mendengarkan Quran.

Masalah ketiga, tentu saja seseorang tidak dapat menjadi pembohong dan menderita sakit jiwa pada saat yang bersamaan, kita hanya bisa memilih salah satunya, tapi mereka butuh keduanya (pembohong sekaligus sakit jiwa) untuk menjelaskan kehidupan nabi Muhammad.

Saya akan menjelaskannya lebih jauh. Jika anda sakit jiwa dan anda berpikir bahwa anda adalah utusan Tuhan, ketika seseorang bertanya pada anda, anda tak berpikir “Oh, biarkan aku berpikir dan bertanya dulu pada orang yang memberiku informasi" entah itu seorang rabbi, pendeta, atau pengajar. Kalian tidak akan melakukannya karena kalian berpikir bahwa Tuhan akan mewahyukannya pada kalian. Jadi seorang yang berhalusinasi tidak akan mencari informasi dari tempat lain karena dia percaya bahwa Tuhan akan menjelaskannya pada mereka. Jadi disini kita melihat ketidakmungkinan dari kedua hal ini dalam waktu bersamaan.

Tentu saja cara untuk menyelesaikan teori yang berkonflik ini adalah bahwa informasi dari Alqur’an yang berhubungan dengan teologi, filosofi, sejarah, dan ilmu pengetahuan, dan lain-lain ada karena pengetahuan ini berasal dari Tuhan. Dan kejujuran dan sifat terpercaya Nabi Muhammad ada karena dia memang utusan Tuhan. Faktanya, inilah cara yang paling masuk akal untuk menyelesaikan kedua teori yang bertentangan ini Yaitu dengan menyimpulkan bahwa Nabi Muhammad memang benar-benar utusan Tuhan.

Sekarang saya hanya ingin menggunakan tiga kejadian dalam kehidupan nabi Muhammad untuk membuktikannya. Tentu saja ada begitu banyak kejadian yang dapat kita gunakan untuk membuktikannya, bahkan saya menganjurkan anda untuk membaca sejarah kehidupan nabi Muhammad yang dapat dipercaya dan ditulis oleh seorang muslim. Saya yakin jika anda bersikap jujur dan tulus pada diri anda sendiri, maka anda akan percaya bahwa Muhammad S.A.W. benar-benar utusan Tuhan.

Saya ingin mengambil beberapa contoh. Contoh pertama yang ingin saya ambil adalah pada awal-awal masa Islam, ketika Nabi Muhammad mulai berdakwah. Dan pemimpin dari orang Arab Pagan (orang Arab penyembah berhala) mulai menyadari bahwa Nabi Muhammad akan terus berdakwah, bahkan makin banyak orang-orang yang menjadi muslim dari kalangan budak, wanita, dan kaum miskin karena merekalah orang-orang yang paling tertindas dalam kehidupan masyarakat Arab Pagan.

Jadi paman Nabi Muhammad yaitu Abu Jahal mulai melihat bahwa Islam mempunyai potensi untuk merusak keseluruhan struktur sosial dan status quo mereka. Jadi dia memberi penawaran kepada Nabi Muhammad. Dia berkata, “Jika yang kau inginkan dengan menyerukan orang-orang ke dalam agama Islam adalah untuk menjadi raja kami, maka kami akan menjadikanmu raja kami. Jika yang kau inginkan adalah uang, dengan begitu kami akan membuatmu menjadi orang terkaya di antara kami. Jika kau menginginkan wanita, siapapun wanita cantik yang anda inginkan dari suku Quraisy akan kami nikahkan denganmu. Dan jika kau menderita suatu penyakit jiwa dimana kau merasa ada roh yang merasukimu, maka kami akan memberikanmu berapapun uang yang dibutuhkan dan melakukan apapun yang kami bisa hingga kau sembuh dari penyakit ini."

Jadi jika kita memikirkan tentang tawaran ini, setiap tawaran yang bersifat duniawi ditawarkan disana. Jika Nabi Muhammad termotivasi oleh segala keinginan duniawi atau hasrat duniawi, pastinya dia telah menerima tawaran mereka dan merasa puas. Tapi apa jawaban Nabi Muhammad S.A.W.? Dalam salah satu buku sirat rasul disebutkan, “Wahai pamanku, jika kau memberikan matahari di tanganku dan bulan di tangan yang lainnya, aku tidak akan berhenti menyerukan pesan ini (menyerukan orang-orang ke dalam Islam).” Atau di lain waktu, dia berkata kepada pamannya, “Aku tidak dapat berhenti menyerukan pesan dalam agama ini, meskipun jika harus membawa obor ke matahari dan menyalakannya.” Jadi jelas, Nabi Muhammad tidak termotivasi oleh hasrat duniawi.

Dan sekali lagi kita harus mengajukan pertanyaan, apakah ini kelakuan seorang pendusta? Apakah ini kelakuan dari seorang yang sakit jiwa?

Dan kejadian lain yang ingin kami kisahkan adalah ketika Nabi Muhammad S.A.W. secara terang-terangan mulai memanggil orang-orang untuk masuk Islam. Sebuah hal yang luar biasa terjadi ketika dia berdiri di puncak sebuah bukit di Mekkah yang disebut bukit Saffar. Pada masa itu, bukit Saffar adalah tempat dimana seseorang akan pergi dan berdiri di puncak bukit ini dan berseru kepada orang-orang jika Mekkah sedang diserang, untuk memberi peringatan bahwa kota Mekkah dalam keadaan bahaya. Jadi Nabi Muhammad pergi ke puncak bukit ini dan mulai berseru memanggil orang-orang. Sehingga orang-orang dari setiap suku datang, dan jika pemimpin suatu suku tidak datang, maka mereka akan mengirim perwakilan.

Jadi ketika orang-orang telah berkumpul di hadapannya, Nabi Muhammad mulai menyebutkan nama suku-suku yang ada di Mekkah satu per satu “Wahai suku A dan B, wahai suku C dan D” Kemudian dia berkata “Aku telah datang untuk memperingatkanmu dari hukuman Tuhan yang sangat buruk.” Ketika salah satu paman Nabi Muhammad yang bernama Abu Lahab mendengarnya, dia mulai menghina Nabi, “Hai Muhammad, semoga wajahmu tertimbun pasir, inikah alasanmu membuang-buang waktu kami? Kami seharusnya telah mendapat uang di pasar dan kau membuang-buang waktu kami untuk mendengarkan ocehanmu ini?” Dan pada saat itu, sebuah ayat Al-Qur’an turun, yang berbunyi “Tabbat yada abi lahabiw watab...” makna dari ayat ini jika diterjemahkan kira-kira adalah “Wahai Abu Lahab dan istrimu, kalian berdua akan berada dalam api neraka karena kalian kafir.”

Abu Lahab adalah seseorang yang tidak menyetujui apapun yang nabi Muhammad S.A.W. katakan. Bahkan, ketika nabi Muhammad S.A.W. mencoba menyerukan orang-orang agar masuk Islam, Abu Lahab sering mengikutinya dari belakang dan berkata “Muhammad adalah pembohong, orang ini mencoba menyesatkanmu, jangan dengarkan perkataannya, akankah kau meninggalkan agama leluhurmu hanya karena ocehan Muhammad?”

Jadi setiap kali Nabi Muhammad S.A.W. mencoba untuk memanggil orang-orang kepada keindahan agama Islam yang benar ini, maka Abu Lahab menentangnya. Padahal Abu Lahab dapat menghancurkan Islam hanya dengan bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad adalah utusan-Nya. Kemudian dia dapat mengatakan “Aku seorang muslim sekarang, apa yang akan kau lakukan dengan ayat Al-Qur’an yang mengatakan aku akan mati dalam kekafiran dan berada dalam api neraka?” Nyatanya selama sepuluh tahun, ayat Alqur’an ini dan Abu Lahab hidup berdampingan tapi dia tidak pernah mengucapkan syahadat.

Akankah seorang pendusta bersikap seperti itu? Akankah seseorang yang mengarang-ngarang sesuatu mulai menyebarkan kebohongan dengan risiko yang begitu besar? Seseorang yang berbohong dan menipu akan sangat berhati-hati ketika memanipulasi sesuatu, tapi ayat dari Al-Qur’an ini menunjukkan kejujuran, ketulusan hati, dan kebenaran pesan Islam, yaitu untuk beriman kepada Allah dan Rasulnya atau kalian akan menerima azab dari Allah. Ketika Abu Lahab memprotes dan mulai menghina, maka ayat ini datang dari Allah kepada Nabi Muhammad. Jika anda hanya ingin menipu orang, saya rasa anda tidak akan melakukan hal ini, karena Abu Lahab bisa saja berpura-pura masuk Islam untuk mematahkan kebenaran ayat Al-Qur'an tersebut.

Jadi ketika kita melihat kehidupan dan ajaran Nabi Muhammad, kita tidak melihat karakteristik seorang penipu dan pembohong, tapi ketika kita meneliti Al-Qur’an, maka terkandung begitu banyak informasi-informasi yang menakjubkan, dan bahkan terdapat ayat-ayat yang menjelaskan fakta-fakta ilmiah yang baru saja ditemukan pada abad ini.

Sekarang ada satu lagi kejadian yang ingin saya sampaikan yang merupakan bukti yang kuat bahwa Nabi Muhammad pasti seorang utusan Allah. Dan ini terjadi beberapa tahun berikutnya ketika beliau berada di Madinah.

Nabi Muhammad S.A.W ingin mempunyai anak dan akhirnya dia dianugerahi seorang anak yang rupawan bernama Ibrahim. Tapi ketika Ibrahim baru berumur enam bulan, bayi ini meninggal di pelukan Nabi Muhammad. Pada hari yang sama, ada gerhana matahari terjadi. Bayangkanlah, anak Nabi Muhammad meninggal dan pada hari yang sama terjadi gerhana matahari!

Di zaman itu, orang-orang masih sangat percaya pada hal supernatural, sehingga mereka mulai keluar dari rumah-rumah mereka ketika mendengar kabar ini dan mereka menyaksikan gerhana matahari. Mereka berkata “Lihatlah, bahkan matahari menjadi gelap karena kematian anak Nabi Muhammad.”

Sekarang bayangkan, jika anda telah menghabiskan sekian tahun berbohong kepada orang-orang, mencoba menipu mereka atas nama Islam, tentu anda akan mengatakan, “Lihatlah, sudah kubilang pada kalian, ini adalah bukti dari Tuhan." Atau jika anda sakit jiwa anda akan mengatakan “Ya, inilah tanda dari Tuhan untuk menunjukkan bahwa aku adalah utusan-Nya.” Tapi apa yang Nabi Muhammad lakukan? Dia malah berkata pada mereka, “Ini hanyalah matahari dan bulan. Mereka terjadi karena kehendak Allah, proses alami yang telah Allah ciptakan. Gerhana matahari atau gerhana bulan tidak terjadi karena kematian atau kelahiran dari siapapun, jadi ketika kalian melihat ini, berdoalah kepada Allah.”

Apakah ini kata-kata dari orang yang sakit jiwa atau pembohong? Tentu tidak, inilah kata-kata dari orang yang sepenuhnya jujur, seorang utusan terakhir yang juga merupakan rasul penutup dari Tuhan, yang membawa petunjuk bagi umat manusia hingga hari kiamat.

Dan dari tulisan ini, semoga anda dapat meneliti dan membaca Al-Qur’an, belajar tentang kehidupan Nabi Muhammad, bersikap jujur, maka kami yakin bahwa anda akan menerima kenyataan bahwa tidak ada yang patut disembah kecuali Allah Sang Pencipta dan Nabi Muhammad S.A.W. adalah Rasul penutup dan terakhir dari Allah. Semoga rahmat Allah dilimpahkan pada anda dan semoga Dia menuntun kita ke dalam agama kebenaran.

Assalammualaikum wr. wb.


Sumber :
https://www.facebook.com/LampuIslam/posts/apakah-nabi-muhammad-adalah-pendusta-atau-orang-gilakemarin-saya-sudah-menerjema/941567712556497/

Friday, May 29, 2020

Belajar dan Masuk Islam dari Game Online

Pengalaman Perempuan Australia Belajar dan Masuk Islam dari Game Online


Perempuan Australia bernama Zahra Fielding tidak menyangka dirinya akan menemukan teman baru lewat sebuah permainan daring, apalagi kemudian menjadi seorang Muslim.

"Saya mengunduh game tersebut karena penasaran. Saya melihatnya di iklan Facebook, yang menurut saya kurang pada tempatnya," kata Zahra yang menganggap iklan tersebut cukup seksis.

'Game' yang Zahra unduh adalah 'Game of Sultans', yang merupakan simulasi 'role-playing' atau memainkan peran dalam sebuah kekaisaran.

Setelah mulai memainkan, ternyata menurutnya, 'game' tersebut tidak seksis seperti yang dijual di dalam iklan dan justru berdampak pada kehidupannya.

"Game ini hadir di momen terpenting kehidupan saya. Sebelumnya saya merasa kesepian dan tak punya arah. Saya tidak merasa bangga dengan karier, maupun kehidupan pribadi dan sudah lama melajang."

Dalam 'game' yang melibatkan kerjasama dalam kelompok untuk mengalahkan musuh, Zahra bergabung dalam kelompok yang berisi lima pemain perempuan dari Australia dan Asia.

"Dalam game ini, saya bertemu dengan sekelompok orang dari negara berbeda yang mungkin tidak akan pernah saya temui."


Khawatir akan dihakimi

Salah satu pemain dalam kelompok Zahra adalah Kim Assikin, seorang perempuan dari Singapura yang beragama Islam.

"Ketika kami mulai bertukar pesan, saya langsung merasa nyambung berbicara dengannya. Tidak tahu mengapa dan bagaimana, tapi kami betul-betul saling sahut-sahutan."

Kim awalnya sempat merasa tidak percaya diri ketika harus memasang fotonya di kelompok chat bernama Discord, yang terkenal di kalangan 'gamers', karena ia adalah satu-satunya pemain yang mengenakan hijab.

"Saya agak khawatir tentang bagaimana teman-teman saya dalam kelompok akan melihat saya, 'apakah mereka akan menghakimi saya karena agama saya'?" katanya.

Namun, akhirnya Kim memutuskan untuk jujur kepada anggota kelompoknya, yang selalu sedia menolongnya bila ada masalah.

"Saya baru kehilangan Ayah saya sebelum saya main game ini. Jadi berhubungan dengan mereka sedikit memberikan kedamaian, dan membantu mengalihkan perhatian saya," kata dia.

"Jadi, saya tidak mau membohongi mereka. Saya yakin mereka dapat menerima saya apa adanya."


'Saya pikir hijab adalah lambang penindasan'

Semakin Zahra dekat dengan Kim, semakin ia berani membicarakan topik keagamaan. Meski sebelumnya tidak beragama atau ateis, Zahra merasa pandangan tentang Islam telah terkontaminasi oleh pengalamannya di masa lalu.

"Satu-satunya hubungan saya dengan Islam adalah beberapa tahun lalu, ketika salah satu teman baik saya mulai berpacaran dengan pria Muslim Afghanistan," kata dia.

"Pada waktu itu, pria itu adalah Muslim yang taat, tapi sekarang saat saya sudah tahu banyak tentang kepercayaan Islam. Sebelumnya saya pikir dia seorang penindas atau sangat mengontrol."

Bagi Zahra, pengalaman temannya, yang saat itu mulai memakai hijab, serta penggambaran negatif agama Islam di media membuatnya memiliki prasangka buruk soal perempuan yang memakai hijab demi agama.

"Saya pikir hijab adalah lambang penindasan. Tapi saya tidak pernah punya kesempatan bertanya tentang ini kepada siapapun. Jadi, saya bertanya kepada Kim ... dan saya ternyata saya salah besar," kata dia.

"Ketika seorang perempuan mengenakan hijab, tujuannya agar orang mengenal mereka karena kepribadiannya, bukan karena penampilannya," kata Zahra.

"Ini sesuai dengan pandangan saya, dan sesuai dengan pola asuhan saya. Selama ini saya dihakimi berdasarkan penampilan fisik saya."


Berganti kepercayaan dari ateis menjadi Islam

Percakapan mengenai hijab berujung kepada pembicaraan soal kepercayaan Islam secara keseluruhan. Namun, Kim sempat merasa minder karena merasa pengalamannya tidak bisa mewakili seluruh umat Muslim.

"Ketika Zahra mulai bertanya kepada saya tentang Islam, saya sesungguhnya sangat takut," kata Kim sambil tertawa.

"Saya takut karena saya bukanlah sosok perempuan Muslim. Saya selalu berpikir saya adalah pemberontak."

Ketika kecil, Kim dipaksa untuk mengenakan hijab dan taat beribadah oleh ibunya. Ia dibesarkan dalam keluarga yang menerapkan banyak aturan dan sering dicari kesalahannya.

"Pertanyaan dari [Zahra] membuat saya merefleksikan diri, apakah saya sudah benar-benar cukup taat beragama," kata Kim.

Kim mengatakan merasa senang ketika Zahra bertanya soal kepercayaan yang sudah ia peluk sejak kecil itu. Diam-diam, ia berdoa kepada Tuhan, "Jika benar Zahra memang ditakdirkan untuk menemukan-Mu, mudahkanlah".

"Tapi tentu saja saya tidak mengucapkannya terang-terangan! Saya takut Zahra berbalik dan 'lari ketakutan'."


Menurut Zahra, Kim justru jauh dari sebutan pendakwah.

"Kim orangnya sangat tertutup. Malah kalau saya mau tahu informasi soal Islam darinya, saya harus aktif bertanya karena dia sadar tidak mau memaksakan kepercayaannya kepada saya," kata Zahra.

"Seandainya ada orang yang secara sengaja mengajak saya untuk masuk Islam, saya justru tidak akan pernah masuk Islam dan malah akan menolaknya."

'Apakah sopan kalau saya mulai memakai hijab?'
Setelah sekian lama mempelajari Islam, Zahra merasa semakin dekat dengan kepercayaan tersebut.

"Ini adalah perjalanan menyenangkan buat saya. Saya tidak tiba-tiba bilang, 'Halo teman-teman, saya akan menjadi Muslim sekarang," katanya.

"Langkah ini dimulai ketika suatu hari saya bertanya pada Kim, 'apakah sopan bila saya mulai memakai hijab? Saya ingin tahu bagaimana rasanya mengenakannya'."

Setelah beberapa kali mencoba, akhirnya Zahra semakin percaya diri untuk menutup rambut dan kepalanya di akhir pekan, dan lama kelamaan mengenakan sorban di tempat kerja.

"Awalnya tidak ada yang bertanya. Lalu, setelah beberapa hari, beberapa teman kerja mulai penasaran. Mereka bilang, 'apakah kamu salah potong rambut atau lagi menciptakan tren rambut terbaru?" kata Zahra sambil tertawa.

"Percakapannya berujung ringan. 'Ya, sebenarnya saya sedang mempelajari Islam dan tidak yakin apakah saya harus mulai mengenakan hijab atau tidak. Jadi saya sedang mencari jawabannya'," jawabnya kepada mereka.


Rencana menikah dan pindah ke Malaysia

Sejak awal tahun ini, Zahra mulai beribadah di masjid di Brisbane, bernama Kuraby Mosque dan mengucapkan kalimat syahadat, tanda berpindah agama ke Islam.

Ia adalah satu dari ribuan warga Barat yang pindah ke agama tersebut setiap tahunnya.

Zahra percaya semua orang sebetulnya lahir sebagai Muslim. Menurutnya, ia tidak mengganti agama, namun kembali ke agama tersebut.

"Saya memberitahu kepada teman Muslim yang membantu saya ketika mengucap kalimat syahadat bahwa saya tertarik untuk dijodohkan karena saya lelah disakiti dan ingin langsung bersuami saja," kata dia.

"Lalu ia membantu melengkapi profil saya dalam sebuah aplikasi pernikahan Muslim."

Seperti ketika Zahra bertemu teman barunya secara online, kali ini, ia juga sudah menemukan tunangan lewat teknologi online.

"Tunangan saya bertugas mengedit konten digital dalam sebuah organisasi [Muslim] di Kuala Lumpur. Dia bilang kalau dia sangat tertarik pada cerita saya dan ingin tahu proses saya menemukan Islam," kata dia.

"Setelah beberapa hari chatting, akhirnya saya pikir 'ok, saya ingin mencoba dan menjaga agar hubungan ini tetap halal. Bagaimana cara kita melakukannya kalau dia tinggal di Malaysia dan saya di Australia?'"

Hubungan halal yang dimaksudkan Zahra adalah hubungan menurut hukum Islam, di mana keluarga dari pasangan sudah harus saling bertemu untuk memastikan hubungan tersebut tidak dijalankan sembunyi-sembunyi.

Bagi Zahra dan pasangannya, jarak bukanlah kendala. Melalui panggilan video, mereka mengenalkan keluarga masing-masing.

Ketika penutupan perbatasan Australia nanti diangkat, Zahra berencana akan segera pindah ke Malaysia untuk menikah.

Kim mengatakan akan hadir dalam pernikahan Zahra dan "Insha Allah" siap bertemu dengan teman 'gamer' nya untuk pertama kali.


Sumber :
https://news.detik.com/abc-australia/d-5032369/pengalaman-perempuan-australia-belajar-dan-masuk-islam-dari-game-online

Tuesday, May 26, 2020

Silvia Romano Wanita Italia Mualaf saat Diculik 18 Bulan

Kisah Wanita Italia Diculik 18 Bulan, Saat Pulang Sudah Jadi Mualaf


Seorang wanita Italia yang diculik di Kenya saat bekerja sebagai sukarelawan telah dibebaskan dan kembali ke rumahnya. Namun saat pulang statusnya sudah berubah menjadi pemeluk agama Islam.

Daily Mail melaporkan wanita bernama Silvia Romano itu sebelum diculik bekerja sebagai sukarelawan untuk sebuah kelompok kemanusiaan asal Italia di Kenya. Dia diculik saat terjadi serangan oleh kelompok bersenjata di Kenya pada November 2018.

Silvia dibebaskan oleh para penculiknya di dekat ibukota Somalia, Mogadishu pada pekan kemarin. Dia tiba di negaranya dengan didampingi agen rahasia Italia. Saat tiba di Bandara Roma, wanita 25 tahun itu disambut tangis dan pelukan kedua orangtuanya. Kepulangannya juga disambut Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte.

PM Italia Giuseppe Conte mengatakan agen rahasia Italia bekerja keras agar Silvia bisa dibebaskan. Laporan yang beredar di Italia menyebutkan bahwa para penculik menyerahkannya ke kelompok ekstrimis Islam, Al-Shabab.

Silvia tiba di bandara dengan penampilan berbeda. Dia memakai hijab panjang berwarna hijau. Karena tengah pandemi Corona, dia juga memakai masker dan sarung tangan.

Silvia disebutkan menjadi mualaf saat diculik. Laporan NY Times mengatakan dia memeluk Islam secara sukarela dan mengganti namanya menjadi Aisha.

Namun sampai saat ini pihak keluarga atau pemerintah Italia belum mengonfirmasi mengenai informasi tersebut. Silvia sendiri akan menjalani pemeriksaan setelah dia bertemu lagi dengan keluarganya.


Sumber :
https://wolipop.detik.com/hijab-update/d-5025395/kisah-wanita-italia-diculik-18-bulan-saat-pulang-sudah-jadi-mualaf

Wednesday, May 6, 2020

Didi Kempot menjadi Mualaf


Mengenang Perjalanan Spiritual Didi Kempot, dari Mualaf hingga Belajar Mengaji

Dunia hiburan Indonesia kembali kehilangan sosok maestro terbaiknya. Didi Kempot dipanggil Yang Maha Kuasa. Didi Kempot meninggal pada Selasa (5/5) pukul 07.30 WIB di Rumah Sakit Kasih Ibu Solo.

The Godfather of Broken Heart menghembuskan napas terakhir pada usia 53 tahun. Kabar ini tentunya mengejutkan rekan dan para penggemarnya.

Semasa hidupnya Didi Kempot dikenal sebagai legendaris campursari. Sosoknya telah menciptakan banyak lagu. Nama Didi Kempot sudah puluhan tahun berkecimpung di dunia campursari. Beragam penghargaan telah ditorehkan dalam setiap karyanya. Sosok Didi Kempot kini menjadi dikenal luas di semua kalangan.

Sebelum meninggal beliau memang berada di puncak kariernya. Hampir semua kalangan mengenal sosoknya. Ia juga memiliki fans fanatik yang menyebut dirinya sadboy, sadgirl, dan sobat ambyar.

Didi Kempot semasa hidupnya dikenal sebagai seorang dermawan. Almarhum juga diketahui sebagai sosok religius. Didi Kempot memutuskan masuk Islam dan menjadi seorang mualaf pada tahun 1997 lalu.


Seorang Mualaf

Didi Kempot lahir dari keluarga seniman. Ayahnya, Ranto Edi Gudel, yang biasa disapa Mbah Ranto merupakan seorang pelawak. Kakak Didi Kempot yaitu Mamiek Prakoso, yang dikenal sebagai pentolan Srimulat.

Penyanyi yang memiliki nama lengkap Dionisius Prasetyo ini awalnya penganut Kristen. Pada tahun 1997 ia menikah dengan Yan Vellia, saat itu beliau memutuskan menjadi mualaf.


Belajar Mengaji

Beberapa bulan ini, Didi Kempot dekat dengan Gus Miftah. Melalui unggahan Instagram milik Gus Miftah, ia membagikan pembicaraannya dengan Didi Kempot. Gus Miftah mengungkapkan, Didi Kempot janji untuk mengaji ke pondoknya.

"Mas.. jenengan janji to mau Ngaji kepondok lagi Sebelum viral almarhum beserta isteri dan crew nya sering Ngaji kepondok. Sampai suatu saat beliau telp saya 'Terakhir kali Ngaji dan nyanyi bareng di resepsi nikahan gus @alamudin.dr kita bikin slogan: sobat ambyar vs santri ambyar, dan jenengan berbisik, besok ngaji ke pondok lagi ngeh," tulis Gus Miftah.


Bangun Masjid

Didi Kempot memang dikenal sebagai sosok yang baik dan dermawan. Semasa hidupnya, ia membangun masjid untuk istrinya di Ngawi. Hal ini diungkapkan oleh rekan mendiang Blontank Poer di akun Facebooknya.

"Buat yang masih meragukan siapa Mas Didi, beliau seorang muslim yang dermawan. Dia juga membangun masjid di Ngawi, sebagai hadiah kepada istrinya," tulis Blontank.


Ingin Umrohkan Keluarga

Beberapa bulan terakhir memang Didi Kempot dekat dan bergaul dengan para ustaz. Beliau dekat dengan Gus Miftah dan Gus Karim.

Didi Kempot memiliki cita-cita yang disampaikan kepada dua rekannya. Penyanyi kelahiran 1966 ini sering meminta doa untuk dapat memberangkatkan umroh seluruh keluarganya.


Sumber :
https://www.merdeka.com/sumut/mengenang-perjalanan-spiritual-didi-kempot-dari-mualaf-hingga-belajar-mengaji.html

Alasan Reza Rahadian Menjadi Mualaf

Reza Rahadian mengungkapkan transisi keyakinan yang ia alami dari Kristen ke Islam. Ada proses di balik keputusan Reza untuk berpindah agama...

Related Post