Sunday, April 26, 2020

5 Bukti Islam Agama Damai Beserta Dalilnya

Di dunia saat ini islam di dunia global bukan hanya dianggap sebagai agama yang membawakan keadilan dan kedamaian. Islam juga dianggap sebagai agama yang membawa radikalisme dan juga terorisme atau konflik dan perpecahan. Apalagi muncul juga berbagai pemahaman islamophobia yang menganggap islam adalah ajaran yang menakutkan.

Dalam fitrahnya, islam adalah agama yang membawakan pada keadilan, kedamaian, dan rahmat bagi semesta alam. Akan tetapi citra islam tersebut, terkadang dirusak oleh orang-orang yang membenci dan tidak suka islam berkembang.

Untuk menjawab hal tersebut, tentu saja islam harus menunjukkan bukti bahwa islam adalah agama yang rahmatan lil alamin, bukan membawa pada kerusakan dan perpecahan. Dalam hal ini, Al-Quran menjawab hal tersebut dalam ayat-ayat yang ada di dalamnya.


Ajaran Kedamaian Islam dalam Al-Quran

Ajaran kedamaian islam terdapat dalam Al-Quran. Dalam sejarah, Rasulullah tidak selalu melaksanakan perang jika bukan hal tersebut adalah satu-satunya jalan dan media untuk menyebarkan ajaran islam. Kedamaian dan juga keadilan adalah hal yang juga Rasulullah jalankan agar manusia semakin baik di dunia.

Berikut adalah ayat-ayat dalam Al-Quran sebagai bukti bahwa ajarna islam adalah ajaran yang membawakan kedamaian.


Condong Pada Kedamaian
“Dan jika mereka condong kepada perdamaian, maka condonglah kepadanya dan bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. “ (QS Al Anfal : 61)

D dalam ayat di atas ditunjukkan bahwa islam adalah ajaran yang condong pada kedamaian bukan justru memecah belah dan membuat konflik berkepanjangan. Untuk itu, seruan mengarah kepada kedamaian ini sebagai bagian manusia tunduk kepada aturan Allah dan bentuk ketaqwaan pada ajaran islam. Ajaran kedamaian ini tentu saja bisa juga dibuktikan dari bagaimana Nabi Muhammad setelah perang tidak lantas menghabiskan seluruh orang-orang kafir dan penduduk yang tidak bersalah.


Justru Rasulullah membangun dan memberikan kesejahteraan untuk membangun keadilan bagi masyarakat di sana, agar mencapai kesuksesan di Dunia Menurut Islam, Sukses Menurut Islam, Sukses Dunia Akhirat Menurut Islam dengan Cara Sukses Menurut Islam


Larangan Membunuh
“Barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan dimuka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya” (QS. Al Maidah: 32).

Di dalam islam, membunuh bukanlah perbuatan yang diperintahkan. Membunuh dalam islam tidak pernah dipandang baik kecuali dalam konteks menegakkan aturan karena kejahatan atau memang dalam konteks peperangan. Akan tetapi aturan membunuh tersebut juga tidak sembarangan dan sangat berhati-hati.

Islam tidak pernah mengajarkan untuk saling membunuh apalagi jika hanya karena aspek emosional belaka. Membunuh bagaimanapun juga adalah mengambil hak hidup bagi manusia. Sedangkan hidup ini lah yang perlu dipertanggungjawabkan seseorang kepada Allah.

Kedamaian islam tentu menjadi suatu yang prioritas ketimbang melakukan perang atau saling membunuh, sebagaimana yang disampaikan dalam ayat tersebut.


Orang Kafir yang Membenci Islam
“Mereka berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan- ucapan) mereka, dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahayaNya, walaupun orang-orang yang kafir tidak menyukai.” (QS. At Taubah: 32).

Di dalam ayat tersebut dapat kita lihat bahwa orang-orang kafir lah yang justru mencibir dan memaki islam. Artinya aspek kedamaian ini tidak dilakukan oleh musuh-musuh islam. Terbukti dalam ayat tersebut bukanlah islam yang melakukan olok-olokan atau ucapan-ucapan yang memancing konflik, melainkan orang-orang kafir yang melakukannya.

Kita juga bisa melihat bahwa di zaman dahulu ajakan perang bukan saja berasal dari ajaran islam. Orang-orang di luar islam bahkan bangsa-bangsa maju di zaman dahulu pun juga sudah menjadikan perang secara fisik sebagai media untuk berkuasa dan menyebarkan islam.

Di zaman ini tentu saja bentuk perang masih ada, namun tidak selalu menggunakan cara-cara fisik. Teknologi dan informasi adalah hal yang menjadi media perang yang juga bisa memecah belah kedamaian saat ini.


Menyerahkan Kepercayaan Pada Masing-Masing Manusia
“Katakanlah: Hai orang-orang kafir. Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku.” (QS Al Kafiruun)

Islam tidak pernah mengajarkan untuk memaksakan suatu keyakinan. Namun bukan berarti islam juga membenarkan seluruh agama. Dalam hal ini islam menyerahkan seluruh keyakinan dan pilihan pada manusia itu sendiri dan masing-masing akan mempertanggungjawabkannya kepada Allah SWT secara sendiri-sendiri.

Untuk itu, dalam menjaga perdamaian islam tidak membolehkan mencampur adukkan rukun iman, rukun islam, Iman dalam Islam, Hubungan Akhlak Dengan Iman Islam dan Ihsan, dan Hubungan Akhlak dengan Iman dengan aqidah agama lain atau bahkan menghina di antaranya. Maka yang ada adalah menghargai pilihan masing-masing tanpa harus mengikuti ajaran tersebut.


Menyampaikan Dakwah Bil Hikmah
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. “ (QS An Nahl : 125)

Ayat di atas juga menunjukkan bahwa islam adalah agama yang mengajarkan dakwah dengan bil hikmah. Islam mengajarkan agar dalam menyebarkan dan memberikan kesadaran pada manusia hendaknya menggunakan hikmah dan pelajaran yang baik. Tentu saja hal ini juga harus menggunakan bahasa yang baik juga dan menggugah kesadaran manusia.

Jikalaupun ada perdebatan atau sesuatu yang menjatuhkan islam, maka hendaklah pula dibantah dengan cara yang baik. Bantah-bantahan tentu saja harus dilakukan untuk menunjukkan kebenaran agar islam tidak selalu tertindas. Namun dengan catatan agar dengan cara yang baik agar kedamaian di masyarakat tetap terjaga.


Sumber :
https://dalamislam.com/dasar-islam/bukti-islam-agama-damai

Saturday, April 25, 2020

Ayat Alquran tentang Perdamaian

Selain Ali Imran yang Dikutip Putin, Ini Ayat Alquran tentang Perdamaian

Rabu, 18 Sep 2019 11:43 WIB

Selain Ali Imran 103, berikut ini 5 ayat Alquran tentang perdamaian:


1. Surah Al Hujurat ayat 13

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

"Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal."


2. Surah Al Hujurat ayat 9

وَإِنْ طَائِفَتَانِ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ اقْتَتَلُوا فَأَصْلِحُوا بَيْنَهُمَا ۖ فَإِنْ بَغَتْ إِحْدَاهُمَا عَلَى الْأُخْرَىٰ فَقَاتِلُوا الَّتِي تَبْغِي حَتَّىٰ تَفِيءَ إِلَىٰ أَمْرِ اللَّهِ ۚ فَإِنْ فَاءَتْ فَأَصْلِحُوا بَيْنَهُمَا بِالْعَدْلِ وَأَقْسِطُوا ۖ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَ

"Dan kalau ada dua golongan dari mereka yang beriman itu berperang hendaklah kamu damaikan antara keduanya! Tapi kalau yang satu melanggar perjanjian terhadap yang lain, hendaklah yang melanggar perjanjian itu kamu perangi sampai surut kembali pada perintah Allah. Kalau dia telah surut, damaikanlah antara keduanya menurut keadilan, dan hendaklah kamu berlaku adil; sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil."


3. Surah An-Nisaa ayat 114

لَا خَيْرَ فِي كَثِيرٍ مِنْ نَجْوَاهُمْ إِلَّا مَنْ أَمَرَ بِصَدَقَةٍ أَوْ مَعْرُوفٍ أَوْ إِصْلَاحٍ بَيْنَ النَّاسِ ۚ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَٰلِكَ ابْتِغَاءَ مَرْضَاتِ اللَّهِ فَسَوْفَ نُؤْتِيهِ أَجْرًا عَظِيمًا

"Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat ma'ruf, atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Dan barangsiapa yang berbuat demikian karena mencari keridhaan Allah, maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar."


4. Surah An-Nisaa ayat 90

إِلَّا الَّذِينَ يَصِلُونَ إِلَىٰ قَوْمٍ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَهُمْ مِيثَاقٌ أَوْ جَاءُوكُمْ حَصِرَتْ صُدُورُهُمْ أَنْ يُقَاتِلُوكُمْ أَوْ يُقَاتِلُوا قَوْمَهُمْ ۚ وَلَوْ شَاءَ اللَّهُ لَسَلَّطَهُمْ عَلَيْكُمْ فَلَقَاتَلُوكُمْ ۚ فَإِنِ اعْتَزَلُوكُمْ فَلَمْ يُقَاتِلُوكُمْ وَأَلْقَوْا إِلَيْكُمُ السَّلَمَ فَمَا جَعَلَ اللَّهُ لَكُمْ عَلَيْهِمْ سَبِيلًا

"Kecuali orang-orang yang meminta perlindungan kepada sesuatu kaum, yang antara kamu dan kaum itu telah ada perjanjian (damai) atau orang-orang yang datang kepada kamu sedang hati mereka merasa keberatan untuk memerangi kamu dan memerangi kaumnya. Kalau Allah menghendaki, tentu Dia memberi kekuasaan kepada mereka terhadap kamu, lalu pastilah mereka memerangimu. tetapi jika mereka membiarkan kamu, dan tidak memerangi kamu serta mengemukakan perdamaian kepadamu maka Allah tidak memberi jalan bagimu (untuk menawan dan membunuh) mereka."


5. Surah Al Anfal ayat 61

وَإِنْ جَنَحُوا لِلسَّلْمِ فَاجْنَحْ لَهَا وَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ ۚ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ

"Dan jika mereka condong kepada perdamaian, maka condonglah kepadanya dan bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."


Sumber :
https://news.detik.com/berita/d-4710982/selain-ali-imran-yang-dikutip-putin-ini-ayat-alquran-tentang-perdamaian

Friday, April 24, 2020

Putin mengutip Ayat Alquran tentang Perdamaian

Selain Ali Imran yang Dikutip Putin, Ini Ayat Alquran tentang Perdamaian

Rabu, 18 Sep 2019 11:43 WIB

Mengutip ayat 103 Surah Ali Imran, Presiden Rusia Vladimir Putin meminta dua pihak yang terlibat perang saudara di Yaman berdamai. Politikus yang lama berkarier di intelijen Uni Sovyet itu juga mengutip referensi lain dari ayat Alquran tentang Islam cinta damai, yaitu bagaimana tindakan kekerasan hanya diperbolehkan untuk membela diri.

Surah Ali Imran ayat 103 berbunyi;

وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا ۚ وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنْتُمْ عَلَىٰ شَفَا حُفْرَةٍ مِنَ النَّارِ فَأَنْقَذَكُمْ مِنْهَا ۗ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُون

Artinya: Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. (QS. Ali 'Imran [3]: 103)


Sumber :
https://news.detik.com/berita/d-4710982/selain-ali-imran-yang-dikutip-putin-ini-ayat-alquran-tentang-perdamaian

Saturday, April 11, 2020

Ustad Bangun Samudra (Albertus Christian)


Pastor Ini Masuk Islam Setelah Bandingkan “Ya Ayyuhal Ladzina Amanu” vs “Wahai Anak Domba”

Sejak kecil ia sekolah di sekolah Katolik. Mulai TK Katolik Kristus Raja, SD Katolik Santo Yohanes Gabriel, SMP Katolik Santo Stanilslaus, SMA Katolik Santa Maria, Sekolah Pastor Tingkat Menengah Santo Vincentius a Paulo, Sekolah Tingga Pastor Katolik Santo Giovanni, Magister Teologi Vatikan Roma.

Namun siapa sangka, setelah 35 tahun menempuh pendidikan Katolik dan menjadi seorang pastor, Allah justru memberikan hidayah kepadanya.

Ustadz Bangun Samudra, demikian nama muslim-nya sekarang. Ia masuk Islam setelah mempejari dan membandingkan antara Al Qur’an dan Alkitab. Antara Islam dan agamanya. Antara aqidah Islamiyah dengan dogma-dogma agama lamanya.

Salah satu yang menarik dan membuatnya berpikir mendalam adalah saat mempelajari Al Qur’an. Semula, ia mempelajari Al Qur’an untuk menentang dan menolaknya. Tapi ia justru terkesima saat mendapati di dalam Al Qur’an banyak panggilan mulia dari Allah untuk hambaNya.

Di surat An Nisa’ ayat 1 ada “yaa ayyuhan naas” (wahai manusia). Di surat Al Baqarah juga ada “yaa ayyuhan naas”

Yang lebih dalam lagi, dalam sekian banyak ayat Al Qur’an mendahului dengan panggilan “yaa ayyuhal ladziina aamanuu” (wahai orang-orang yang beriman).

“Panggilan-panggilan ini begitu memuliakan. Kita dipanggil sebagai manusia, bahkan kita dipanggil sebagai orang-orang beriman,” pikir Bangun Samudra.

Ia lantas membandingkan dengan kitabnya yang menyebut “wahai anak-anak domba.”

“Mengapa Tuhan kami memanggil kami sebagai anak domba yang dalam bahasa Jawa berarti wedhus? Benarkah ini panggilan dari Tuhan”

Panggilan dari kedua kitab itu adalah salah satu di antara sekian banyak hal yang menjadi dasar pemikiran mengapa ia akhirnya masuk Islam. Dengan kedalaman ilmu yang ia dapatkan sejak kecil hingga di Vatikan, Bangun Samudra akhirnya mengetahui bahwa Islam-lah yang benar. Al Qur’an-lah kitab suci yang benar-benar datang dari Tuhan tanpa diselewengkan atau dipalsukan manusia.


Sumber :
https://bersamadakwah.net/pastor-ini-masuk-islam-setelah-bandingkan-ya-ayyuhal-ladzina-amanu-vs-wahai-anak-domba/

Ustadz Yahya Waloni


Ini Sosok dan Biografi Ustadz Yahya Waloni, Mantan Pendeta dan Rektor UKI, Mualaf Tahun 2006

Nama Ustadz Yahya Waloni mendadak terkenal lantaran ceramahnya yang terang-terangan menyerang KH Ma’ruf Amin dan Muhammad Zainul Mahdi alias Tua Guru Bajang (TBG).

Dalam ceramahnya, dia mempelesetkan TGB menjadi ‘Tuan Guru Bajingan’ dan menyebut Kiai Ma’ruf sudah terlampau uzur dan akan mati.

Dalam video yang beredar, Yahya Waloni mengaku adalah seorang mantan pendeta dan mengklaim pernah menjabat Rektor UKI Papua.

Yahya bersama istrinya memeluk Islam secara sah pada hari Rabu, 11 Oktober 2006 pukul 12.00 Wita melalui tuntunan sekretaris Pimpinan Cabang Nahdlatul Ulama (NU) Tolitoli, Komarudin Sofa.

Setelah memeluk Islam, nama Yahya Yopie Waloni diganti dengan Muhammad Yahya dan nama istrinya Lusiana diganti dengan Mutmainnah.

Begitupun ketiga anaknya. Putri tertuanya Silvana diganti dengan nama Nur Hidayah, Sarah menjadi Siti Sarah, dan putra bungsunya Zakaria tetap menggunakan nama itu.

Seperti dikutip dari laman Izzatalislam, Yahya Waloni pernah menjabat Ketua Sekolah Tinggi Theologia Calvinis di Sorong tahun 2000-2004.

Saat itu juga ia sebagai pendeta dengan status sebagai pelayan umum dan terdaftar pada Badan Pengelola Am Sinode GKI di Tanah Papua, Wilayah VI Sorong-Kaimana.

Ia menetap di Sorong sejak tahun 1997 dan pindah ke Balikpapan pada tahun 2004 dan menjadi dosen di Universitas Balikpapan (Uniba) sampai tahun 2006.

Yahya menginjakkan kaki di kota Cengkeh, Tolitoli, tanggal 16 Agustus 2006.

Hari pertama Yahya pindah di Jalan Bangau itu, orang-orang berdatangan sambil membawa sumbangan. Ada yang menyumbang belanga, kompor, kasur, televisi, Alquran, gorden, dan kursi.

Mereka bersimpati karena Yahya Waloni sekeluarga saat pindah dari tempat tinggal pertamanya hanya pakaian di badan.

Rumah yang mereka tempati sebelumnya di Tanah Abang, Kelurahan Panasakan adalah fasilitas yang diperoleh atas bantuan gereja.

Sehingga, barang yang bukan miliknya ia tanggalkan semuanya.

Penataan interior rumah kos Yahya tampak apik. Di dinding ruang tamu tampak terpampang kaligrafi Ayat Kursi yang dibingkai dengan warna keemasan.

Di sisi lain, kaligrafi Allah-Muhammad juga terpampang. Di meja ruang tamu terdapat dua buah Alquran lengkap terjemahannya.

Di tengah meja itu, juga masih ada tiga toples kue lebaran.

“Rumah ini saya kontrak sementara. Saya sudah bayar Rp2,5 juta,” rinci Yahya Waloni.

Pria kelahiran Manado tahun 1970 ini mengaku sudah bisa melafalkan beberapa ayat setelah beberapa kali diajarkan mengaji oleh Komarudin Sofa.

Selain Komarudin, selama ini ia juga mendapat bimbingan dari ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Tolitoli, Yusuf Yamani.

“Hanya lima menit saya diajarkan, saya langsung paham. Surat Fatihah saya sudah hafal,” ujar Yahya.

Bertemu dengan Penjual Ikan Misterius

Yahya lahir dan dibesarkan di keluarga terdidik dan disiplin. Ayahnya seorang pensiunan tentara.

Ia pernah menjabat anggota DPRD di salah satu kabupaten baru di Sulawesi Utara.

Sebagai putra bungsu dari tujuh bersaudara, Yahya saat bujang termasuk salah seorang generasi yang nakal.

“Saya tidak perlu cerita masa lalu saya. Yang pasti saya juga dulu pernah nakal,” tukasnya.

Lantaran kenakalannya itulah, mungkin, beberapa bagian badannya terdapat bekas tato.

“Ini dulu bekas tato. Tapi semua sudah saya setrika,” katanya sambil menunjuk bekas-bekas tatonya itu.

Sebelum masuk Islam, beberapa hari sebelumnya Yahya mengaku sempat bertemu dengan seorang penjual ikan misterius di rumah lamanya, kompleks Tanah Abang, Kelurahan Panasakan, Tolitoli.

Pertemuannya dengan si penjual ikan berlangsung tiga kali berturut-turut. Dan anehnya lagi, jam pertemuannya dengan si penjual ikan itu, tidak pernah meleset dari pukul 09.45 Wita.

“Kepada saya, si penjual ikan itu mengaku namanya Sappo (dalam bahasa Bugis artinya sepupu). Dia juga panggil saya Sappo. Tapi dia baik sekali dengan saya,” cerita Yahya.

Setiap kali ketemu dengan si penjual ikan itu, Yahya mengaku berdialog panjang soal Islam.

Tapi Yahya mengaku aneh, karena si penjual ikan yang mengaku tidak lulus Sekolah Dasar (SD) tetapi begitu mahir dalam menceritakan soal Islam.

Pertemuan ketiga kalinya, lanjut Yahya, si penjual ikan itu sudah tampak lelah.

“Karena saya lihat sudah lelah, saya bilang, buka puasa saja. Tapi si penjual ikan itu tetap ngotot tidak mau buka puasanya,” cerita Yahya.

Sampai saat ini Yahya mengaku tidak pernah lagi bertemu dengan penjual ikan itu. Si penjual ikan mengaku dari Dusun Doyan, Desa Sandana, salah satu desa di sebelah utara kota Tolitoli.

Meski sudah beberapa orang yang mencarinya hingga ke Doyan, dengan ciri-ciri yang dijelaskan Yahya, tapi si penjual ikan itu tetap tidak ditemukan.

Konflik dengan Keluarga Hingga Dianggap Gila

Sejak pertemuannya dengan si penjual ikan itulah katanya, konflik internal keluarga Yahya dengan istrinya meruncing.

Istrinya, Lusiana tetap ngotot untuk tidak memeluk Islam. Ia tetap bertahan pada agama yang dianut sebelumnya.

“Malah saya dianggap sudah gila,” katanya.

Tidak lama setelah itu, kata Yahya, tepatnya 17 Ramadan 1427 Hijriah atau tanggal 10 Oktober sekitar pukul 23.00 Wita.

Saat itu, antara sadar dengan tidak, Yahya mengaku mimpi bertemu dengan seseorang yang berpakaian serba putih, duduk di atas kursi.

Sementara Yahya di lantai dengan posisi duduk bersila dan berhadap-hadapan dengan seseorang yang berpakaian serba putih itu.

“Saya dialog dengan bapak itu. Namanya, katanya Lailatulkadar,” ujar Yahya mengisahkan.

Setelah dari itu, Yahya kemudian berada di satu tempat yang dia sendiri tidak pernah melihat tempat itu sebelumnya.

Di tempat itulah, Yahya menengadah ke atas dan melihat ada pintu buka-tutup. Tidak lama berselang, dua perempuan masuk ke dalam.

Perempuan yang pertama masuk, tanpa hambatan apa-apa. Namun perempuan yang kedua, tersengat api panas.

“Setelah saya sadar dari mimpi itu, seluruh badan saya, mulai dari ujung kaki sampai kepala berkeringat. Saya seperti orang yang kena malaria. Saya sudah minum obat, tapi tidak ada perubahan. Tetap saja begitu,” cerita Yahya.

Sekitar dua jam dari peristiwa itu, di sebelah kamar, dia mendengar suara tangisan. Orang itu menangis terus seperti layaknya anak kecil.

Yahya yang masih dalam kondisi panas-dingin, menghampiri suara tangisan itu. Ternyata, yang menangis itu adalah istrinya, Lusiana.

“Saya kaget. Kenapa istri saya tiba-tiba menangis. Saya tanya kenapa menangis. Dia tidak menjawab, malah langsung memeluk saya,” tutur Yahya.

Ternyata tangisan istri Yahya itu mengandung arti yang luar biasa. Ia menangis karena mimpi yang diceritakan kepadanya, sama dengan apa yang dimimpikan Mutmainnah.

“Tadinya saya sudah hampir cerai dengan istri, karena dia tetap bertahan pada agama yang ia anut. Tapi karena mimpi itulah, malah akhirnya istri saya yang mengajak,” tandasnya.


Sumber :
https://pojoksatu.id/news/berita-nasional/2018/09/19/sosok-biografi-ustadz-yahya-waloni-mantan-pendeta-rektor-uki-mualaf-tahun-2006/5/

Ahmad Kainama (Agustinus Christover Kainama)


Ahmad Kainama, Peluk Islam Setelah Perdalam Alquran

Hidayah selalu datang kepada siapa saja yang terus berjuang mencari kebenaran. Seperti yang terjadi pada lelaki bernama Ahmad Kainama ini. Terlahir sebagai pemeluk agama Kristen yang taat, pria keturunan ambon ini memutuskan menjadi seorang muslim karena memperdalam Injil sebagai kecintaannya kepada Yesus.

“Saya jadi mualaf tahun 2009. Mengapa saya memilih Islam? karena saya ingin menjadi saksi bahwa saya adalah orang yang benar-benar mencintai Yesus. Ketika anda mencintai Rasulullah SAW dengan sungguh-sungguh, maka sesungguhnya engkau mencintai Yesus Kristus,” ujarnya kepada gomuslim, di Masjid Agung Sunda Kelapa, Jakarta, Sabtu (03/06/2017).

Lebih lanjut, ia mengatakan hal yang membuatnya berubah adalah setelah ia mempelajari Injil. Ia memahami bahwa Nabi Isa ternyata juga menjalankan puasa, shalat, disunat, wudhu, tahajud dan bersedekah. “Semua itu dilakukan pula oleh umat Islam,” ujarnya.

Setelah menjadi muslim, kehidupannya berubah. Ia merasa keyakinannya diuji karena tidak ada satu orang pun keluarganya yang menerima ia menjadi sorang muslim. Ia hidup sendiri, tanpa pekerjaan, tanpa uang, dan tanpa fasilitas selama ini yang ia miliki seperti mobil, dan baju-baju.

Sampai ia harus tinggal menumpang di Sekolah Legenda Wisata (Global Mandiri), Cibubur, dan ia tidur di studio musik. Namun ia tetap pada pendiriannya. Kemampuannya bermusik pun akhirnya malah membuat ia diterima menjadi pengajar di studio musik sekolah tersebut.

Meski keluarga semuanya memusuhi, fasilitas yang ia miliki hilang, tapi ia merasa bersyukur karena Allah telah memberikan hidayah dan kedamaian batin kepadanya. Ia beryukur telah terlahir kembali menjadi seorang muslim dan meyakini telah berada di jalan yang benar.

Tak butuh waktu lama bagi Ahmad Kainama untuk segera berdakwah selepas bersyahadat. Ia bahkan pernah menjadi Ketua Paguyuban Mualaf Masjid Agung Sundak Kelapa (MASK) dan telah mengislamkan ratusan orang.

Menurut Kainama, dakwah yang dilakukannya itu awalnya tak sengaja. Maksudnya, kepada lingkungan sekitar dan kerabatnya, ia coba menjelaskan mengapa menjadi Muslim. Dari penjelasan itu muncul diskusi yang akhirnya mendorong Kainama memaparkan mengapa Islam dipilihnya.

"Wah, selama diskusi itu tak jarang berakhir dengan lempar gelas. Ada juga yang menyambangi MASK mencari Kainama. Dipukuli atau diintimidasi sudah hal biasa," kata dia.

Kainama mengaku ia lebih memilih untuk berdakwah dikalangan non-Muslim lantaran itu mempermudahnya untuk memaparkan kebenaran Islam. Kalau berdakwah dikalangan Muslim, tentu mereka lebih tahu soal itu.  "Bukan bermaksud pilih-pilih, tapi saudara-saudara saya seiman tentu lebih pintar dari saya soal Islam," kata dia merendah.

Selama itu pula, Kainama tetap semangat, bahkan semakin bersemangat guna memaparkan kebenaran Islam. "Keputusan yang saya ambil sudah dipikirkan apapun konsekuensinya. Saya minta perlindungan kepada Allah, Alhamdulillah Dia melindungi saya," kata dia.

Ia mengatakan bahwa sesuatu kebenaran kalau disampaikan pasti ada beberapa orang yang tersinggung. “Saya curiga kalau orang tidak ada yang tersinggung. Itulah kenapa saya bersyukur ketika diundang saudara non muslim untuk ikut berdialog tentang yang dipercaya sebagai Tuhan,” katanya.

Sejak tahun 2012, ia dipercaya Masjid Agung Sunda Kelapa untuk mengisi kajian Kristologi setiap hari Sabtu. “Ini bukan wahana perbandingan agama Kristen dan Islam atau sebagainya. Ini adalah wahana untuk non Muslim. Tidap peduli apa pun agama dan negaranya. Untuk berdialog dengan non muslim. Dan Alhamdulillah saya sudah berkeliling ke seluruh Indonesia bersama mualaf senior. Termasuk di beberapa Negara. Seperti Bagladesh, New York, Texas,” paparnya.

Namun, menurutnya saat ini dakwah Islam di Indonesia menghadapi tantangan yang cukup berat. Karena banyak pendakwah itu hanya sekadar bicara, apalagi kalau sudah jadi artis.

“Harusnya pendakwah itu harus seorang yang militant. Harus punya senjata. Dakwah itu paling tidak ada satu ayat Allah yang disampaikan baik kepada yang muslim maupun non muslim,” tandasnya.


Lebih Dekat dengan Mantan Pendeta Agustinus Christover Kainama

Pendeta Agustinus Christovel Kainama, masuk Islam tahun 2009, bersamaan dengan  bulan suci Ramadhan. Keputusannya menjadi muslim, bukan karena mendengarkan lantunan dan mempelajari  Al-Quran, melainkan karena ia memperdalam Injil sebagai kecintaannya kepada Yesus.

Nyong Ambon ini  pernah belajar  Al-kitab di Sekolah Tinggi Theologi di menteng jakarta pusat, TNKH (tanakh, torah nevi'im ketubh'vim) biblical study di Haifa Palestina, Leiden Universitaat negeri Belanda (Theology Liturgy), dan kembali lagi ke TNKH (tanakh, torah nevi'im ketubh'vim) biblical study di Haifa, Palestina.

Semuanya atas biaya  Gereja Zebaot, Bogor, gereja di mana ia bertugas menjadi pendeta sejak tahun 2005  sampai menjadi orang sukses.

Apa yang membuat ia berubah?  Rupanya setelah ia mempelajari Injil. Dari situ ia memahami Nabi Isa ternyata juga menjalankan puasa, shalat, disunat, wudhu, tahajud dan bersedekah. “Semua itu dilakukan pula oleh umat Islam,” ujarnya. Saat sudah begitu dalam mengkaji Injil, ia malah memutuskan menjadi muslim karena apa yang dilakukan oleh Yesus.

Baginya itu adalah keputusan yang tepat. Apalagi sejak tahun 2000 pondasi keimanannya sebenarnya mulai runtuh lantaran ia memahami surat Yohanes 21 ayat 15 yang menjelaskan "sesudah sarapan, Yesus berkata kepada Petrus. Petrus apakah engkau mengasihi aku".

Pertanyaannya, apabila Yesus adalah Tuhan seharusnya Dia tidak makan, karena ia bukan manusia. Tapi dalam ayat tadi disebutkan Yesus makan. Akhirnya Kainama mengambil kesimpulan bahwa Yesus bukan Tuhan.

Tahun 2000 sampai 2010 ialah masa tersulit bagi Kainama. Ia mengalami tekanan batin karena harus menceritakan kebohongan kepada orang-orang ketika masih menjadi sorang pendeta.

Namun sejak keimanan goyah pada tahun 2000, ia belum berani menyatakan masuk  agama Islam. Ia merasa nyalinya masih kecil, ia tidak tahu harus berbuat apa karena selama ini kehidupannya dibiayai oleh Gereja.

Tapi penolakan batinnya begitu kuat.  "Pernah pada suatu kali, ketika saya ada perjalanan pekabaran Injil di Orchad, Singapura. Saat saya mau khotbah, tiba-tiba saya ketakutan, berkeringat dan gemetar dan kemudian saya memegang pinggir mimbar, sampai-sampai orang-orang yang menyaksikan mengatakan saya disentuh Roh Kudus," kenang Kainama. Padahal, sama sekali bukan. Ia ketakutan lantaran tak sanggup lagi melakukan kebohongan, sesuatu yang bertentangan dengan batinnya.

Atas petunjuk Allah, akhirnya keputusannya untuk memeluk Islam kian bulat. Ia mendatangi Masjid Agung Sunda Kelapa, Menteng Jakarta Pusat,  untuk membaca Syahadat dan menjadi mualaf.

Dalam buku hariannya tertulis  dia  masuk Islam  dan pertama kali membaca kalimat Syahadat pada tanggal 26 Agustus 2009, bertepatan dengan bulan suci Ramadhan, bertempat di Masjid Agung Sunda Kelapa, Menteng Jakarta Pusat.

Setelah menjadi muslim, kehidupannya berubah. Ia merasa keyakinannya diuji karena tidak ada satu orang pun keluarganya yang menerima ia menjadi sorang muslim. Ia hidup sendiri, lontang lantung  tanpa pekerjaan, tanpa uang, dan tanpa fasilitas yang selama ini  ia miliki seperti mobil, dan baju-baju.

Sampai ia harus tinggal menumpang di Sekolah Legenda Wisata (Global Mandiri), Cibubur, dan ia tidur di studio musik. Namun ia tetap pada pendiriannya. Kemampuannya bermusik pun akhirnya malah membuat ia diterima menjadi pengajar di studio musik sekolah tersebut.

Meski keluarga semuanya memusuhi, dan fasilitas yang ia miliki hilang, tapi ia merasa bersyukur karena Allah telah memberikan hidayah dan kedamaian batin kepadanya. Ia beryukur telah terlahir kembali menjadi seorang muslim dan meyakini telah berada di jalan yang benar.

Berjalan dari titik nol, setelah   menjadi seorang mualaf, tidak membuat Kainama menderita. Karena ada kekayaan lain yang luar biasa besarnya,  yakni dua  kalimat  Syahadat, pembuka jalan menuju kebenaran.

Bulan Ramadan nanti, Kainama genap sembilan tahun menjadi seorang muslim. Cukup banyak yang telah diperbuat. Menjadi  pembina Mualaf Masjid Agung Sunda Kelapa bersama. Kalau dulu dibimbing ketika  membaca kalimat Syahadat, sekarang berbalik Kainama yang membimbing  para mualaf membaca kalimat Syahadat.

Pernah suatu ketika Kaimana menuntun seorang muaalaf membaca kalimat Syahadat dengan menangis sesenggukan.

Dia bercerita seorang mualaf yang dibimbing membaca kalimat syahadad tadi,  bekas jemaatnya. Putra seorang yang cukup terpandang di Ambon.

Kebahagiaan Kainama kini mulai bersemi berkat dukungan istri dan putranya semata wayang. Dan keluarga yang dulunya memusuhi, kini mulai membuka pintunya, meskipun tetap pada rambu-rambu  "Lakum dinikum waliadin," agamamu agamamu, agamaku agamaku.

Pada musim haji tahun lalu, Agustinus Christover Kainama mendapat undangan khusus dari Raja Arab Saudi, untuk menuaikan ibadah haji.

Waktunya pun  semakin padat untuk berdakwah untuk kalangan remaja maupun dewasa  di beberapa daerah. Pekan lalu berceramah di kota Ambon, atas undangan Gubernur Assegaf.

Minggu 25 Maret 2018,  pkl 09.00- di DBL Arena Jl Ahmad Yani Surabaya , Kainama bersama Muhammad Zaenal Mazdi, Gubernur NTB,  akan menjadi nara sumber dalam  kajian aktual Alfalah  "Membangun keluarga Pejuang."

Esuknya Senin 26 Maret pagi.  Kainama akan berceramah di depan 1.600 siswa MAN I  Jombang. Kesempatan ini akan dimanfaatkan untuk berzirah ke Makam Gus Dur dan KH Hasyim Asy'ari di kompleks Ponpes Tebu Ireng Jombang.

" Allahu Akbar, segala puji bagimu Ya Allah," kata ustad Akhmad Kainama nengakhiri wawancara  yang berlangsung Rumah Sehat Masjid Agung Sunda Kelapa. Tempat para mualaf yang kini bejumlah sekitar 19.000 orang  meperdalam  agama Islam.


Sumber :
https://www.ngopibareng.id/timeline/lebih-dekat-dengan-mantan-pendeta-agustinus-christover-kainama-1251349
https://www.gomuslim.co.id/read/inspiratif/2017/06/11/4289/ahmad-kainama-peluk-islam-setelah-perdalam-alquran.html

Sumber foto :
http://muallafdunia.blogspot.com/2019/01/kainama-mantan-pendeta-yang-melepas.html

Alasan Reza Rahadian Menjadi Mualaf

Reza Rahadian mengungkapkan transisi keyakinan yang ia alami dari Kristen ke Islam. Ada proses di balik keputusan Reza untuk berpindah agama...

Related Post